Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Solidaritas Dunia: Imam Khamenei dan Panggilan Boikot Terhadap Penindasan Zionis Israel

Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, dalam pidatonya pada hari Rabu, 22 November 2023 kembali menyoroti pentingnya boikot terhadap rezim Zionis Israel di tengah tragedi genosida yang terjadi di Gaza. Dalam pidato yang penuh semangat ini, Ayatullah Khamenei dengan tegas mengajukan seruan agar negara-negara Muslim menghentikan ekspor minyak dan komoditas lainnya ke rezim Israel dan meminta penghentian segera atas serangan udara yang terus berlanjut di wilayah Gaza.

Imam Khamenei, yang telah menjadi pendukung utama kampanye boikot terhadap rezim Zionis, menggarisbawahi bahwa langkah-langkah boikot ini bukan hanya sebagai bentuk protes terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang tak terhitung jumlahnya oleh rezim Israel, tetapi juga sebagai tindakan konkret menuju pembebasan Palestina dan mengakhiri entitas yang dianggap tidak sah.

Dalam suasana yang penuh dengan kecaman terhadap kebijakan rezim Israel, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengecam keras serangan pengeboman yang telah menyebabkan kematian hampir 9.000 warga Gaza, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Pada hari Selasa (21/11/2023), pengeboman di sebuah kamp pengungsi di Gaza utara menyebabkan ratusan kematian dan memperburuk tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung.

Imam Khamenei menjelaskan bahwa ekonomi rezim Israel yang sangat tergantung pada perdagangan dan impor membuatnya rentan terhadap tekanan internasional. Sejak dimulainya perang di Gaza, ekonomi Israel telah terpukul dengan penutupan ladang gas alam utama, pembatalan sebagian besar penerbangan oleh maskapai penerbangan, dan kerusakan parah pada sektor pertanian.

Baca: Rahbar: Kekalahan Rezim Zionis di Gaza Adalah Sebuah Fakta!

Selain itu, investasi asing dalam industri teknologi Israel mengalami penurunan drastis seiring eskalasi konflik. Situasi ekonomi yang memburuk juga tercermin dalam penurunan nilai shekel, mata uang Israel, mencapai titik terendah dalam 14 tahun, dan penurunan sekitar 10% pada indeks saham utama selama tahun tersebut.

Michel Strawczynski, seorang ekonom dan profesor di Universitas Ibrani, memperingatkan bahwa ekonomi Israel dapat menyusut sebesar 15 persen pada kuartal terakhir tahun 2023, terutama karena dampak perang yang panjang dan potensi multi-front dengan kelompok perlawanan Palestina.

Selain mempertimbangkan dampak ekonomi, pidato tersebut juga mencatat pentingnya kampanye boikot terhadap produk dan perusahaan Israel. Data dari basis data COMTRADE PBB menunjukkan bahwa Amerika Serikat adalah negara pengimpor terbesar produk Israel, menyusul oleh Tiongkok, India, Inggris, dan sejumlah negara Eropa. Sejumlah besar ekspor Israel terkait dengan berlian, minyak bumi, peralatan medis, dan alat pengukur lainnya.

Ayatullah Khamenei menyebutkan beberapa perusahaan yang menjadi sasaran kampanye boikot, termasuk Siemens, Hewlett Packard, AXA Divest, Puma, Starbucks, McDonald’s, dan banyak lagi. Kampanye ini mengutamakan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia atau memiliki keterkaitan erat dengan rezim Israel.

Peran utama gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) juga diakui dalam pidato tersebut. Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa gerakan ini memiliki dampak ekonomi yang signifikan terhadap Israel dan telah memobilisasi masyarakat internasional untuk mendukung kampanye boikot terhadap perusahaan dan produk Israel yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia.

Pidato tersebut memperingatkan tentang fenomena lobi pro-Israel yang mencoba menghentikan gerakan boikot dengan kampanye kotor terhadap aktivis BDS dan upaya-upaya untuk mendorong undang-undang anti-BDS di berbagai negara Barat. Dalam konteks ini, pidato tersebut menyuarakan perlunya para aktivis membuka mata terhadap ancaman-ancaman ini dan menginformasikan para politisi dan partai-pro Palestina tentang urgensi kampanye boikot ini.

Baca: Buah dari liberalisme: Mendukung Kejahatan Zionis

Dalam konteks eskalasi baru di Gaza, gerakan BDS mengeluarkan peringatan aksi mendesak, memanggil mobilisasi global untuk menghentikan genosida di Gaza. Gerakan ini mendorong untuk terus menekan pemerintah, meningkatkan kampanye BDS, dan mendesak Pengadilan Pidana Internasional untuk mengambil tindakan.

Dalam suasana meningkatnya kesadaran global terhadap konflik di Palestina, pidato tersebut menggarisbawahi bahwa potensi perluasan kampanye boikot sangat besar. Prototipe protes massal baru-baru ini di negara-negara mitra dagang utama Israel dan reaksi positif dari opini publik menunjukkan bahwa masyarakat bersedia berpartisipasi dalam kampanye boikot anti-Israel, terutama dengan meningkatnya kesadaran akan genosida dan pembersihan etnis yang dilakukan oleh rezim Zionis di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.

Pidato tersebut juga menyoroti bahwa peran utama BDS sebagai gerakan damai pro-Palestina diambil dari inspirasi perjuangan anti-apartheid Afrika Selatan dan gerakan hak-hak sipil Amerika Serikat. Pidato tersebut menegaskan pentingnya terus mendukung gerakan BDS sebagai alat efektif untuk menekan tuntutan internasional terhadap penindasan rezim Zionis Israel terhadap warga Palestina.

Sumber: Press.tv

No comments

LEAVE A COMMENT