Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Apakah Definisi Sahabat Menurut Madrasah Ahlulbait? (Bagian 2/2)

Kemudian dijelaskan, “Mereka masih tetap murtad setelah engkau tinggalkan mereka”[1]

Dalam riwayat yang lain, “Aku menolak sekelompok manusia dari sahabatku di al-Haudh, sehingga aku mengetahui mereka telah berpaling setelahku. (Baca sebelumnya: Apakah Definisi Sahabat Menurut Madrasah Ahlulbait? Bag. 1)

Aku berkata, “Mereka adalah sahabatku”

Dijawab, “Engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan sepeninggalmu.”[2]

Standar Mukmin dan Munafiq

Meskipun di kalangan sahabat terdapat orang-orang munafiq yang tidak diketahui kecuali oleh Allah, namun Nabi Muhammad telah diberitahu bahwa tidak mencintai Ali kecuali ia seorang mukmin dan tidaklah membenci beliau kecuali ia seorang munafiq.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ali as, Ummul Mukminin Ummu Salamah, Abdullah bin Abbas dan Abu Dzar al-Giffari dan Anas bin Malik serta ‘Imaran bin Hashin. Masalah ini meruapakan masalah yang telah tersebar luas dan populer pada zaman Rasulallah SAW:

Abu Dzar berkata, “Kami tidak mengetahui orang-orang munafiq kecuali dengan pembohongan terhadap Allah dan Rasul-Nya, meninggalkan shalat dan kebencian kepada Ali bin Abi Thalib”.[3]

Abu Said al-Khudri berkata, “Kami mengetahui dengan pasti orang-orang munafiq –kami kaum Anshar- lewat kebencian mereka terhadap Ali bin Abi Thalib.”[4]

Abdullah bin Abbas berkata, “Kami mengetahui orang-orang munafiq pada zaman Rasul SAW lewat kebencian mereka terhadap Ali bin Abi Thalib.”[5]

Jabir bin Abdullah al-Anshari berkata, “Kami mengetahui orang-orang munafiq hanya dengan kebencian terhadap Ali bin Thalib.”[6]

Seluruh riwayat di atas dan juga sabda Rasul SAW berkenaan dengan hak Imam Ali as, “Ya Allah tolonglah orang yang menolongnya dan musuhilah orang yang memusuhiya.”[7]

Mereka dengan kritis mengambil ajaran-ajaran agama mereka dari para sahabat yang memusuhi Ali dan yang tidak berwilayah kepadanya, dengan tujuan menghindar dari para sahabat munafiq yang tidak diketahui kecuali oleh Allah.[*]

_

Referensi:

[1] Shahih Bukhari, Kitabut Tafsir, tafsir surat al-Maidah, bab Wa kuntu alayhim syahîdan mâ dumtu fîhim falammâ tawaffaytani, dan kitab Al-Anbiyaa, bab Ittakhadallahu Ibrahima Khalila. At-Turmudzi bab Sifatul Qiyamah, bab Maa Jaa fii Syanil Hasyr, dan tafsir surat Thaha.

[2] Shahih Bukhari, Bab Mâ Jâ îil Haudh, 4/95, dan rujuk kitab al-Fitan, bab kandungan firman Allah Ta’ala “wattatquu fitnatan lâ tushibanna ….” Al-Anfal, 25. Ibn Majah, kitab al-Manasik, bab al-Khutbah Yaumal Nahr, juz 5830. Musnad Ahmad, 1/453 & 3/28, 5/48.

[3] Mustadrak Ash-Shahihayn, 3/129, Kanzul Ummal 15/91.

[4] Shahih at-Turmudzi, 13/167 dan Hilliyah Abi Na’im, 6/284.

[5] Dalam Tarikh Baghdad, 3/153. Dia berkata, “Mereka berada di sekitar Ibn Mas’ud, kemudian Ibn Abbas membacakan ayat, “tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin)” al-Fath, 29. Ia berkomentar, “Itu adalah Ali bin Abi Thalib” kemudian ia berkata, “Kami mengetahui kejadian/hadisnya”.

[6] al-Istiaab, 2/464, ar-Riyadhun Nushrah, 2/284. dalam Tarikh ad-Dzahabi, 2/198 dengan redaksi, “Kami tidak mengetahui kaum munafiq umat ini”. Dalam Majmauj Jawaid, 9/133, dengan redaksi, “Kami tidak mengetahui kaum munafiq Anshar...”

[7] Sunan At-Turmudzi, 13/165, bab Manaqib ‘Alî & Sunan Ibn Majah, bab Fadhlu ‘Alî, hadis no. 116 & Khashaish an-Nisai, hal., 4 & 30 & Musnad Ahmad, 1/84&88/118/119/152/33/ & 4/681 & 368, 37 & 372 & 5/307 & 347 & 350 & 358 & 361 & 366 & 419 & 568 & Mustadrak ash-Shahihayn, 6/129 & 3/9, dan Arriyadu An-Nushrah 2/222-225 & Tarikh Bagdad 7/377 & 8/290 & 12/343, dan berbagai sumber lainnya.

 

Baca: Apa Dalil bahwa Ahlul Bait tidak Mencakup Istri-Istri Nabi saw?

 

 

No comments

LEAVE A COMMENT