Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Ayat Al-Qur’an untuk Imam Husain as

Allah Swt berfirman, “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan rida dan diridhai.” (QS. al-Fajr: 27-28)

Imam Jakfar Shadiq as. berkata, “Jiwa yang tenang adalah Imam Husain as.” [Tafsir Qummi, 2/22; Nuruts-Tsaqalain, 5/577; Biharul-Anwar, 24/50, dan juz 4/219]

Pada hadis lain, Imam Jakfar juga menyebutkan, “Surah al-Fajr adalah surah Imam Husain as.” [Tafsir Burhan, 5/658]

Allah Swt berfirman, “Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, namun janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh.” (QS. al-Isra: 33)

Orang terzalimi yang dimaksud di sini adalah Imam Husain as. [Kanzud-Daqayiq, 7/402]

Baca: Muharram: Parade Kepala Suci dan Para Tawanan Keluarga Imam Husein

Dalam Doa Ziarah, mutlak Imam Husain as. disebutkan, “Ya Allah, aku menuntut balas atas darah yang terzalimi.” [al-Mazar al-Kubra, hal. 386]

Imam Husain as. telah menerima banyak kezaliman, dan orang yang akan menuntut balas atas darahnya ialah Imam Mahdi as. [al-Mahajjah, hal. 127]

Pada ayat yang berbunyi, “Dan Kami tebus ia dengan sembelihan yang agung,” terdapat riwayat yang mengatakan bahwa pada makna batin ayat tersebut terdapat Imam Husain as. [Tafsir Shafi, 4/279]

Allah Swt berfirman, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang tua, ibu-bapaknya. Ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdoa, ‘Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal saleh yang Engkau ridai. Perbaikilah anak cucuku bagiku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. al-Ahqaf: 15)

Dalam kitab Ushulul-Kafi terdapat sebuah hadis yang berasal dari Imam Jakfar Shadiq as., dengan sanad yang dipercaya, yang menyebutkan bahwa pada saat Sayidah Fathimah Zahra as. mengandung Husain as., Jibril as turun memberi kabar kepada Rasulullah Saw, kelak umatmu akan membunuh Husain. Rasulullah Saw menyampaikan apa yang dikatakan Jibril kepada Sayidah Fathimah as. Sayidah Fathimah berkata, “Apa pentingnya anak ini?” Jibril kembali datang kepada Rasulullah Saw memberi kabar bahwa para imam akan berasal dari anak ini. Mendengar itu, Sayidah Fathimah as merasa puas. [Ushulul-Kafi, 1/464]

Ungkapan ayat, “ibunya mengandungnya dengan susah payah” memberi isyarat kepada saat-saat Sayidah Fathimah mendengar bahwa putranya akan terbunuh, sehingga amat berat baginya dalam mengandung dan melahirkannya.

Adapun ungkapan, “sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun” adalah memberi isyarat kepada ibadah Imam Husain as ketika berumur 40 tahun. Mungkin merupakan puncak ibadahnya di mana dalam semalam, ia mengerjakan 1000 rakaat salat. Ungkapan ayat, “tiga puluh bulan” menunjukkan bahwa Imam Husain lahir ketika berusia 6 bulan dalam perut ibunya. Tidak ada bayi yang lahir 6 bulan kecuali Imam Husain dan Nabi Yahya as.

Baca: Komitmen Para Sahabat Imam Husein a.s. di Malam Asyura

Ungkapan, “perbaikilah anak cucuku bagiku” adalah memberi isyarat kepada anak cucu Imam Husain as.

Ahmad bin Ishak tatkala datang ke hadapan Imam Mahdi as., ia menanyakan tafsir dari huruf-huruf Kaf Ha Ya ‘Ain Shad. Imam Mahdi as menjawab, “Kaf-nya adalah Karbala, Ha-nya adalah halak (terbunuhnya keluarga Nabi Saw), Ya-nya adalah Yazid, pembunuh Imam Husain as, ‘Ain-nya adalah ‘athsy (hausnya Imam Husain as), dan huruf Shad-nya adalah shabr (kesabaran Imam Husain).” [Nafsul-Mahmum, hal. 12]

*Disadur dari buku Megtragedi – Syeikh Rais Kermani

No comments

LEAVE A COMMENT