Sakaratul maut adalah salah satu momen yang menjadi pembuka alam barzakh. Saat nyawa diminta kembali oleh Sang Pemilik. Berdasarkan beberapa riwayat, saat itu merupakan saat yang sangat penting. Di situlah dihadirkan semua yang menjadi keyakinan dan yang merongrongnya. Menurut Fakhr Al-Muhaqiqqin : “Barangsiapa ingin selamat dari godaan setan di saat menyongsong kematian, hendaklah ia mendatangkan dalil-dalil keimanan serta dasar-dasar ajaran Islam dengan argumen-argumen yang tangguh dan jiwa yang bening dan bersih”.
Doa adilah, adalah doa yang dibaca untuk menghadirkan keyakinan keyakinan tersebut. Doa ini sangat bermanfaat untuk menyertai saat sakaratul maut dan menolak kekufuran di saat itu. Dengan itu diharapkan matinya menjadi mati yang husnul khatimah.
Adapun doanya sebagai berikut :
شَهِدَ اللهُ اَنَّهُ لا اِلـهَ اِلاّ هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَاُولُوا الْعِلْمِ قآئِماً بِالْقِسْطِ لا اِلـهَ اِلاّ هُوَ الْعَزيزُ الْحَكيمُ، اِنَّ الدّينَ عِنْدَ اللهِ الاِسْلامُ، وَاَنَا الْعَبْدُ الضَّعيفٌ الْمُذْنِبُ الْعاصِىُ الْمُحْتاجُ الْحَقيرُ،
Dengan asma Allah Yang Mahakasih dan Mahasayang, Ya Allah sampaikan sholawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad.
Allah telah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Dia, malaikat dan para pemilik ilmu telah melaksanakan keadilan, tiada tuhan kecuali Dia, Yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana, hanya Islam sebagai agama di sisi Allah. Dan aku hamba yang lemah, pendosa, pembuat maksiat, yang butuh, dan yang hina.
اَشْهَدُ لِمُنْعِمى وَخالِقى وَرازِقى وَمُكْرِمى كَما شَهِدَ لِذاتِهِ وَشَهِدَتْ لَهُ الْمَلائِكَةُ وَاُولُو الْعِلْمِ مِنْ عِبادِهِ بِاَنَّهُ لا اِلـهَ اِلاّ هُوَ ذُو النِّعَمِ وَالاِْحْسانِ وَالْكَرَمِ وَالاِْمْتِنانِ، قادِرٌ اَزَلِىٌّ، عالِمٌ اَبَدِىٌّ، حَىٌّ اَحَدِىٌّ، مَوْجُودٌ سَرْمَدِىٌّ، سَميعٌ بَصيرٌ مُريدٌ كُارِهٌ مُدْرِكٌ صَمَدِىٌّ، يَسْتَحِقُّ هذِهِ الصِّفات وَهُوَ عَلى ما هُوَ عَلَيْهَ فى عِزِّ صِفاتِهِ، كانَ قَوِيّاً قَبْلَ وُجُودِ الْقُدْرَةِ وَالْقُوَّةَ، وَكانَ عَليماً قَبْلَ ايجادِ الْعِلْمِ وَالْعِلَّةِ، لَمْ يَزَلْ سُلْطاناً اِذْ لا مَمْلَكَةَ وَلا مالَ، وَلَمْ يَزَلْ سُبْحاناً عَلى جَميعِ الاَْحْوالِ
Aku bersaksi pada Pemberi nikmatku, Penciptaku, Pemberi rizkiku, dan Yang memuliakanku, sebagaimana Dia bersaksi bagi dirinya sendiri, dan malaikat, para pemilik ilmu dari hambanya yang telah bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Dia, Pemilik nikmat-nikmat dan kebaikan-kebaikan, keder-mawanan dan karunia, Yang Kuasa azali, Yang Pengetahu Abadi, Yang Hidup Satu, Yang Ada selama-lamanya, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berkehendak, Maha Pencegah, Maha Penggapai, Maha Tempat bersandar. Yang berhak memiliki sifat-sifat ini, dan Ia seperti apa adanya dengan kemuliaan sifat-sifat-Nya, Dia kuat sebelum adanya kekuasaan dan kekuatan, Dia Mengetahui sebelum diciptakannya ilmu dan sebab, senatiasa Penguasa walau tidak ada kekuasaan dan harta, senantiasa Suci pada seluruh keadaan.
وُجُودُهُ قَبْلَ الْقَبْلِ فى اَزَلِ الاْزالِ وَبَقآؤُهُ بَعْدَ الْبَعْدِ مِنْ غَيْرِ اِنْتِقال وَلا زَوال، غَنِىٌّ فِى الاَوَّلِ وَالاْخِرِ، مُسْتَغْن فِى الْباطِنِ وَالظّاهِرِ، لا جَوْرَ فى قَضِيَّتِهِ وَلا مَيْلَ فى مَشِيَّتِهِ، وَلا ظُلْمَ فى تَقْديرِهِ وَلا مَهْرَبَ مِنْ حُكُومَتِهِ، وَلا مَلْجَاَ مِنْ سَطَواتِهِ وَلا مَنْجا مِنْ نَقِماتِهِ،
Adanya, sebelumnya sebelum pada akhirnya akhir, ketetapannya setelahnya setelah tanpa berpindah dan sirna Maha Kaya di awal dan di akhir, tidak butuh dalam batin dan dhahir tidak ada kezaliman pada putusan-Nya, tiada kecondongan pada kehendak-Nya, tiada kezaliman pada takdir-Nya, tiada tempat lari dari hukuman-Nya, tiada tempat berlindung dari kekuasaan- Nya, tiada selamat dari siksa-Nya.
سَبَقَتْ رَحْمَتُهُ غَضَبَهُ وَلا يَفُوتُهُ اَحَدٌ اِذا طَلَبَهُ، اَزاحَ الْعِلَلَ فِى التَّكْليفِ وَسَوَّى التَّوْفيقَ بَيْنَ الضَّعيفِ وَالشَّريفِ، مَكَّنَ اَدآءَ الْمَاْمُورِ وَسَهَّلَ سَبيلَ اجْتِنابِ الْمحْظُورِ، لَمْ يُكَلِّفِ الطّاعَةَ اِلاّ دُوْنَ الْوُسْعِ والطّاقَةِ، سُبْحانَهُ ما اَبْيَنَ كَرَمَهُ وَاَعْلى شَأنَهُ، سُبْحانَهُ ما اَجَلَّ نَيْلَهُ وَاَعْظَمَ اِحْسانَهُ،
Rahmat-Nya mendahului marah-Nya tiada melewat- kan seorang pun yang memintanya, mengangkat sebab- sebab pada kewajiban, dan menyamakan taufik bagi si lemah dan si mulia, memungkinkan pelaksanaan perintah-Nya, memudahkan jalan untuk menjauhkan larangan-Nya, tidak mewajibkan kecuali memberi keluasan dan kekuatan. Maha Suci Dia, betapa jelasnya kemurahan-Nya, Betapa tingginya urusan-Nya, Maha Suci Dia, alangkah mulianya yang dihasilkan-Nya, alangkah agungnya kebaikan-Nya,
بَعَثَ الاْنْبِيآءَ لِيُبَيِّنَ عَدْلَهُ وَنَصَبَ الاوْصِيآءَ لِيُظْهِرَ طَوْلَهُ وَفَضْلَهُ، وَجَعَلَنا مِنْ اُمَّةِ سَيِّدِ الاَنْبِيآءِ وَخَيْرِ الاَوْلِيآءِ وَاَفْضَلِ الاَصْفِيآءِ وَاَعْلَى الاَزْكِيآءِ مُحَمَّد صلى الله عليه وآله وسلم، امَنّا ازلي وَبِما دَعانا اِلَيْهِ وَبِالْقُرْآنِ الَّذى اَنْزَلَهُ عَلَيْهِ وَبِوَصِيِّهِ الَّذى نَصَبَهُ يَوْمَ الْغَديرِ وَاَشارِ بِقَوْلِهِ هذا عَلِىٌّ اِلَيْهِ،
Dia mengutus para nabi untuk menerangkan keadilan-Nya, menobatkan para wasi untuk menampakkan kekuasaan-Nya dan kemurahannya dan Dia menjadikan kita sebagai umat bagi pemimpin para nabi, paling baiknya para wali, paling mulianya para sufi, paling tingginya para orang suci, Muhammad saw kami beriman padanya dan apa yang diserunya kepada kami, dan Al-Quran yang diturunkan padanya, Pada wasinya yang dinobatkan pada hari Ghadir, dan mengisyaratkan dengan sabdanya ; ‘Inilah Ali’.
وَاَشْهَدُ اَنَّ الاَئِمَّةَ الاَبْرارَ وَالْخُلَفآءَ الاَخْيارَ بَعْدَ الرَّسُولِ الَمخْتارِ، عَلِىٌّ قامِعُ الْكُفّارِ وَمِنْ بَعْدِهِ سَيِّدُ اَوْلادِهِ الْحَسَنُ بْنُ عَلِىٍّ ثُمَّ اَخُوُه السِّبْطُ التّابِعُ لِمَرْضاتِ اللهِ الْحُسَيْنُ، ثُمَّ الْعابِدُ عَلِىٌّ، ثُمَّ الْباقِرُ مُحَمَّدٌ، ثُمَّ الصّادِقُ جَعْفَرٌ، ثُمَّ الْكاظِمُ مُوسى، ثُمَّ الرِّضا عَلِىٌّ، ثُمَّ التَّقِىُّ مُحَمَّدٌ، ثُمَّ النَّقِىُّ عَلِىٌّ، ثُمَّ الزَّكِىُّ الْعَسْكَرِىُّ الْحَسَنُ، ثُمَّ الْحُجَّةُ الْخَلَفُ الْقآئِمُ الْمُنْتَظَرُ الْمَهْدِىُّ الْمُرجَى
Aku bersaksi bahwa, para imam yang suci, para pengganti yang terpilih setelah rasul yang terpilih, Ali penghina para orang kafir, dan pemimpin setelahnya yaitu putranya Hasan bin Ali, kemudian saudaranya, cucu (Rasulallah saw) yang mengikuti keridhaan Allah yaitu Husain, kemudian Al-Abid (ahli ibadah) Ali, selanjutnya Al-Baqir Muhammad, begitupula As-Shadiq Ja’far, setelahnya Al-Kadzim Musa, juga Al-Ridha Ali, berikutnya Al-Taqi Muhammad, setelahnya Al-Naqi Ali, Al-Zaki Al-Askari Hasan, dan Al-Hujjah yang akhir dan masih memimpin Al-Muntazar Al-Mahdi yang diharapkan,
الَّذى بِبَقائِهِ بَقِيَتِ الدُّنْيا، وَبِيُمْنِهِ رُزِقَ الْوَرى، وَبِوُجُودِهِ ثَبتَتِ الاَرْضُ وَالسَّمآءُ وَبِهِ يَمْلاءُ اللهُ الاَرْضَ قِسْطاً وَعَدْلاً بَعْدَ ما مُلِئَتْ ظُلْماً وَجَوْراً، وَاَشْهَدُ اَنَّ اَقْوالَهُمْ حُجَّةٌ وَامْتِثالَهُمْ فَريْضَةٌ وَطاعَتَهُمْ مَفْرُوضَةٌ وَمَوَدَّتَهُمْ لازِمَةٌ مَقْضِيَّةٌ، وَالاِقْتِدآءَ بِهِمْ مُنْجِيَةٌ، وَمُخالَفَتَهُمْ مُرْدِيَةٌ، وَهُمْ ساداتُ اَهْلِ الْجَنَّةِ اَجْمَعينَ، وَشُفَعآءُ يَوْمِ الدّينِ وَاَئِمَّةُ اَهْلِ الاَرْضِ عَلَى الْيَقينِ، وَاَفْضَلُ الاَوْصِيآءِ الْمَرْضِيّينَ،
kekal dunia ini dengan keberadaan- nya, diberi rezeki para makhluk karenanya, langgenglah bumi dan langit dengannya, karenaya Allah memenuhi bumi dengan keadilan setelah dipenuhi oleh kezaliman. Aku bersaksi bahwa kata-kata mereka adalah hujjah, melakukan perintah mereka dalam kebajikan adalah kewajiban, ketaatan pada mereka adalah kewajiban, mencintai mereka adalah keharusan dan dituntut, mengikuti mereka adalah keselamatan, berpaling dari mereka adalah kesengsaraan, merekalah pemimpin para penduduk surga seluruhnya, pemberi syafaat pada Hari yang dijanjikan, para pemimpin penduduk bumi dengan sebenar-benarnya, paling mulianya para wasi (kekasih) yang diridhai.
وَاَشْهَدُ اَنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ وَمُسآءَلَةَ الْقَبْرِ حَقٌّ وَالْبَعْثَ حَقٌّ وَالنُّشُورَ حَقٌّ ز وَالصِّراطِ حَقٌّ، وَالْميزانَ حَقٌّ، وَالْحِسابَ حَقٌّ، وَالْكِتابَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةَ حَقٌّ، وَالنّارَ حَقٌّ، وَاَنَّ السّاعَةَ اتِيَةٌ لا رَيْبَ فيها، وَاَنَّ اللهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُورِ،
Aku bersaksi bahwa mati adalah benar, masalah kubur adalah benar, kebangkitan adalah benar, pengumpulan adalah benar, sirath adalah benar, timbangan adalah benar, hisab adalah benar, kitab adalah benar, surga adalah benar, neraka adalah benar, dan tidak diragukan lagi Hari pembalasan akan datang, dan Allah akan membangitkan para ahli kubur.
اَللّـهُمَّ فَضْلُكَ رَجآئى وَكَرَمُكَ وَرَحْمَتُكَ اَمَلى لا عَمَلَ لى اَسْتَحِقُّ بِهِ الْجَنَّةَ، وَلا طاعَةَ لىْ اَسْتَوْجِبُ بِهَا الرِّضْوانَ اِلاّ اَنِّى اعْتَقَدْتُ تَوْحيدَكَ وَعَدْلَكَ، وَارْتَجَيْتُ اِحْسانَكَ وَفَضْلَكَ، وَتَشَفَّعْتُ اِلَيْكَ بِالنَّبِىِّ وَآلِهِ مَنْ اَحِبَّتِكَ وَاَنْتَ اَكْرَمُ الاَْكْرَمينَ وَاَرْحَمُ الرّاحِمينَ،
Ya Allah! Kemuliaan-Mu adalah harapanku, kemurahan dan rahmat-Nya adalah impianku, tiada ada perbuatanku yang aku berhak mendapatkan surga karenanya, tidak ada ketaatan yang aku berhak mendapatkan Ridwan sebabnya, hanya saja aku percaya akan ke-Esaan dan keadilan-Mu, aku mengharapkan kebaikan dan kemuliaan-Mu, dan aku meminta syafaat pada Nabi kami Muhammad saw beserta keluarganya yang kau cintai, Engkau Maha Pemurah di antara para pemurah, Maha Pengasih di antara pengasih.
وَصَلَّى اللهُ عَلى نَبِيِّنا مُحَمَّد وَآلِهِ اَجْمَعينَ الطَّيِّبينَ الطّاهِريْنَ وَسَلَّمَ تَسْليماً كَثيراً كَثيراً وَلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ اِلاّ بِاللهِ الْعَلِىِّ الْعَظيمِ اَللّـهُمَّ يا اَرْحَمَ الرّاحِمينَ اِنّى اَوْدَعْتُكَ يَقينى هذا وَثَباتَ دينى وَاَنْتَ خَيْرُ مُسْتَوْدَع وَقَدْ اَمَرْتَنا بِحِفْظِ الْوَدآئِعِ فَرُدَّهُ عَلَىَّ وَقْتَ حُضُورِ مَوْتى بِرَحْمَتِكَ يا اَرْحَمَ الرّاحِمينَ
Shalawat Allah atas Nabi kami Muhammad saw beserta keluarganya yang suci, dan salam sejahtera sebanyak-banyaknya, tidak ada kemampuan dan kekuatan kecuali milik Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Mulia.. Wahai Yang Paling Pengasih di antara para pengasih, aku menitipkan keyakinanku pada-Mu ini, dan ketetapan agamaku, dan Engkau sebaik-baiknya tempat penitipan, dan Engkau telah memerintahkanku untuk menjaga pesan-pesan, maka kembalikanlah padaku pada waktu datangnya kematianku dengan rahmat-Mu Duhai Yang Paling Pemurah di antara para pemurah”