Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Kang Jalal Telah Menepati Janji

Oleh: Dr. Muhsin Labib

Ketika Revolusi Islam meletus, nama Iran, Khomeini dan Syiah baru terdengar di seantero dunia Islam, termasuk Indonesia.

Tatkala umat Islam tercengang oleh kharisma spektakular Imam Khomeni dan para pemuda di Indonesia bertanya-tanya apa di balik pria tua bersorban itu hingga mampu menggerakkan para pemuda untuk menumbangkan monarki berusia 1000 tahun, dimana Muthahhari dan Syariati tampil sebagai jubir melalui karya-karya mereka.

Baca: Imam Khomeini: Perjalanan dari Nol Menuju Nol

Banyak orang (yang kelak) menjadi intelektual terkemuka dengan karir melesat berkat gagasan-gagasan rasional dan rasional dalam karya pemikir modern Syiah seperti Muthahhari, Syariati, Nasr dan lainnya yang diterbitkan Mizan sebelum intoleran dan takfirisme merebak bagai pandemi sejak 9/11.

Mereka mengagumi Syiah dan mengais pemikirannya secara eklektik bahkan memproduksi ulang gagasan-gagasan tersebut seolah buah pikiran mereka demi menghindari stigma “sesat” yang tentu akan menghambat karir dan memupuskan popularitas.

Hanya satu orang di antara para intelekrual itu yang tak hanya mengambil gagasan bernas para filosof dan pemikir Syiah, namun juga secara tulus mengakui bahwa sumber gagasan-gagasan filosofis dan rasional itu adalah khazanah Islam Ahlulbait, Syiah.

Baca: Imam Khomeini: “Jangan Biarkan Hakikat Islam Tersembunyi!”

Seorang pemuda pemegang gelar Master dengan predikat Cum Laude dari Lowa University menggegerkan arena diskursus dengan polemik via kolom-kolom Tempo dengan intelektual pujaan yang lebih senior, Cak Nur. “Tuparev”, tokoh imajiner yang diciptakan pemuda ini mampu menyulitkan posisi Nurcholis yang dianggap sebagai imam generasi muda Muslim itu.

Namanya melejit dan berdiri sejajar dengan tiga ikon intelektual yang mewakili NU, Muhammadiyah dan HMI dan menjadi orang keempat dalam Hall of Fame setelah menggebrak kancah pergumulan pemikiran Islam modern dengan karya-karya yang membuat setiap pembacanya ketagihan; “Islam Alternatif” lalu “Islam Aktual” di antara puluhan karyanya merupakan magnum opus Kang Jalal.

Namun masa keemasan Kang Jalal berakhir dengan berakhirnya iklim toleransi ketika Arab Saudi melakukan kampanye masif multifimensional penyesatan dan pengkafiran Syiah di seluruh negara Islam yang berujung dengan aksi-aksi teror di seluruh negara Islam demi mengucilkan Iran. Kang Jalal menjadi musuh nomer satu semua kelompok intoleran.

Baca: Nilai-nilai Keagamaan

Tapi itu semua tak menyurut spiritnya. Demi mempertahankan prinsip yang dipilihnya, dia abaikan semua peluang karir dan menerima semua risiko berupa teror, diskriminasi dan semua cacian.

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya).” (QS. Al-Ahzab: 23).

Kang Jalal telah menepati janji dan merampungkan tugas dengan sempurna. Semoga kami bisa melanjutkan rintisan agungnya. Selamat jalan.


No comments

LEAVE A COMMENT