Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Keistimewaan Bangsa Yaman dalam Pandangan Alquran, Hadis dan Sejarah

Bangsa Yaman dalam Alquran

Yaman memang tidak disebut secara jelas dalam Alquran, namun sejumlah mufasir meyakini bahwa yang dimaksud sebagai negeri Saba’ dalam Alquran adalah negeri Yaman, bahkan Saba’ termasuk salah satu surah dalam Alquran.

“Sungguh bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan kiri, “Makanlah dari rezeki Tuhan kalian dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” (QS. Saba’ [34]: 15)

Alquran menggambarkan betapa indahnya negeri Saba’ sehingga penggalan ayat di atas digaung-gaungkan oleh bangsa lain sebagai sebuah impian suatu bangsa, “Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghafur”. Demikianlah Alquran menjuluki negeri Saba’ dalam ayat tersebut.

Tidak sampai di situ, Alquran juga menggambarkan ketinggian peradabannya karena memiliki singgasana kerajaan yang membuat iri Nabi Sulaiman a.s. lalu membuat sayembara kepada siapa saja yang mampu memindahkan singgasana tersebut dari negeri Saba’ ke kerajaannya. (VIDEO: Raja tanpa Kerajaan)

“.. dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar.” (QS. an-Naml [27]: 23)

“Dia (Sulaiman) berkata, “Wahai para pembesar! Siapakah di antara kalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?” (QS. an-Naml [27]: 38)

Lebih dari itu, Alquran juga mengutip pernyataan bangsa Yaman ini dalam dialog mereka dengan Ratu Bilqis, yang menunjukkan bahwa putra-putra negeri ini mempunyai ketangguhan dan kesiapan dalam berperang.

“Kita pemilik kekuatan dan keberanian yang luar biasa.” (QS. an-Naml [27]: 33)

Soal keberanian, bukankah perempuan pertama yang meraih syahadah dalam Islam berasal dari Yaman? Tepatnya pada tahun ke-5 setelah bi’tsah, Sumayyah bint Khabbath, ibunda Ammar bin Yasir, bersama suaminya dibunuh oleh Abu Jahal demi mempertahankan keislamannya.

Bangsa Yaman dalam Hadis

Di dalam riwayat Bukhari (hadis 4388) disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Penduduk Yaman telah datang kepada kalian. Mereka berhati paling lembut dan terkalem. Keimanan dari Yaman dan hikmah dari Yaman.” Sementara dalam riwayat Muslim (hadis 52) Rasulullah Saw bersabda, “Penduduk Yaman telah datang. Mereka berhati paling lembut. Keimanan dari Yaman, pemahaman dari Yaman dan hikmah dari Yaman.”

Pada tahun 10 H, Rasulullah Saw mengutus Khalid bin al-Walid kepada penduduk Yaman agar menyeru mereka kepada Islam namun mereka menolaknya. Kemudian Nabi Saw mengutus Ali bin Abi Thalib. Ali membacakan surat dari Rasulullah Saw, lalu seluruh suku Hamdan memeluk Islam. Ali melaporkan hal itu kepada Rasulullah Saw. Ketika membaca laporan itu, Rasulullah Saw bersujud lalu mengangkat kepalanya dan bersabda, “Salam atas Hamdan. Salam atas Hamdan.”[i]

Tiga hadis di atas mengungkapkan keutamaan bangsa Yaman melalui lisan Rasulullah Saw. Lebih khusus Nabi Saw menyatakan salam kepada suku Hamdan yang telah memeluk Islam. Apakah hal itu sebuah kode keras dari Nabi Saw? Siapakah suku Hamdan ini sejatinya. Marilah kita tengok pada periode berikutnya, masa khilafah Ali bin Abi Thalib a.s.

Sejarah menyebutkan pada perang Shiffin, ‘Amr bin al-Hushain as-Sukuni mencoba membunuh Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s., Sa’id bin Qais (al-Hamdani) segera mencegahnya lalu membunuh ‘Amr bin al-Hushain. Lalu Mu’awiyah mengumpulkan kabilah-kabilah dan memerintahkan mereka agar membunuhi suku Hamdan. (Baca: Makna Kawan Menurut Imam Ali a.s.)

Suku Hamdan justru memenangkan pertempuran di Shiffin. Amirul Mukminin a.s. menyampaikan, “Wahai masyarakat Hamdan, kalian adalah tameng dan panahku. Wahai Hamdan, kalian hanyalah menolong Allah, kalian tidak menyambut selain-Nya.” Sa’id bin Qais menjawabnya, “Kami menyambut Allah dan Anda. Kami membela Nabi Allah Saw di kuburnya. Kami berperang bersama Anda yang tiada seorang pun setara dengan Anda. Arahkanlah kami kemana pun Anda suka.”

Imam Ali a.s. dalam perang Shiffin juga mengungkapkan, “Andai aku salah satu gerbang pintu surga, niscaya aku menyeru kepada suku Hamdan, masuklah ke dalam surga dengan selamat.”[ii]

Yang menarik untuk dicermati juga adalah hadis 2301 dalam Sahih Muslim, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya di tepi kolamku (hawdh) aku mengusir manusia selain penduduk Yaman sambil memukulkan tongkatku sehingga mendahulukan mereka (untuk minum)…”. Dalam hadis ini Rasulullah Saw menyatakan bahwa beliaulah yang kelak akan membukakan jalan bagi Bangsa Yaman untuk meminum air dari telaganya di akhirat.

Imam Ahmad bin Hanbal menyampaikan kepada kita bahwa Nabi di tengah perjalanan menuju Mekkah bersabda, “Bangsa Yaman telah datang kepada kalian seperti awan. Mereka adalah orang-orang terbaik di muka bumi.” Seorang dari kaum Anshar bertanya, “Kami tidak termasuk, wahai Rasulullah?” Nabi Saw diam. Dia bertanya kembali, “Kami tidak termasuk, wahai Rasulullah?” Nabi Saw diam kembali. Dia bertanya kembali, “Kami tidak termasuk, wahai Rasulullah?” Rasulullah Saw pun bersabda dengan suara pelan, “Kecuali kalian.”[iii]

Kaum Anshar sesungguhnya juga pendatang dari Yaman. Karenanya, salah satu dari mereka mempertanyakan apakah mereka termasuk bagian dari orang-orang terbaik juga. Hanya saja Rasulullah Saw memberikan pengecualian atas kaum Anshar setelah ditanyakan 3 kali.

Sejarah pun Berulang

Bangsa Yaman di masa Ratu Bilqis, di masa Rasulullah Saw hingga Ali bin Abi Thalib bahkan hingga kini adakah titik temu di antara mereka?

Ketika Nabi Sulaiman a.s. menyerukan Ratu Bilqis dan kaumnya untuk memeluk agama tauhid, serta merta Ratu Bilqis dan kaumnya menerimanya.

Rasulullah Saw juga menyerukan agama tauhid kepada kaum Anshar (kabilah Aus dan Khazraj) yang dengan mudahnya mereka menerima dakwah Rasulullah Saw. Aus dan Khazraj adalah dua kabilah bersaudara di Yatsrib yang merupakan pendatang dari Ma’rib, Yaman berabad-abad sebelum Islam. (Baca: Fatwa-Fatwa Bersejarah dalam Islam)

Periode selanjutnya, kita menyaksikan kepatuhan dan kesetiaan Anshar kepada khilafah Ali bin Abi Thalib a.s. Sejarah mencatat sejumlah lebih dari 55 sahabat Nabi Saw veteran perang Badr dan Uhud meraih kesyahidan di perang Shiffin. Mereka turut membela Imam Ali bin Abi Thalib a.s.

Perang Badr dan Uhud mengingatkan kita kepada kelompok musuh Islam, kaum Musyrikin Quraisy dari Mekkah yang beraliansi dengan kaum Munafik dan Yahudi dari Madinah. Mereka dengan tokoh utama Abu Sufyan menyimpan dendam kesumat terhadap Rasulullah Saw dan keluarganya serta orang-orang yang memerangi mereka pada perang Badr dan Uhud. Kita mengetahui bahwa setelah penaklukan Mekkah, Abu Sufyan dan putranya, Muawiyah termasuk kaum Thulaqa’. Kaum yang diberi kebebasan untuk tidak memeluk Islam atau pun memeluk Islam dalam keadaan terpaksa.

Dendam kesumat ini dapat kita saksikan pada periode berikutnya, perang Shiffin dan setelahnya.

Thabrani mencatat dalam kitabnya, al-Mu’jam al-Kabir dan al-Mu’jam as-Shagir, “Ketika Muawiyah meraih kekuasaan, ia mengutus seorang dari Quraisy, Busr bin Arthaah dan berkata kepadanya, “Aku mempercayakanmu, keluarlah dengan pasukanmu, jika penduduk Syam menentangmu, bunuhlah orang-orang yang menolak untuk membaiatku sehingga engkau datangi Madinah. Kemudian masuklah ke Madinah, bunuhlah orang-orang yang menolak untuk membaiatku. Kemudian datangilah Hadramaut, bunuhlah orang-orang yang menolak untuk membaiatku…” (Baca: Imam Mahdi a.s. Dan Baiat Kepadanya)

Ibnu ‘Asakir juga mencatat dalam bukunya, Tarikh Madinah Dimasyq, “Muawiyah mengutus Busr bin Arthaah ke Madinah, Mekkah dan Yaman melakukan pemeriksaan kepada orang-orang dan membunuh siapa saja yang taat kepada Ali bin Abi Thalib. Dia menetap di Madinah selama satu bulan. Jika ada yang mengatakan si fulan terlibat dalam pembunuhan Utsman, niscaya ia membunuhnya. Ia juga membunuh kaum Bani Ka’ab, merampas harta mereka, di antara Mekkah dan Madinah, lalu melemparkan mereka ke dalam sumur.”

“Lalu ia menuju Yaman. Adalah Ubaidullah bin al-Abbas bin Abdul Muthalib sebagai gubernur di bawah khalifah Ali bin Abi Thalib di sana. Busr membunuh dua putra Ubaidullah bin al-‘Abbas, Abdurrahman dan Qatsam. Dia juga membunuh ‘Amr bin Umm Arakah ats-Tsaqafi, lalu di provinsi Jauf (sebelah timur laut kota San’a) dia membunuh lebih dari 200 orang suku Hamdan yang turut berperang bersama Ali bin Abi Thalib di Shiffin dan membunuh banyak dari Abna’ (peranakan Persia). Semua itu terjadi setelah terbunuhnya Ali bin Abi Thalib dan berlangsung hingga masa Abdul Malik bin Marwan.”[iv]

Kisah-kisah kebengisan Muawiyah dan pengikutnya terhadap umat Islam kala itu dapat mudah kita temukan dalam buku-buku yang ditulis oleh Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam al-Ishabah fi Tamyiz as-Shahabah, Adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam an-Nubala’, Al-Baladzuri dalam Ansab al-Asyraf, Ibnu Abd al-Barr, dalam al-Isti’ab fi Ma’rifah al-As-hab dan sebagainya. (Baca: Syiah adalah Pembunuh Al-Husain a.s. dalam Desas-desus Sejarah)

Kini, kita menyaksikan di hadapan kita, bagaimana kebengisan itu terulang kembali terhadap bangsa Yaman. Mereka telah menjadi bulan-bulanan rezim Saudi bersama 14 sekutunya. Ribuan korban telah jatuh, dewasa, pria, perempuan dan anak-anak. Blokade makanan dan bantuan telah berlangsung selama 5 tahun. Seolah dendam kesumat Abu Sufyan dan Muawiyah telah diwariskan oleh para pengikutnya Bani Saud. Jika di masa Abu Sufyan dan Muawiyah, mereka berkomplot dengan kaum Munafik dan Yahudi Madinah, kini Bani Saud berkomplot dengan Amerika dan Israel.

Semoga ucapan salam Rasulullah Saw atas bangsa Yaman dan janji surga atas mereka dalam hadis-hadis di atas menjadi pertanda kemenangan bangsa Yaman dalam waktu dekat.[*]

Catatan:

[i] Al-Baihaqi, Sunan al-Kubra, h. 517

[ii] Waq’ah Shiffin, h. 436

[iii] Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, j. 27, h. 335-6, hadis 16779, cet 1, 1999, Beirut, Muassasah ar-Risalah, t. Syuaib al-Arnauth

[iv] Ibnu ‘Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, j. 10, h. 150-4, cet. 1, Beirut, Dar al-Fikr, 1995.

Baca: Di Balik Kisah 70 Tahun Tragedi Nakba Palestina

 

Written by
No comments

LEAVE A COMMENT