Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Keutamaan Abul Fadhl Abbas, Putra Ali

Abul Fadhl Abbas, namanya sudah tidak asing lagi bagi kita, bukan?

Benar, beliau adalah salah satu pejuang dan pahlawan legendaris di Karbala. Beliau adalah putra Asadullah (Singa Allah), Imam Ali bin Abi Thalib a.s.

Keberadaan Ayahanda tercinta bagi Abul Fadhl Abbas adalah cermin iman, ilmu, dan akhlak. Seluruh ucapan dan perilaku sang ayah sangat berpengaruh dalam dirinya.

Abul Fadhl menimba ilmu dari sang ayah. Berkenaan dengan ilmu Abul Fadhl Abbas, Imam Ali a.s. berkata, “Sesungguhnya puteraku, Al-Abbas menimba ilmu pengetahuan pada masa kanak-kanak dariku seperti anak burung merpati yang selalu mengambil air dan makanan dari induknya.”

Saat Abul Fadhl Abbas mulai bisa berbicara, Imam Ali a.s. berkata kepadanya, “Ucapkan ‘satu’.”

Abul Fadhl menirukan, “Satu.”

Imam Ali melanjutkan, “Sekarang ucapkan ‘dua’.”

Abul Fadhl enggan mengikuti dan beralasan, “Aku malu menyebut ‘dua’ karena lidah ini telah menyebut Allah satu (Yang Maha Esa).”

Abul Fadhl Abbas hidup dengan sang Ayah lebih dari 14 tahun. Beliau selalu hadir bersama sang Ayah tercinta di medan perang, di mihrab, dan dalam keterasingan. Abul Fadhl Abbas ikut berpartisipasi dalam perang Shiffin yang terjadi pada tahun 37 H di sisi Ayahandanya, meskipun usia beliau saat itu masih sekitar 12 tahun. (Baca: Keistimewaan Bangsa Yaman dalam Pandangan Alquran, Hadis dan Sejarah)

Abul Fadhl Abbas tumbuh dalam didikan para imam dan Ahlul Bait a.s. Dengan didikan tersebut, Abul Fadhl telah mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai tantangan dalam membela para imam, termasuk di medan Karbala.

Banyak hadis dari para imam menyebutkan keberanian, pengorbanan, dan kesetiaan Abul Fadhl Abbas dalam membela maula (imam)nya. Oleh karena itu, Abul Fadhl sangat mulia dan agung. Pengorbanan dan perjuangan membela Islam dan Ahlul Bait a.s. memiliki posisi yang sangat istimewa.

Kenapa Abul Fadhl Abbas Begitu Mulia?

Terdapat sebuah pertanyaan, apakah yang membedakan Abul Fadhl dengan para syahid lainnya? Kenapa kedudukan Abul Fadhl begitu mulia dan tinggi?

Secara ringkas dapat disebutkan bahwa iman Abul Fadhl Abbas kepada Allah swt. dan ketaatannya kepada imam a.s. lebih tinggi dari para syahid lainnya. Menurut Islam, yang membedakan amalan-amalan baik seseorang adalah tingkat iman dan niat seseorang. (Baca: Kesyahidan dalam Islam)

Selain itu Abul Fadhl juga memiliki keutamaan- keutamaan yang sangat luar biasa, namun di sini kita hanya akan menyebutkan 4 keutamaan penting beliau:

1- Akhlak

Imam Ali a.s. sangat memperhatikan pendidikan Abul Fadhl Abbas sejak masa kanak-kanak. Imam Ali a.s. sendiri yang mengajarkan berbagai hal yang sangat bermanfaat, seperti bertani, berlatih jasmani dan ruhani, memanah, memainkan pedang, dan keterampilan atau keutamaan akhlak lainnya.

Di antara akhlak yang paling menonjol adalah bahwa Abul Fadhl Abbas tidak pernah duduk di samping Imam Husain tanpa minta izin terlebih dahulu. Setelah diizinkan, beliau duduk seperti hamba sahaya di hadapan tuannya.

Abul Fadhl Abbas tidak pernah memperkenankan dirinya sendiri untuk memanggil Imam Husain a.s. dengan sebutan saudara, kecuali saat ingin mereguk cawan syahadah. Ketika itu, beliau berkata kepada Imam Husain a.s., “Wahai saudaraku, sambut dan tolonglah aku!”

Inilah hasil didikan Ali bin Abi Thalib yang selalu mengajarkan akhlak mulia.

2- Yakin (Lebih tinggi dari iman)

Yakin adalah sebuah keistimewaan yang jarang dimiliki orang selain maksum. Namun Abul Fadhl Abbas sejak masa kanak-kanak telah meyakini ke-Esaan Tuhan. Dalam seluruh kehidupannya beliau selalu menampakkan keyakinan tersebut dan darinya muncul sifat-sifat mulia lainnya.

3- Kesetiaan

Kesetiaan Abul Fadhl Abbas terhadap Ahlul Bait a.s. dan imamnya telah melampaui batas tertinggi. Dalam sejarah, baik yang lampau atau hari ini, belum ditemukan saudara yang lebih setia terhadap saudaranya dari Abul Fadhl Abbas. Beliau menjadi simbol kesetiaan umat manusia.

4- Kepahlawanan

Kepahlawanan Abul Fadhl Abbas tidak hanya muncul di medan Karbala saja, bahkan dapat disaksikan dalam perang Shiffin. Beliau saat masih belia (12 tahun) berhasil membunuh banyak prajurit lawan sehingga kepahlawanannya membangkitkan kekaguman semua orang.[*]

Baca: Paman Terhebat di Dunia

 

No comments

LEAVE A COMMENT