Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Struktur Dosa (Bagian 3)

Oleh: Dr. Muhsin Labib, MA

Beberapa kata dan istilah direduksi maknanya dalam komunikasi popular hingga pengertian esensialnya pun kabur, terutama istilah-istilah yang berhubungan perilaku dan agama, seperti, dosa, munkar dan maksiat.

Dosa adalah kata serapan dari bahasa Sanskerta, yang berarti tindakan yang melanggar norma atau aturan yang telah ditetapkan Tuhan atau Wahyu Illahi.

Kata ini dalam bahasa Arab disebut dengan beberapa kata. Salah satunya adalah dzanb (ذنب) yang secara etimologis berarti sesuatu bergantung dan ikutan, seperti ekor pada hewan (yang juga disebut dzanab). Perbuatan buruk disebut dzanb karena setiap tindakan yang bertentangan dengan Syariah berkonsekuensi semacam hukuman dunia atau akhirat.

Secara terminologis adalah tidak melakukan perbuatan yang diwajibkan oleh Tuhan atau buah pelanggaran terhadap peraturan yang diwajibkan oleh Tuhan, seperti tidak melaksanakan shalat, puasa, dan melakukan perbuatan yang diharamkan olen Tuhan seperti melakukan kontak seksual tanpa nikah (berzina). Inilah yang dalam bahasa Indonesia disebut dosa.

Baca: Struktur Dosa (Bagian 2)

kata ini disebutkan 35 kali dalam Al-Qur’an. Antara lain firman Allah “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar : 53).

Dzanb dalam khazanah Islam diungkapkan dalam beberapa frasa lain sebagai berikut :

Itsm (اثم)
Allah berfirman : Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya.” Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan.

Junah (جناح)
Junah secara etimologis berarti kecenderungan kepada kebaikan atau keburukan. Namun secara terminologis, sebagaimana tertera dalam Al-Quran diartikan dosa.

Allah berfirman : “Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak dihuni, yang di dalamnya ada kepentingan kamu; Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan. (Al-Nur : 29).

Sayyi’ah (سيئة)
Sebutan umum dosa adalah perbuatan buruk (sayyi’ah) yang mencakup domain vertikal dan horizontal. Allah berfirman : Sesungguhnya perbuatan baik menghapus perbuatan buruk. (QS. Hud: 114).

Allah berfirman : Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim. (QS. Al-Syams : 40).

Khathi’ah ( خطيئة)
Semua perbuatan yang buruk (tidak etis) adalah perbuatan salah (tidak logis).

Allah berfirnan : “Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al-Nisa’ : 112).

Jurm (جرم), jaram dan Ijram
Jurm dan semua bentuk ubahannya (ijram, mujrim) dalam bahasa agresi dan kesalahan, yaitu kejahatan, dan kejahatan terhadap mereka dan untuk mereka adalah kejahatan: menuai kejahatan, dan kejahatan adalah setiap perbuatan tertulis yang mengandung kerugian. Jika perbuatan yang dilakukan oleh seseorang sangat melanggar hukum positif (negara), hukum moral dan hukum agama (syariah) dalam masyarakat tertentu, itu disebut kejahatan atau pidana. Bila pelanggaran kecil, atau pidana ringan.

Allah berfirman : Dan demikianlah pada setiap negeri Kami jadikan pembesar-pembesar yang jahat (mujrim) agar melakukan tipu daya di negeri itu. Tapi mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya. (QS. Al-An’am : 123).

Baca: Struktur Dosa (Bagian 1)

Munkar
Semua terma ini termasuk dalam terma yang lebih besar, munkar (mungkar- dalam ejaan Indonesia), yang secara kebahasaan berarti sesuatu yang asing, aneh dan upnormal sebagai lawan ma’ruf yang secara kebahasaan berarti sesuatu yang diketahui, wajar, normal dan umum. Dengan kata lain munkar mencakup dosa tersembunyi juga terbuka, dosa personal dan dosa sosial.

Allah berfirman : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. (QS. An-Nahl : 90).

“Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar”. (QS. Al-Ankabut : 45).

Selain itu, ada beberapa kata semakna dosa dalam Al-Quran, seperti ma’shiah (maksiat), fisq, fujur, dan syarr yang masing-masing perlu secara khusus karena spektrumnya yang luas.

Kezaliman
Semua keburukan terhimpun dalam kezaliman. Setiap orang yang berakal sehat dan berjiwa bugar pasti menentang kezaliman dan kesewenang-wenangan. Karena itulah, kritik, penentangan, dan perlawanan terhadapnya selalu saja disuarakan dalam sejarah manusia. Kezaliman memiliki dimensi dan anatomi yang ‘megah’. Ia bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk terhadap diri sendiri.

No comments

LEAVE A COMMENT