Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Mengapa Nama Fatimah a.s. Tidak Disebut dalam Alquran?

Nama Fatimah dan Maryam sudah sering kita dengar, keduanya adalah wanita paling mulia di alam semesta. Nama Maryam bisa kita lihat dalam al quran bahkan nama maryam diabadikan oleh Allah swt sebagai salah satu surat dalam al quran, namun nama Fatimah tidak disebutkan. nah kira-kira apa penyebabnya?

Ingin tahu jawaban di atas, yuk kita baca beberapa catatan di bawah ini:

1) Sekedar penyebutan nama dalam Alquran tidak menunjukkan keutamaan, karena nama orang-orang zalim dan musyrik seperti Firaun ataupun Abu Lahab juga diabadikan di dalam Alquran dan tidak asing bagi kita.

2) Walaupun nama Fatimah a.s. tidak disebut dalam Alquran secara jelas, keutamaan beliau lebih besar dan banyak dari Maryam.

Imam Ja’far Shadiq a.s. berkata, “… Maryam adalah penghulu wanita pada masanya, sedangkan Fatimah adalah penghulu seluruh wanita di alam semesta dari awal hingga akhir.” (Tonton: Tangisan Sayyidah Fathimah as)

Penyebutan sifat-sifat mulia seseorang, lebih baik dibandingkan menunjukkan namanya dengan jelas.

3) Nama Ahlul Bait a.s., termasuk Fatimah tidak disebutkan secara jelas karena beberapa maslahat. Bila nama Ahlul Bait dan Fatimah a.s. disebutkan secara tegas, hampir dipastikan Alquran akan dirubah, nama mereka akan dihapus dari Alquran. Hal itu dikarenakan permusuhan sebagian orang terhadap Fatimah dan Ali bin Abi Thalib a.s. Lain ceritanya bila hanya disebutkan sifat-sifatnya. Dengan demikian, ayat-ayat Alquran tidak akan dirubah. Sedangkan hakekat yang tersembunyi akan tampak bagi orang-orang yang mencari kebenaran.

Dalam Alquran terdapat ayat-ayat yang turun berkenaan dengan Ahlul Bait a.s. Ayat-ayat tersebut begitu jelas menunjuk kepada mereka, bahkan lebih jelas dari penyebutan nama. Orang yang mencari kebenaran akan memahaminya. (Baca: Kebaikan Terbesar, Kecintaan Ahlul Bait a.s.)

4) Sebagian ayat dan surat Alquran turun terkait Fatimah a.s. Di antaranya adalah:

a- Surat Al-Kautsar:

“اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ * فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ * إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ”

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Kautsar (nikmat yang banyak). * Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. * (Dan ketahuilah) sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (keturunannya).” [QS. Al-Kautsar: 1 – 3]

Surat ini menyebut Fatimah sebagai Kautsar.

b- Ayat Tathir (Penyucian Ahlul Bait a.s.)

“إِنَّما يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَ يُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً”

Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan noda dari kalian, hai Ahlul Bait dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya.” [QS. Al-Ahzab: 33]

Suatu hari Imam Ali a.s. berkata kepada sekelompok orang, “Apakah kalian membenarkan bahwa setelah Allah swt. menurunkan ayat tersebut, Nabi saw. mengumpulkan aku, Fatimah, Hasan dan Husain. Beliau saw. membentangkan selimut di atas kepala kami dan berdoa, “Ya Allah! Mereka ini adalah Ahlul Baitku dan darah dagingku. Menyakiti mereka berarti menyakitiku. Hilangkanlah noda dan dosa dari diri mereka dan sucikanlah mereka!” (Baca: Ahlulbait Adalah Rasulullah, Fatimah, Ali, Hasan dan Husain)

Mendengar ucapan ini, Ummu Salamah mendekat dan berkata, “Apakah aku juga termasuk dari mereka?”

Nabi saw. menjawab, “Engkau berada di atas kebaikan. Ayat ini turun hanya berkenaan denganku, saudaraku Ali, puteriku Fatimah, dua cucuku Hasan dan Husain dan 9 keturunan Husain.”

Sekelompok orang yang berkumpul di hadapan Imam Ali a.s., saat mendengar ucapan di atas serempak berkata, “Kami bersaksi bahwa Ummu Salamah telah menukil kejadian ini untuk kami.”

c- Ayat Mawaddah

“قُلْ لا أَسْئَلُكُمْ عَلَیْهِ أَجْراً إِلاَّ الْمَوَدَّةَ فِی الْقُرْبى”

Katakanlah (wahai Nabi): “Aku tidak meminta kepada kalian sesuatu upah pun atas seruanku kecuali cinta kasih kepada keluarga(ku).” [QS. Asy-Syura: 23]

Ibnu Abbas berkata, “Ketika ayat ini turun, aku tanyakan kepada Rasulullah siapa-siapakah yang wajib dicintai dan kasihi (dalam ayat di atas)?”

Nabi saw. bersabda, “Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain.”

d- Surat Al-Insan

“وَ یُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلىَ‏ حُبِّهِ مِسْكِینًا وَ یَتِیمًا وَ أَسِیرًا * إِنمَّا نُطْعِمُكمُ‏ْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِیدُ مِنكمُ‏ْ جَزَاءً وَ لَا شُكُورًا”

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya (dan mereka membutuhkannya) kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. * (Dan mereka berkata) Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian hanyalah karena Allah. Kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” [QS. Al-Insan: 8 – 9]

Dalam surat ini, Allah swt. menjanjikan kepada Ahlul Bait as. berbagai kenikmatan, rahmat, dan surga yang belum pernah didengar oleh telinga dan dilihat oleh mata. (Baca: Pesan Damai dalam Kebangkitan Imam Husein AS)

Di antara pelajaran penting yang perlu diingat, surat ini menjelaskan berbagai macam kenikmatan surga, namun tidak menyebutkan adanya bidadari karena menghormati kedudukan agung Fatimah a.s.

e- Ayat Mubahalah

“فَمَنْ حَاجَّكَ فیهِ مِنْ بَعْدِ ما جاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعالَوْا نَدْعُ أَبْناءَنا وَ أَبْناءَكُمْ وَ نِساءَنا وَ نِساءَكُمْ وَ أَنْفُسَنا وَ أَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكاذِبینَ”

Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya), “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kalian, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kalian, diri-diri kami dan diri-diri kalian; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” [QS. Ali ‘Imran: 61]

Mubahalah ialah masing-masing pihak di antara orang-orang yang berbeda pendapat mendoa kepada Allah dengan bersungguh-sungguh agar Allah menjatuhkan laknat kepada pihak yang berdusta.

Tidak diragukan bahwa orang-orang yang bermubahalah dari pihak kaum muslimin adalah 5 orang. Dengan melihat 5 manusia suci, Pendeta Najran berkata, “Wahai kaum Nasrani! Aku sedang menyaksikan orang-orang yang bila berdoa kepada Allah untuk mengangkat gunung, Allah akan mencabutnya. Jangan bermubahalah dengan mereka karena kalian akan binasa dan tidak akan tersisa satu pun dari kaum Nasrani di muka bumi ini hingga hari kiamat.”

Ini menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad saw.

Dan masih banyak ayat lain yang menunjukkan keagungan dan kedudukan tinggi sosok Fatimah a.s.[*]

Baca: Mengapa Imam Mahdi Menjadikan Fatimah Sebagai Teladannya?

No comments

LEAVE A COMMENT