Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Mengapa Tragedi Syahadah Imam Husain Selalu Diperingati Setiap Tahun?

Orang-orang sering mengajukan pertanyaan keras dan memaksa mengenai peringatan syahadah Imam Husain oleh orang-orang Syiah dan mengapa peristiwa tragedi Imam Husain selalu diulang dan diperbaharui dengan semangat setiap tahun. Jawabannya adalah karena kebangkitan Imam Husain menjadi tolok ukur revolusi kemerdekaan dalam sejarah, dan kesyahidannya menjadi simbol hidup bagi pejuang di jalan Allah Swt yang menjalankan kewajiban Islam yang paling agung, yakni menganjurkan kebajikan dan mencegah kemungkaran.

Imam Husain menegakkan kebenaran dan melarang kemungkaran dengan tegas berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ketat. Ia menampilkan sistem-sistem yang hebat dan mendudukkannya pada kedudukan yang tinggi, sehingga hari Al-Husain dijaga oleh Allah Swt agar tetap menjadi bukti bagi seluruh manusia dan teladan bagi umat Islam. Perintah menganjurkan kebajikan dan melarang kemungkaran adalah kewajiban besar bagi seluruh umat Islam.

Hal ini dijelaskan dalam hadis-hadis Nabi Saw dan nash-nash dari para Imam Maksum. Nabi Saw menyatakan bahwa umatnya akan selalu baik dan selamat selama mereka menganjurkan kebajikan dan melarang kemungkaran. Namun, jika mereka meninggalkan hal itu, Allah akan memberikan kekuasaan kepada orang-orang jahat di antara mereka, dan doa mereka tidak akan dikabulkan.

Dalam hadis lain, Nabi Saw menyatakan bahwa jika seseorang melihat ketidakadilan dan kezaliman, mereka harus menyuarakannya dan meninggalkan tempat tersebut. Nabi Saw juga menegaskan bahwa setiap individu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.

Baca: Hasil Revolusi Imam Husein a.s.

Ayat dalam Al-Qur’an juga menegaskan pentingnya menganjurkan kebajikan dan melarang kemungkaran. Allah Swt menyatakan bahwa tidak ada perbuatan yang lebih baik di sisi-Nya daripada amar makruf dan nahi munkar, dan perbuatan ini sebanding dengan setetes air dibandingkan dengan samudera.

Nabi Saw juga mengingatkan bahwa di masa mendatang akan ada orang-orang dungu yang tidak mengindahkan perintah kebajikan dan larangan kemungkaran, yang hanya menjalankan salat dan puasa tanpa mengorbankan harta dan jiwa mereka. Imam Ali as. juga menasihati putranya untuk menganjurkan kebaikan dan melarang kemungkaran dengan tangan, lidah, dan kekuatannya serta membimbing orang yang bingung menuju kebenaran.

Semua nash ini menyatakan pentingnya mengamalkan prinsip amar makruf dan nahi munkar dalam kehidupan sehari-hari. Anjuran ini menjadi kewajiban terpenting dalam agama Islam, karena stabilitas amal atau syariat akan terwujud di masyarakat jika kewajiban ini terlaksana dengan baik.

Dalam kesimpulannya, anjuran untuk menganjurkan kebajikan dan melarang kemungkaran menjadi dasar utama dalam agama Islam. Revolusi kemerdekaan dan kesyahidan Imam Husain menjadi contoh yang hidup bagi umat Islam untuk tetap mengamalkan prinsip ini dalam segala aspek kehidupan. Mengabaikan amar makruf dan nahi munkar akan membawa akibat negatif bagi umat, sementara menganjurkan kebajikan dan melarang kemungkaran akan membantu mewujudkan stabilitas agama dan masyarakat. Sebagai seorang muslim, menjalankan kewajiban ini merupakan tanggung jawab yang penting untuk menegakkan kebenaran di segala bidang. Karena orang yang tidak peduli pada kebenaran bagaikan setan yang menyesatkan.

Baca: Infografis: Pergerakan Imam Husein ‘alayhissalam

Para nabi, washi, sahabat, ulama, dan tabi’in, bersama dengan orang-orang beriman, telah melaksanakan kewajiban agung ini sesuai dengan situasi, kondisi, dan waktu yang mereka hadapi. Namun, Imam Husain menghadapinya dalam situasi yang sulit dan unik, yang tak seorang pun akan menemui keadaan serupa.

Para nabi dan pewarisnya juga mengorbankan banyak hal saat menghadapi tirani dan orang-orang zalim, seperti harta, keluarga, dan nyawa. Namun, pengorbanan Imam Husain tidak tertandingi. Ia kehilangan enam atau tujuh saudara, tiga putranya – dua di antaranya masih bayi – 17 sepupu dan keponakannya, serta lebih dari tujuh puluh sahabat yang saleh. Selain itu, ia juga mengorbankan harta benda, keluarganya, istri-istrinya, tempat tinggalnya, dan semua yang dimilikinya dalam waktu yang singkat.

Pengorbanan tersebut dilakukan dengan keberanian dan kekerasan yang menakutkan, sulit diungkapkan dengan kata-kata. Imam Husain dengan jelas adalah tauladan bagi penganjur kebajikan dan merupakan tokoh pejuang dan pembela kebenaran yang utama.

Tidaklah mengherankan bahwa orang Islam, terutama orang Syiah, menghidupkan peringatan syahidnya Imam Husain dan menyebarkan nilai revolusinya. Pandangan mereka tertuju padanya dengan penuh perasaan haru. Beliau adalah penyeru agung dalam jihad di jalan Allah, teladan nyata untuk prinsip dan istiqamah, serta lambang tanggung jawab yang dilaksanakan. Sebab tragedi tersebut telah diketahui, maka tidak ada lagi keraguan atasnya.

Melupakan perjuangan Imam Husain akan menyebabkan rusaknya sistem kebenaran dan kita akan kehilangan standar kemanusiaan dalam membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Hal ini berakibat fatal, sebagaimana disebutkan dalam Hadis Nabi Saw, “Bagaimana dengan kalian, apabila melihat kebajikan dianggap kemungkaran dan kemungkaran dianggap kebajikan.”

Tidak diragukan lagi, pribadi Imam Husain dan Revolusinya memiliki peran penting dalam sejarah umat Islam dan mempengaruhi gerak laju sejarah umat ini. Revolusi beliau menjaga syariat Islam dari ancaman perubahan dan pencampur-bauran, serta mempertahankan eksistensi umat Islam agar tidak lenyap atau musnah.

Oleh karena itu, adalah tidak pantas bagi manusia yang memiliki pengetahuan dan akal budi untuk melupakan sosok teladan atau pura-pura lupa terhadap revolusi yang agung ini. Melupakan Imam Husain berarti kehilangan contoh pribadi yang inspiratif dalam setiap zaman, dan sama halnya kehilangan pelajaran tentang kebebasan, kemuliaan, dan perjuangan yang suci.

No comments

LEAVE A COMMENT