Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Pidato Rasulullah Saw pada Akhir Bulan Syakban tentang Keutamaan Ramadan

Al-Kulayni meriwayatkan di dalam kitab al-Kafi dari Muhammad bin Yahya dan lainnya. Ash-Shaduq juga meriwayatkan di dalam kitab al-Faqih dan al-Majalis, dari ayahnya, dari Muhammad bin Yahya, dari Ahmad bin Muhammad bin Isa, dari Hasan bin Mahbub, dari Abu Ayyub, dari Abu Wardah, dari Abu Ja’far a.s.

Rasulullah Saw berpidato di hadapan manusia pada hari Jumat terakhir dari bulan Syakban. Pertama-tama Rasulullah saw memuji Allah Swt kemudian bersabda:

“Wahai manusia! Sungguh telah menaungi kalian bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Yaitu bulan Ramadhan. Allah telah mewajibkan berpuasa pada siang harinya dan menetapkan bahwa pahala mengerjakan salat sunah pada malam harinya sama dengan pahala mengerjakan tujuh puluh salat sunah pada malam hari di bulan yang lain. Allah telah menetapkan bahwa pahala orang yang mengerjakan salat sunah di bulan ini dengan sukarela sama dengan pahala orang yang mengerjakan salat wajib. Orang yang mengerjakan satu salat wajib di bulan ini sama dengan orang yang mengerjakan tujuh puluh salat wajib di bulan lain.

Dia adalah bulan kesabaran, dan sabar balasannya adalah surga. Dia adalah bulan pertolongan. Bulan di mana Allah menambah rezeki bagi orang Mukmin. Siapa yang memberi makanan berbuka kepada orang Mukmin yang berpuasa maka di sisi Allah dia memperoleh pahala memerdekakan seorang budak dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Baca: Masa Kehidupan Imam Husain dari Lahir Sampai Wafat Rasulullah Saw

Seseorang bertanya: “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kami mampu memberi makanan berbuka kepada orang yang berpuasa.”

Rasulullah Saw menjawab:

“Sesungguhnya Allah Maha Dermawan. Dia tetap memberi pahala ini kepada orang yang tidak mampu dari kalian kecuali dengan memberi seteguk susu, seteguk air atau sepotong kecil kurma kepada orang yang berpuasa.

Siapa yang meringankan beban hamba sahayanya di bulan ini niscaya Allah Swt peringan hisabnya. Dia adalah bulan yang permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan dan akhirnya adalah dikabulkannya doa dan dibebaskan dari neraka. Sungguh kalian membutuhkan empat perkara: dua perkara yang dengannya kalian membuat Allah rida dan dua perkara yang kalian butuhkan. Adapun dua perkara yang dengannya kalian membuat Allah rida yaitu bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah. Adapun dua perkara yang kalian butuhkan ialah kalian memohon kebutuhan dan surga kepada Allah Swt, dan memohon kesehatan kepada Allah serta berlindung kepada-Nya dari neraka.”

Dalam kitab Da’a’im al-Islam dan lainnya diriwayatkan bahwa pidato ini disampaikan pada hari terakhir bulan Syakban. Ar-Rawandi meriwayatkan di dalam kitabnya an-Nawadir dengan sanad dari Sa’id bin Musib, dari Salman ra yang berkata: Rasulullah Saw berpidato di hadapan kami sebagai berikut:

“Sungguh telah menaungi kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang telah Allah jadikan puasa di siang harinya sebagai kewajiban dan salat malamnya sebagai ketaatan. Siapa yang mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini dengan ibadah sunah maka dia seperti orang yang mengerjakan ibadah wajib di bulan lain, dan siapa yang mengerjakan satu ibadah wajib di bulan ini maka dia sama dengan orang yang mengerjakan tujuh puluh ibadah wajib di bulan lain. Dia adalah bulan kesabaran, dan sabar balasannya adalah surga. Dia adalah bulan penolong. Bulan yang permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan dan akhirnya adalah terbebas dari api neraka.

Jika tiba malam pertama bulan Ramadhan Allah Swt berseru: Hai Ridwan, penunggu surga!

Malaikat Ridhwan menjawab: Aku sambut panggilan-Mu dan aku siap menerima perintah­Mu.

Lalu Allah Swt berfirman: Hiasi surga-Ku untuk orang yang berpuasa dari umat Muhammad, dan jangan ditutup bagi mereka hingga berakhir bulan mereka.

Kemudian Allah Swt menyeru malaikat Malik, Penunggu neraka. Hai Malik!

Malaikat Malik menjawab: Aku sambut panggilan-Mu dan aku siap menerima perintah-Mu.

Lalu Allah Swt berkata: Tutup pintu-pintu neraka bagi orang yang berpuasa dari umat Muhammad, dan jangan dibuka hingga selesai bulan mereka.

Kemudian Allah berseru: Hai Jibril!

Malaikat Jibril menjawab: Aku sambut panggilan-Mu dan aku siap menerima perintah-Mu.

Lalu Allah SW’T berkata: Turunlah ke bumi dan belenggu setan bagi umat Muhammad sehingga tidak merusak puasa dan iman mereka.”

Ash-Shaduq meriwayatkan di dalam kitabnya al-Majalis, majelis 12, dari Imam Muhammad al-Baqir a.s. yang berkata: Jika Rasulullah Saw melihat hilal bulan Ramadhan beliau menghadap kiblat lalu berkata,

“Ya Allah, perlihatkanlah hilal Ramadan kepada kami dengan disertai ketenteraman, iman, keselamatan, Islam, kesehatan yang prima, rezeki yang banyak, terhindar dari penyakit, kemampuan membaca Alquran, dan pertolongan untuk dapat mengerjakan salat dan puasa.

Baca: Ucapaan Rasulullah Saw Setelah Diangkat Menjadi Nabi

Ya Allah, selamatkanlah kami untuk dapat menyambut bulan Ramadan, selamatkanlah bulan Ramadan untuk dapat menjumpai kami, dan terimalah ia dari kami, hingga saat bulan Ramadan berakhir Engkau telah mengampuni kami.”

Kemudian Rasulullah menoleh ke arah banyak lalu bersabda,

“Wahai kaum Muslimin, jika datang bulan Ramadan maka setan dibelenggu, pintu langit, pintu surga clan pintu rahmat dibuka, dan pintu neraka ditutup serta doa dikabulkan. Dan pada setiap waktu berbuka puasa ada hamba-hamba yang dibebaskan Allah dari neraka. Dan pada setiap malam ada yang berseru, ‘Apakah ada yang meminta? Apakah ada yang memohon ampunan? Ya Allah, berilah ganti kepada setiap orang yang menginfakkan hartanya dan berilah kerugian kepada setiap orang yang menahan hartanya.’

Hingga tatkala datang hilal bulan Syawal orang-orang Mukmin diseru, ‘Berangkatlah untuk mengambil hadiahmu, karena hari ini adalah hari memperoleh hadiah.’”

Imam Muhammad Baqir a.s. berkata: “Demi Dzat yang diriku berada dalam genggamannya, hadiah itu bukan berupa dinar dan dirham.”

No comments

LEAVE A COMMENT