Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

PREDIKSI AWAL RAMADAN & SYAWAL 1442 H

Dalam bulan qamariyah, jumlah hari dalam satu bulan tidak bisa lebih dari 30 hari sesuai dengan kaidah ilmiah pergerakan Bumi, Matahari dan Bulan. Itulah kenapa pengamatan hilal selalu dilakukan pada hari ke-29 setiap bulan dan waktu pengamatan hilal selalu terkait dengan itsbat awal bulan sebelumnya.

PREDIKSI AWAL RAMADAN 1442H

Kondisi hilal Syakban 1442 H

Ijtimak awal Syakban yang lalu terjadi pada 13 Maret 2021jam 17:22 WIB. Artinya, terjadi kondisi di mana ijtimak terjadi sesaat setelah sunset waktu lokal di seluruh wilayah timur dan sebagian wilayah tengah Indonesia. Dengan visibilitas yang sangat rendah itu, awal Syakban 1442 H dipastikan jatuh pada 15 Maret 2021 yang lalu, sebagaimana telah diumumkan Dewan Syura Ahlulbait Indonesia (https://safinah-online.com/info-1-syakban-1442-h/ )

Kondisi hilal saat rukyat awal Ramadan 1442 H

Dengan asumsi awal Syakban adalah tanggal 15Maret 2021, maka hari ke-29 bulan Syakban (hari pelaksanaan rukyat awal Ramadan) bertepatan dengan 12 April 2021. Ijtimak terjadi di hari yang sama pada jam 09:31 WIB dan pada saat rukyat sore harinya akan terjadi kondisi “timing matched with calculation” dan Bulan berada di atas ufuk untuk pengamatan di Indonesia.

Berikut ini adalah data hisab Matahari-Bulan pada pada tanggal 12 April 2021 untuk wilayah Indonesia:

  • Ijtimak: Jam 09:31 WIB
  • Pada saat gurub (sunset):
    • Arah matahari:278,8° s/d 279,0° (azimuth)
    • Arah bulan:276,6° s/d 275,5° (azimuth)
    • Tinggi bulan:2,9° s/d 3,9° (altitude)
    • Jarak angular: bulan-matahari3,9° s/d 4,8° (elongasi)
    • Usia hilal:6 jam 8 mnt s/d 9 jam 15 mnt
    • Iluminasi hilal: 0,05% – 0,12%
  • Pada saat bulan terbenam (moonset)
    • Arah bulan: 276,5° s/d 277,1° (azimuth)

Yang bisa kita simpulkan dari pembacaan data hisab di atas adalah:

  • Posisi hilal berada di atas cenderung ke kiri (selatan) dari posisi matahari terbenam.
  • Tinggi hilal maksimum3,9° (terjadi di lokasi pantau selatan-barat Indonesia, diwakili lokasi pantau Pelabuhan Ratu, Jawa Barat).
  • Elongasi maksimum 4,8° (terjadi di lokasi pantau utara-barat Indonesia, diwakili lokasi pantau Lhoknga, Aceh).
  • Orientasi pengamatan adalah barat-sedikit ke utara (lokasi pengamatan yang ideal adalah pantai/lereng yang menghadap ke barat-utara).

Visibilitas Hilal 12 April 2021

Berikut ini adalah beberapa peta visibilitas hilal untuk hari Senin, tanggal 12 April 2021 yang mencerminkan hasil kalkulasi para ahli:

Peta visibilitas hilal menurut kriteria Odeh

Peta visibilitas hilal menurut kriteria Shaukat

Peta visibilitas hilal menurut kriteria Yallop

Peta visibilitas hilal menurut kriteria SAAO (South African Astronomical Observatory)

Dari keempat peta visibilitas hilal di atas terlihat persamaan prediksi mengenai visibilitas hilal pada tanggal 12 April 2021 untuk wilayah Indonesia, yakni sebagai berikut:

  • Seluruh kriteria visibilitas hilal menyatakan bahwa seluruh wilayah Indonesia belum masuk dalam area visibilitas.
  • Dengan besaran data hisab seperti itu, peluang terlihatnya hilal di wilayah Indonesia pada saat rukyat pada 12 April nanti sangat kecil bahkan mustahil dengan alat optik sekalipun.

Data hilal Senin, 12 April 2021 yang jauh di bawah ambang visibilitas tentunya mengarahkan pada prediksi bahwa hilal tidak akan terlihat di Indonesia pada hari itu sehingga awal Ramadan 1442 jatuh pada Rabu, 14 April 2021 karena terjadi penggenapan (istikmal) Syakban 30 hari.

Rukyat Hilal di Indonesia dan Imkanur-Rukyat MABIMS

Pada sisi lain, diketahui bahwa Kementerian Agama Indonesia menerapkan imkanur-rukyat MABIMS (arbitrasi patokan minimal kemungkinan terlihatnya hilal yang mencakup Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura) yaitu 2-3-8 (tinggi 2°, jarak sudut matahari-bulan 3°, usia hilal 8 jam). Masalahnya adalah penetapan imkanur-rukyat ini sangat jauh di bawah level visibilitas para ahli sehingga menjadikan rukyat hilal di Indonesia pada tanggal 12 April masih rawan dengan kesaksian yang janggal.

Jadi semuanya masih harus diuji dengan integritas pengamat melalui pengamatan di lapangan! Wallahu a’lam bish-shawab.

PREDIKSI AWAL SYAWAL 1442H

Pengamatan Hilal Awal Syawal 1442

Penentuan waktu pengamatan hilal awal Syawal 1442 H tidak bisa lepas dari itsbat awal Ramadan 1442 H dan secara tidak langsung berkaitan dengan waktu terjadinya ijtimak akhir Ramadan yaitu hari Rabu, 12 Mei 2021 jam 02:00 WIB. Berkenaan dengan waktu pengamatan hilal awal Syawal 1442 H untuk wilayah Indonesia, paling tidak kita punya 2 asumsi berikut konsekuensinya:

Asumsi 1: Jika awal Ramadan jatuh pada Selasa, 13 April 2021.

Konsekuensinya: pengamatan hilal awal Syawal 1442 H akan dilaksanakan pada Selasa, 11 Mei 2021 dalam kondisi:

  • Hilal mustahil dirukyat di seluruh wilayah Indonesia karena Ijtimak baru terjadi pada hari Rabu, 12 Mei 2021 jam 02:00 WIB.

Asumsi 2: Jika awal Ramadan jatuh pada Rabu, 14 April 2021.

Konsekuensinya: Pengamatan hilal awal Syawal 1442 H akan dilaksanakan pada Rabu, 12 Mei 2021 dalam kondisi sebagai berikut:

  • Berlaku kesesuaian waktu pantau dengan data karena ijtimak akhir Ramadan 1442 H terjadi pada jam 02:00 WIB hari yangsama, 12 Mei 2021.
  • Usia hilal sudah lebih dari 13 jam untuk lokasi pantau paling timur Indonesia (Jayapura, Papua) dan seluruh Indonesia masuk dalam kategori hilal di atas ufuk.

Dari kedua asumsi di atas, waktu pantau pada asumsi kedua yang lebih sesuai dengan kalkulasi astronomis yang mendukungnya.

Berikut ini adalah data hisab Matahari-Bulan pada pada tanggal 12 Mei 2021 untuk wilayah Indonesia:

  • Ijtimak: Jam 02:00 WIB
  • Pada saat gurub (sunset)
    • Arah matahari: 288,2° s/d 288,6° (azimuth)
    • Arah bulan: 288,6° s/d 290,2° (azimuth)
    • Tinggi bulan: 5,0° s/d 6,5° (altitude)
    • Jarak angular: bulan-matahari 5,3° – 6,7° (elongasi)
    • Usia hilal: 13 jam 33 mnt s/d 16 jam 46 mnt
    • Iluminasi hilal: 0,27% s/d 0,42%
  • Pada saat bulan terbenam (moonset)
    • Arah bulan: 288,7° – 289,2° (azimuth)

Yang bisa kita simpulkan dari pembacaan data hisab di atas adalah:

  • Posisi hilal berkisar disebelah atas hingga sedikit ke kanan (utara) dari posisi matahari terbenam.
  • Tinggi hilal maksimum 6,5° dan elongasi maksimum 6,7° (terjadi di lokasi pantau utara-barat Indonesia, diwakili lokasi pantau Lhoknga, Aceh).
  • Orientasi pengamatan adalah barat-utara (lokasi pengamatan yang ideal adalah pantai/lereng yang menghadap ke barat-utara).

Visibilitas hilal 12 Mei 2021 Menurut para Ahli

Kriteria Odeh, 12 Mei 2021

Kriteria Shaukat, 12 Mei 2021

Kriteria Yallop, 12 Mei 2021

Kriteria SAAO (South African Astronomical Observatory), 12 Mei 2021

Keterangan untuk keempat peta visibilitas hilal Rabu, 12 Mei 2021 di atas adalah sebagai berikut:

  • Kriteria Odeh dan Shaukat menyatakan bahwa wilayah Indonesia timur dan tengah masuk dalam area visibilitas optik namun kriteria Odeh menerapkan visibilitas yang lebih ketat.
  • Kriteria Yallop dan SAAO menyatakan bahwa hilal tidak terlihat di seluruh wilayah Indonesia.
  • Selisih yang terjadi di antara kriteria-kriteria visibilitas itu adalah karena perbedaan pemberlakuan Limit Danjon (batas minimal elongasi Matahari-Bulan yang menyebabkan ketebalan hilal terdeteksi oleh optik). Sampai kini masih dilakukan analisa empiris tentang Limit Danjon yang berkisar antara 7° hingga 6,5°.

Dari keterangan di atas bisa disimpulkan bahwa pada Rabu, 12 Mei 2021 hilal tidak akan terlihat oleh mata telanjang, namun mungkin terlihat dengan optik terutama untuk wilayah barat hingga tengah Indonesia.

Berdasarkan itu, dimungkinkan akan terjadi perbedaan tanggal Idul Fitri1442 H di Indonesia antara 13 atau 14 Mei 2021 yang disebabkan dua faktor:

  1. Faktor syar’i, perihal keabsahan penggunaan alat optik dalam rukyat hilal.

Karena pada tanggal 12 Mei 2021 hilal mungkin terlihat dengan optik, maka Idul Fitri dimungkinkan jatuh pada 13 Mei untuk wilayah yang masuk visibilitas optik, kecuali mereka yang menolak keabsahan penggunaan optik dalam rukyat hilal, akan istikmal puasa 30 hari dan merayakan Idul Fitri pada 14 Mei.

  1. Faktor area cakupan kurva visibilitas optik.

Karena hilal mungkin terlihat dengan optik di sebagian wilayah Indonesia pada tanggal 12 Mei 2021, awal Syawwal 1442 H akan jatuh pada tanggal 13 Mei untuk wilayah ini dan wilayah lain menunda sampai tanggal 14 Mei 2021.

Secara umum, mengingat pada 12 Mei wilayah Indonesia berada dalam ambang bawah limit (optik) Danjon (elongasi 7°), hilal masih akan sulit terlihat dan kesaksian hilal tampak dengan mata telanjang pada hari itu patut diragukan.

Prediksi ini disajikan sebagai sumbangsih informasi ilmiah dan bukan sebagai konklusi syar’i. Masing-masing mukalaf bertanggung jawab terhadap keputusan syar’inya dalam beribadah dan menentukan otoritas agama rujukannya.

Allahumma baariklanaa fii Sya’bana wa ballighnaa Ramadhanaa waghfirlanaa dzunuubanaa.

Artikel ini ditulis oleh Firdaus Nuriono, Lembaga Falak ABI


No comments

LEAVE A COMMENT