Bila kaum ibu menjadikan suasana keluarganya suasana cinta, kehangatan dan komitmen pada Islam; lalu anaknya menyaksikan kedua orangtuanya harmonis dalam melaksanakan ajaran Islam, niscaya dia akan terdidik sebagaimana yang dia saksikan.
Sebaliknya bila dia menyaksikan pertengkaran dan perdebatan, atau suasana keluarga itu suasana maksiat, niscaya perangkat maksiat terpenuhi baginya dan dia tumbuh di dalamnya.
Sebab itu, kebahagiaan anak-anak itu keberlanjutan dari kaum ibu.
#Pekan_Keluarga
(Sahifah al-Imam al-Khumayni, j. 8, h. 363)
Baca: Ibuku Seorang Nasrani, Ya Imam!