Para nabi as menghadapi banyak ujian, dan mereka mendapat pertolongan dari Allah swt. Sebagaimana nabi Nuh as, ketika datang air bah besar yang menenggelamkan kaum yang telah menghinakannya, Allah menyelamatkannya beserta para pengikutnya yang beriman.
حَتَّى إِذا جاءَ أَمْرُنا وَ فارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فيها مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَ أَهْلَكَ إِلاَّ مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَ مَنْ آمَنَ وَما آمَنَ مَعَهُ إِلاَّ قَليلٌ
“Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman, Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina) dan keluargamu kecuali orang yang telah dijanjikan (kecelakaannya), dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh kecuali sedikit.” (QS: Hud 40)
Nabi Ibrahim as ketika melawan para pemuja berhala, mereka menghukumnya dengan membakar dirinya di dalam api. Pada saat itu Allah swt menolongnya, menjadikan api itu dingin baginya.
قُلْنا يا نارُ كُوني بَرْداً وَ سَلاماً عَلى إِبْراهيمَ
“Kami berfirman, ‘Hai api, menjadi dingin dan keselamatanlah bagi Ibrahim.’ (QS: al-Anbiya 69).
Ujian lainnya ketika perintah dari Allah menyembelih putranya, Ismail as, pada saat melaksanakan perintah itu, Allah menebusnya dengan domba yang tersembelih.
وَ فَدَيْناهُ بِذِبْحٍ عَظيمٍ
“Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS: ash-Shaffat 107)
Nabi Musa as ketika dikabarkan bahwa kaum bersekongkol untuk membunuhnya, maka ia pergi hijrah ke Madyan. Setelah kemudian ia kembali lagi, ia bersama bani Israil lari dari kejaran Firaun, dan sampai di hadapan laut tiada jalan keluar bagi mereka dari kepungan pasukannya. Lalu Allah swt menyelamatkan nabi-Nya dan orang-orang yang bersamanya. Sebagaimana diceritakan dalam Alquran:
فَأَوْحَيْنا إِلى مُوسى أَنِ اضْرِبْ بِعَصاكَ الْبَحْرَ فَانْفَلَقَ فَكانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظيمِ
“Lalu Kami wahyukan kepada Musa, “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan menjadi seperti gunung yang besar.” (QS: asy-Syuara 63).
Nabi Isa Diangkat ke Langit
Nabi Isa as melewati ujian demi ujian yang berat. Kaumnya sepakat untuk mencelakai dirinya, bahkan dari mereka adalah orang-orang yang di dalam Alquran disebut sebagai Ahbâr” (ulama kaum), mereka terlibat dalam rencana pembunuhan terhadapnya. Namun Allah swt menolongnya:
إِذْ قالَ اللهُ يا عيسى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَ رافِعُكَ إِلَيَّ وَ مُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذينَ كَفَرُوا وَ جاعِلُ الَّذينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذينَ كَفَرُوا إِلى يَوْمِ الْقِيامَةِ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فيما كُنْتُمْ فيهِ تَخْتَلِفُونَ
(Ingatlah) ketika Allah berfirman, “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikanmu kepada akhir ajalmu dan mengangkatmu kepada-Ku serta membersihkanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu perselisihkan.” (QS: Al Imran 55)
Baca: “Nilai-nilai Keagamaan“
Syahid Sayed Baqir Hakim menjelaskan bahwa Allah swt ingin mensucikan Isa as dari kehinaan disalib. Karena hal dibunuh kendati merupakan kemuliaan bagi para pejuang di jalan Allah, tapi pembunuhan dengan cara disalib kebanyakan mengandung penghinaan. Maka Allah mensucikan Isa dari macam pembunuhan yang menghinakan ini, dan hal disalib takkan terjadi padanya. Maka Allah melindunginya dengan diserupakan oleh orang lain. Dalam Alquran Allah berfirman:
وَما قَتَلُوهُ وَما صَلَبُوهُ وَ لكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَ إِنَّ الَّذينَ اخْتَلَفُوا فيهِ لَفي شَكٍّ مِنْهُ ما لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّباعَ الظَّنِّ وَ ما قَتَلُوهُ يَقيناً بَلْ رَفَعَهُ اللهُ إِلَيْهِ وَ كانَ اللهُ عَزيزاً حَكيماً
Dan lantaran ucapan mereka, “Sesungguhnya Kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS: an-Nisa 157-8)
Bagaimana dengan Al-Husain Cucu Nabi saw?
Berbagai ujian juga dihadapi Sang Nabi Penutup saw dengan cobaan-cobaan di atas semua cobaan itu. Beliau disakiti, sebagaimana diceritakan dalam QS: at-Taubah 61. Sejarah menyebutkan bahwa musyrikin Quraisy telah sepakat untuk membunuhnya secara bersamaan. Tetapi Allah swt melindungi beliau, di antaranya melalui Sayidina Ali bin Abi Thalib yang berbaring tidur di tempat tidur beliau pada malam ketika mereka serentak memasuki rumah beliau untuk membunuhnya.
Allah swt menguji para rasul-Nya dengan berbagai macam cobaan yang berat. Namun Dia melindungi dan menyelamatkan mereka, dan membinasakan kaum-kaum yang memusuhi mereka, sebagaimana yang telah disampaikan di atas. Lantas, bagaimana dengan al-Husain? Tidakkah Allah akan melindungi cucu Nabi-Nya ini dari musuh-musuh yang mencelakai dan menghinakannya? Adalah sebuah soal yang jawabannya menyangkut kehendak Allah swt, falsafah ujian bagi para kekasih-Nya, dan perkara-perkara lainnya…
(Bersambung)
Referensi:
Al-Imam al-Husain | Ayatullah Sayed Muhammad Baqir al-Hakim
Baca: “Ujian dan Pertolongan dari Allah bagi Para Kekasih-Nya (2)“