Masalah Imam Ali Ridha menerima tawaran Al-Makmun (Khalifah Bani Abbasiyah) untuk menjadi putra mahkota, menuai banyak pertanyaan dari banyak orang, termasuk sebagian sahabat Imam. Namun Imam mengetahui bahwa perkara ini takkan sampai berlaku, dan beliau akan wafat karena diracun oleh pihak Makmun.
Ar-Rayan seorang sahabat Imam bertanya kepada beliau: “Wahai putra Rasulullah, orang-orang mengatakan bahwa Anda telah menerima posisi sebagai putra mahkota, padahal Anda seorang zuhud terhadap dunia ini?”
Imam menjawab, “Allah mengetahui ketidak sukaanku pada posisi itu. Ketika diharuskan bagiku memilih antara menerimanya dan dibunuh (jika menolaknya), maka terpaksa aku pilih menerimanya. Tidak tahukah mereka, bahwa Yusuf seorang nabi dan rasul. Ketika ia dipaksa harus menerima sebagai penanggung jawab baitulmal raja al-Aziz, Yusuf berkata kepadanya:
اجْعَلْنِي عَلَىٰ خَزَائِنِ الْأَرْضِ ۖ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ
“Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.” (QS: Yusuf 55)
“Bagaimana Anda bisa terjun dalam urusan ini?”, tanya Rayan.
“Aku dipaksa harus menerima posisi itu dengan ancaman kematian. Makmun sampai berkata kepadaku, “Terimalah! Atau aku tebas lehermu dengan pedang!”. Dengan begitu tak mungkinkah bagiku masuk dalam urusan tanpa aku terlibat di dalamnya!? Hanya kepada Allah lah aku mengadu dan memohon pertolongan”
Ia bertanya lagi, “Tuanku, bagaimana Anda masuk dalam urusan yang Anda tak terlibat di dalamnya?”
Beliau berkata, “Aku sampaikan kepada Makmun bahwa aku terima dengan syarat; aku tidak akan mengangkat atau melengserkan seorangpun secara formal maupun tidak formal.” (Baca: Pesan Imam Ali ar-Ridha pada Jum’at Akhir Bulan Sya’ban)
“Apakah Makmun mengabulkan persyaratan tersebut?”, tanya Rayan.
Imam menyampaikan, “Kata Makmun, wahai Abul Hasan, bagaimana jika ternyata Anda meninggalkan pesan yang merugikan kami kepada orang-orang yang mentaati Anda!?”
Maka aku katakan kepadanya, “Hai Amirul mukminin, jika kau tepati janjimu pastilah aku tepati janjiku padamu.”
Sesungguhnya posisi yang aku terima ini tidak membuatku merasa senang sedikitpun. Semasa aku berada di Madinah, pesanku sudah sampai di Timur dan Barat.”
Demikianlah Imam Ali Ridha a.s. telah menggagalkan rencana Makmun yang menggunakan segala cara demi kepentingan kekuasaannya, dengan syarat yang beliau ajukan terkait kepemimpinan beliau. Adalah sebagaimana para imam pendahulu beliau yang suci; tidak berambisi di dunia dan tidak patuh pada orang zalim, sekalipun penguasa mengancam mereka atau memberi mereka sesuatu.[*]
Baca: “4 Kisah Menarik Imam Ridha a.s.“