Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
HomeView All Posts (Page 212)

View All Posts

Sayyidah Fatimah kecil memeluk erat ayahnya, Nabi Muhammad saw. sambil menangis dan berkata, “Ayah! Di mana ibuku? Dia mengulangi pertanyaan itu, “Ayah! Di mana ibuku? Nabi pun terdiam dan memeluknya. Pemandangan menyedihkan itu membuat para malaikat menangis. Saat itu malaikat Jibril a.s. turun seraya berkata, “Wahai Nabi!

Imam Ali AS mengatakan bahwa agamapun juga pernah dijajah oleh manusia-manusia keji. Beliau berkata, “Sesungguhnya agama ini pernah menjadi tawanan di tangan orang-orang keji yang mengamalkannya sesuai hawa nafsu, dan dengannya dunia justru  dicari.” Banyak manusia tertawan oleh hawan nafsunya sehingga betah tinggal di dunia dan

Diriwayatkan dari  Imam Ali Ridha s.a. berkata, “Ini adalah do’a yg selalu dibaca oleh Imam ‎Muhammad al Baqir s.a. pada waktu sahur di bulan Ramadhan.”‎ adapun doanya sebagai berikut: اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ بَهائِكَ بِأَبْهاهُ، وَكُلُّ بَهائِكَ بَهِيُّ، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِبَهائِكَ كُلِّهِ Ya Allah, aku memohon

Hari keenam belas (16) اللهُمَّ وَفِّقْنِي فِيْهِ لِمُوَافَقَةِ الأَبْرَارِ وَ جَنِّبْنِيْ فِيْهِ مُرَافَقَةَ الأَشْرَارِ وَ آوِنيْ فِيْهِ بِرَحْمَتِكَ إِلَى دَارِ الْقَرَارِ بِإِلهِيَّتِكَ يَا إِله الْعَاْلَمِيْنَ Allâhumma waffiqnî fîhi limuwâfaqatil abrâr wa jannibnî fîhi murafaqatal asyrâr wa âwinî fîhi birahmatika ilâ dâril qarâri bîlâhiyyatika yâ ilâhal ‘âlamîn Ya Allah,

Saat tiba bulan suci ini Rasulullah saw menyampaikan kabar gembira: قَدْ أَقْبَلَ إِلَیْکُمْ شَهْرُ اللَّهِ بِالْبَرَکَةِ وَ الرَّحْمَةِ وَ الْمَغْفِرَةِ “Sungguh telah datang kepada kamu bulan Allah, yang penuh keberkahan, rahmat dan pengampunan dari-Nya." Imam Muhammad Baqir menukilkan ucapan Imam Ali as: Jangan katakan, Ramadhan!, tetapi katakanlah

Buruknya Kekenyangan Bulan suci Ramadhan merupakan kesempatan untuk menyingkap tabir rahasia alam semesta, namun untuk dapat memanfaatkan kesempatan ini manusia memerlukan asupan makanan dan minuman sebatas apa yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Perut yang kekenyangan akan cenderung mengganggu kelancaran berpikir dan memperoleh pemahaman. Dan dalam ungkapan akhlak

Dalil Ketiga, riwayat di atas bertentangan dengan riwayat-riwayat yang ada di sumber-sumber Ahlisunnah lain yang menjelaskan secara gamblang menegaskan bahwa Imam Mahdi as dari keturunan penghulu para Syuhada, Imam Husein as.

Di antaranya Muqaddasi As- Syafi’i dalam kitab “Iqdu Durar dan Muhibuddin Thabari dalam Dzakhair ‘Uqba. Keduanya menyebutkan sebuah hadis:

وعن حذیفة رضی الله عنه قال: خطبنا رسول الله (ص) فذکرنا رسول الله (ص) بما هو کائن، ثم قال: «لو لم یبق من الدنیا إلا یوم واحد لطول الله عز وجل ذلک الیوم، حتی یبعث فی رجلاً من ولدي اسمه اسمي». فقام سلمان الفارسي رضي الله عنه فقال: یا رسول الله، من أي ولدک ؟ قال: «هو من ولدي هذا»، وضرب بیده علی الحسین علیه السلام.

Faham Jabriyah / Determinisme  meyakini bahwa manusia dalam segala aktivitasnya tidak memiliki pilihan, semua perbuatannya yang baik dan buruk dilakukan oleh Allah Swt. Mazhab Syi’ah menganggap ini salah dengan berbagai alasan di antaranya; bertentangan dengan keadilan ilahi, bertentangan dengan tujuan pengutusan para nabi dan lain-lain.

Akan tetapi, ada ayat-ayat Alquran yang sekilas pandang bisa dijadikan sebagai dalil akan kebenaran Farhan jabriyah ini. Di antaranya ayat ke-78 dari surat an-Nisa’. Allah berfirman:

وَإِن تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُواْ هَذِهِ مِنْ عِندِ اللَّهِ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُواْ هَذِهِ مِنْ عِندِكَ قُلْ كُلًّ مِّنْ عِندِ اللَّهِ

“Dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah””.

Pakaian setidaknya bisa berfungsi untuk memenuhi tiga kebutuhan manusia; pertama menjaganya dari cuaca panas dan dingin, kedua, menjaga kehormatan dan membuang rasa malu, ketiga, memberikan tampilan menarik dan berwibawa bagi pemakainya.

Dalam setiap masyarakat,  model dan tata cara pakaian lelaki dan perempuan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi ekonomi serta sosial masyarakat tersebut. Sebagaimana hal itu juga terpengaruh oleh pandangan dunia dan nilai-nilai yang dominan di dalamnya. Dengan kata lain bagaimana dia melihat dunia? Bagaimana dia melihat wujud dirinya? Di mana inti kebahagiaan dirinya berada? Hal-hal Inilah yang membuat manusia berbeda-beda satu sama lain dalam cara berpakaiannya.

Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa pakaian dapat mempercantik atau mempergagah manusia.  Dampak hal tersebut tidak hanya dapat dirasakan oleh yang melihat. Akan tetapi, secara psikologis pengaruh positifnya dapat dirasakan sendiri oleh orang yang bersangkutan. Dengan demikian, cara berpakaiannya seseorang itu bukan sekedar cerminan kepribadian seseorang, tapi justru punya andil dalam pembentukan dan perubahan karakternya. Berikut ini beberapa contoh hubungan erat antara model pakaian dengan karakter pemakainya: