Kitab Kifayah al-Atsar, dari Ahmad bin Muhammad bin ‘Ubaidillah bin Hasan al-‘Atharidi, dari kakeknya Ubaidillah bin Hasan, dari Ahmad bin Abdul Jabbar al-Atharidi, dari Muhammad bin Abdullah ar-Raqasyi, dari Jafar bin Sulaiman adh-Dhab’i, dari Yazid ar-Rasyak, yang dipanggil Qays Fair, dari Muthrif bin Abdullah, dari Imran bin Hashin yang berkata bahwa Rasulullah Saw berpidato di hadapan mereka, dan beliau bersabda:
“Wahai manusia, sebentar lagi aku akan tiada. Aku berpesan kepada kalian untuk berbuat baik kepada keturunanku.”
Lalu Salman berdiri dan bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah para imam sesudahmu berasal dari keturunanmu?”
Rasulullah Saw menjawab: “Benar, para imam sesudahku berasal dari keturunanku, jumlahnya sebanyak jumlah para pemimpin Bani Israil. Sembilan orang dari mereka berasal dari tulang sulbi Husain, dan dari kami Mahdi umat ini. Siapa yang berpegang teguh kepada mereka berarti dia telah berpegang teguh kepada tali Allah. Jangan mengajari mereka karena mereka lebih tahu dari kalian. Ikutilah mereka, karena mereka bersama kebenaran dan kebenaran bersama mereka hingga mereka menemuiku di telaga.”
Baca: Wasiat Qurani Rasulullah Saw untuk Abdullah bin Mas’ud
Riwayat ini juga terdapat pada sanad lain, dari Abu Abdillah asy-Syami dan Ashbagh, dari Imran bin Hashin yang berkata: “Aku mendengar Rasulullah Saw berkata kepada Ali, ‘Engkau pewaris ilmuku, dan engkau imam dan khalifah sesudahku. Sepeninggalku engkau akan mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak mereka ketahui. Engkau ayah kedua cucuku dan suami dari putriku. Dari keturunan kalian akan muncul para imam maksum.’”
Kemudian Salman bertanya tentang para imam. Rasulullah Saw menjelaskan: “Jumlah mereka sebanyak jumlah para pemimpin kabilah Bani Israil.”
Hadis ini, dengan kata-kata ini, mutawatir di kalangan Syiah. Pertanyaan Salman bukan dikarenakan tidak tahu jumlah para imam, karena dia telah berkali-kali mendengar hal itu dari Rasulullah Saw. Bahkan, dari pesan Rasulullah Saw kepada umatnya untuk berbuat baik kepada keturunannya,
Salman tahu bahwa Ahlulbait akan dikalahkan sepeninggal Rasulullah Saw. Seolah-olah Salman tahu terdapat kontradiksi antara pesan Rasulullah Saw untuk berbuat baik kepada keturunan Rasulullah Saw dengan kedudukan mereka sebagai pemimpin setelah Rasulullah Saw. Karena seorang pemimpin dan orang yang mengurusi umat tidak membutuhkan hal seperti itu, bahkan sebaliknya.
Rasulullah saw memberitahu Salman bahwa keturunannya akan ditinggalkan. Bahkan, tatkala Amirul Mukminin a.s. mendengar Saad bin Ubadah bersama orang-orang Anshar kembali dari Saqifah Bani Saidah dengan membawa kerugian, dia mengecam mereka karena pergi ke Saqifah dengan mengatakan: “Mengapa mereka tidak mendengar apa yang dikatakan Rasulullah Saw? Namun terimalah kebaikan-kebaikan mereka dan maafkanlah kesalahan-kesalahan mereka.”
Baca: Rasulullah Saw adalah Akal Semua Manusia
Kecaman dan kritikan Amirul Mukminin a.s. ialah hendaknya orang-orang Anshar berdiam diri di dalam rumah sebagaimana yang dilakukan Amirul Mukminin, setelah mereka mendengar pesan Rasulullah Saw tentang hak Ahlulbait.
*Dikutip dari Kitab Madinah Balaghah – Syaikh Musa Zanjani