Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
Home2017November (Page 2)

November 2017

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib telah memberikan ungkapan yang sangat indah mengenai kejujuran atau kebenaran dalam beriman, yaitu ketika beliau menyifati keadaan orang-orang yang bertakwa. Beliau berkata; عظم الخالق في أنفسهم فصغر ما دونه في أعينهم. “Sangat agung Sang Pencipta dalam jiwa mereka sehingga selainNya mengecil

بسم الله الرحمن الرحيم Dengan Asma Allah yang Mahakasih dan Mahasayang أللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا لَمْ أَزَلْ أَتَصَرَّفُ فِيهِ مِنْ سَلاَمَةِ بَدَنِي، وَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَحْدَثْتَ بِيْ مِنْ عِلَّة فِي جَسَـدِي. Ya Allah, bagi-Mu segala pujian karena tidak henti-hentinya aku bergerak berkat kesehatan badanku, bagi-Mu segala pujian karena penyakit yang Engkau

بسم الله الرحمن الرحيم Dengan asma AllahYang Maha Pengasih dan Maha Penyayang Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya  إلهِي إليْكَ أَشْكُو نَفْساً بِالسُّوءِ أَمَّارَةً، وَإلَى الْخَطيئَةِ مُبادِرَةً، وَبِمَعاصِيكَ مُولَعَةً، وَلِسَخَطِكَ مُتَعَرِّضَةً، تسْلُكُ بِي مَسالِكَ الْمَهالِكِ، وَتَجْعَلُنِي عِنْدَكَ أَهْوَنَ هالِك، كَثِيرَةَ الْعِلَلِ طَوِيلَةَ الاَمَلِ، إنْ مَسَّهَا الشَّرُّ

Bismillahirrahmanirrahim Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa Aali Muhammad Berdasarkan keterangan para ahli tentang visibilitas hilal awal bulan Rabiul Awal pada tanggal 19 November 2017 dan sesuai dengan prinsip penetapan awal bulan dalam mazhab Ahlul Bait AS, khususnya dalam fatwa Imam Ali Khamenei HF, maka diinformasikan, bahwa 1

Kedua, jujur sebagai lawan pelanggaran, yaitu jujur dalam berjanji. Jika seseorang berjanji tapi dia mengetahui bahwa dia akan melanggarnya maka dustanya akan kembali kepada dusta dengan tipe dan makna yang pertama. Sedangkan arti yang dimaksud di sini ialah bahwa dia tidak berniat mengingkarinya ketika berjanji

Allah SWT berfirman; وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا لَوْلاَ نُزِّلَتْ سُورَةٌ فَإِذَا أُنزِلَتْ سُورَةٌ مُّحْكَمَةٌ وَذُكِرَ فِيهَا الْقِتَالُ رَأَيْتَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ يَنظُرُونَ إِلَيْكَ نَظَرَ الْمَغْشِيِّ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَأَوْلَى لَهُمْ * طَاعَةٌ وَقَوْلٌ مَّعْرُوفٌ فَإِذَا عَزَمَ الاْمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْراً لَّهُمْ. “Dan orang-orang yang beriman

Allah SWT berfirman; أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى. “Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya.”[1] Malu adalah sensibilitas dan kesadaran yang mendorong orang untuk menahan diri dari perbuatan tercela. Sensibilitas ini bisa jadi membuat seseorang cenderung menyembunyikan keburukan. Namun, tak seorangpun dapat menyembunyikannya di depan Allah