Dalam kitab tafsir Furat al-Kafi, halaman 110, disebutkan, dari Ali bin Muhammad bin Ali bin Umar az-Zuhri, dengan bersanad dari Abdullah bin Abbas yang berkata: “Rasulullah Saw berdiri dihadapan kami lalu berpidato:
‘Segala puji bagi Allah atas segala nikmat dan bencana-Nya kepada kami Ahlulbait. Aku memohon pertolongan kepada Allah atas segala musibah dunia dan kebinasaan akhirat. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusan-Nya. Dia telah mengutusku dengan membawa risalah-Nya bagi seluruh makhluk, supaya orang yang binasa, binasa atas dasar kejelasan dan orang yang hidup, hidup atas dasar kejelasan. Dan Dia telah mengutamakan aku atas seluruh alam, dari orang-orang pertama dan orang-orang terakhir.
Dia telah memberikan kepadaku kunci-kunci seluruh perbendaharaan-Nya, telah mempercayakan kepadaku rahasia-Nya, dan telah memerintahkanku dengan perintah-Nya. Maka Dia Yang menegakkan dan aku yang menyudahi. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan kekuatan Allah, Dzat Yang Mahatinggi dan Maha Agung. Bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan jangan kalian mati kecuali sebagai Muslim. Ketahuilah, sesungguhnya Dia meliputi segala sesuatu dan sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu.
Baca: Wawancara: Persatuan Islam Perspektif Mazhab Ahlulbait
Wahai manusia, kelak sepeninggalku ada kaum yang berdusta atas namaku dan perkataan mereka diterima, dan kelak sepeninggalku akan datang banyak perkara lalu mereka menyangka itu dariku. Aku berlindung kepada Allah, aku tidak mengatakan sesuatu atas nama Allah kecuali kebenaran. Aku tidak memerintahkan sesuatu kecuali apa yang telah diperintahkan Allah kepadaku, dan aku tidak menyeru kecuali kepada-Nya. Dan orang-orang yang zalim kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali.’
Abdullah bin Abbas berkata: ‘Maka Ubadah bin Shamit berdiri lalu berkata, ‘Kapan itu, hai Rasulullah. Beritahu siapa mereka, supaya kami berhati-hati terhadap mereka.’
Rasulullah Saw menjawab: ‘Kaum-kaum yang telah bersiap-siap dari hari ini untuk mengambil kursi kekhilafahan, dan mereka akan muncul di tengah-tengah kamu pada saat nyawaku telah sampai di sini (Rasulullah Saw menunjuk ke kerongkongannya).’
Ubadah bin Shamit berkata kepada Rasulullah Saw: ‘Jika itu terjadi, lantas kepada siapa kami harus berpegang?’
Rasulullah Saw menjawab: ‘Jika itu terjadi maka kalian harus mendengarkan dan mentaati orang-orang yang paling dahulu dari keluargaku. Karena mereka akan mencegah kalian dari kedurhakaan dan menunjukkan kalian kepada petunjuk serta mengajak kalian kepada kebenaran. Mereka menghidupkan sunah dan hadisku, dan membinasakan bid’ah serta meluruskan orang-orangnya dengan kebenaran, clan mereka lenyap bersama kebenaran di mana saja kebenaran lenyap. Tidak terbayang bagiku kalian mengetahuinya, namun aku telah menegakkan hujjah atas kalian manakala aku telah memberitahu kalian akan hal ini. Sungguh, aku telah memberitahu kalian.
Baca: Ahlul Bait Milik Semua
Wahai manusia, sesungguhnya Allah Swt telah menciptakan aku dan Ahlulbaitku dari tanah liat yang tidak digunakan untuk menciptakan seorang pun dari selain kami dan para penolong kami. Kami makhluk pertama yang diciptakan oleh-Nya. Setelah Dia menciptakan kami, Dia mengoyak seluruh kegelapan dengan cahaya kami, dan dengan perantaraan kami, Dia menghidupkan seluruh tanah liat yang baik dan mematikan seluruh tanah liat yang buruk.
Kemudian Allah Swt berkata: Mereka adalah makhluk pilihan-Ku, pembawa ‘Arsy-Ku, penyimpan ilmu-Ku, dan pemimpin penduduk langit dan bumi. Mereka adalah orang-orang yang benar, akan mendapat petunjuk orang yang mengikuti mereka. Siapa yang datang kepada-Ku dengan ketaatan kepada mereka maka Aku masukkan dia ke dalam surga-Ku, dan Aku masukkan dia ke dalam kemuliaan-Ku. Siapa yang datang kepada-Ku dengan memusuhi mereka dan berlepas diri dari mereka, maka Aku masukkan dia ke dalam neraka-Ku dan Aku gandakan siksa-Ku atasnya. Dan itulah balasan bagi orang-orang yang Zalim.’
Kemudian Rasulullah Saw melanjutkan sabdanya: ‘Kami pilar orang-orang yang beriman kepada Allah dan benar-benar kesempurnaan bagi mereka. Dengan perantaraan kami, amal salih diluruskan. Kami adalah pesan Allah pada orang-orang terdahulu dan orang-orang kemudian. Dari kalangan kami, pengawas makhluk Allah. Kami adalah sumpah Allah, di mana Allah bersumpah dengan kami manakala berfirman: Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) keluarga. Sesungguhya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.’(QS. an-Nisa: 1)
Wahai manusia, sesungguhnya kami Ahlulbait telah dijaga Allah dari menjadi gila, orang yang menyesatkan, terkena fitnah, dukun, tukang sihir, peramal, pengkhianat, pengusir, pembuat bid’ah, peragu, penghalang bagi manusia dari kebenaran, atau orang munafik. Siapa saja yang mempunyai salah satu dari sifat-sifat ini maka dia bukan bagian dari kami dan kami bukan bagian dari mereka, dan Allah berlepas diri darinya dan kami pun berlepas diri darinya. Siapa yang Allah berlepas diri darinya maka Allah masukkan dia ke dalam neraka Jahanam, dan itu seburuk-buruk tempat tinggal.
Sesungguhnya kami Ahlulbait telah disucikan Allah dari setiap najis. Kami adalah orang-orang yang selalu berkata benar manakala berbicara, orang-orang yang selalu tahu manakala ditanya, dan orang-orang yang selalu menjaga amanah manakala dititipi amanah. Allah telah menghimpun sepuluh sifat pada kami, yang belum pernah Dia menghimpunnya pada seorang pun sebelum kami dan tidak seorang pun dari selain kami. Yaitu ilmu, kebijaksanaan, hukum, intisari akal, kemudaan, keberanian, selalu berkata benar, kesucian, selalu menjaga kesucian diri, dan wilayah.
Kami adalah kalimat takwa, jalan petunujuk, contoh tertinggi, hujjah terbesar, pegangan kuat, dan kebenaran yang Allah perintahkan untuk dicintai. Maka tidak ada setelah kebenaran itu selain kesesatan. Maka mengapa kamu berpaling (dari kebenaran)?.”
Baca: Doa Imam Zainal Abidin Ketika Mengingat Keluarga Nabi
Dalam redaksi kitab Bihar al-Anwar, sebagai ganti dari al-futuwwah (kemudaan) diletakkan kata an-nubuwwah (kenabian), dan sebagai ganti dari “wilayah” diletakkan kata ash-shabr (kesabaran), namun diletakkan setelah kata ash-shidiq (selalu berkata benar). Serta tidak ada perkataan “dan kebenaran yang Allah perintahkan untuk dicintai.”
Musa bin Abdullah, penulis kitab ini berkata, Ini hadis hasan dan sahih. Banyak riwayat lain yang juga menunjukkan makna yang sama. Adapun yang paling ringkas di antara riwayat-riwayat ini ialah hadis yang diriwayatkan oleh Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang berkata: “Rasulullah Saw telah bersabda, ‘Siapa yang beragama dengan agamaku, berjalan di jalanku, dan mengikuti sunahku, maka dia harus beragama dengan mengutamakan para imam dari kalangan Ahlulbaitku atas semua umatku. Karena perumpamaan mereka bagi umat ini adalah seperti pintu pengampunan dosa bagi Bani Israil.’”
Ash-Shaduq meriwayatkan hadis ini di dalam majelis 17 dari kitab al-Majalis. Sanad hadis ini sahih, dan juga hadis ini datang dalam bentuk redaksi yang lain.
*Madinah Balaghah