Terjemah
1.Demi fajar,
2. demi malam yang sepuluh
3. demi yang genap dan yang ganjil,
4. demi malam apabila berlalu.
5. Adakah pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) bagi orang-orang yang berakal?
6. Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad?
7. (yaitu) penduduk Iram (ibukota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi,
8. yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain,
9. dan (terhadap) kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah,
11. yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri,
12. lalu mereka banyak berbuat kerusakan dalam negeri itu,
13. karena itu Tuhanmu menimpakan cemeti azab kepada mereka,
14. sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi.
15. Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.”
16. Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku.”
17. Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim,
18. dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,
19. sedangkan kamu memakan harta warisan dengan cara mencampurbaurkan (yang halal dan yang haram),
20. dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan
21. Sekali-kali tidak! Apabila bumi diguncangkan berturut-turut (berbenturan),
22. dan datanglah Tuhanmu; dan malaikat berbaris-baris,23. dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam; pada hari itu sadarlah manusia, tetapi tidak berguna lagi baginya kesadaran itu.
24. Dia berkata, “Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini.”
25. Maka pada hari itu tidak ada seorang pun yang mengazab seperti azab-Nya (yang adil),
26. dan tidak ada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya.
27. Wahai jiwa yang tenang!
28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.
29. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,
30. dan masuklah ke dalam surga-Ku.
Tafsir Ayat 1 – 14
Dalam surat ini Allah Swt bersumpah dengan sepuluh macam;
- Waktu fajar
Fajar adalah waktu berakhirnya malam. Dalam ajaran Islam, di saat munculnya fajar kita diwajibkan melakukan salat subuh. Hal itu sebagai tanda syukur kita kepada Allah Swt. Karena dengan tibanya fajar dan kita bangun dari tidur, berarti kita masih hidup dan dapat menghirup kembali udara segar di pagi hari yang bersih dan sunyi. Sebelum waktu fajar tiba, bumi gelap dan sunyi. Denyut kehidupan berhenti sejenak. Kita pun tidur istirahat untuk menghilangkan rasa lelah dari mencari karunia Allah Swt di siang hari.
Dalam ayat yang lain, secara khusus Allah Swt menyebutkan waktu fajar sebagai waktu salat, “Dirikanlah salat ketika matahari tergelincir sampai tibanya malam yang gelap, dan ketika waktu fajar. Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan.” (QS. al-lsra’ 78)
Sebagian ahli tafsir menafsirkan fajar dengan hari pertama di bulan haji, karena ayat setelahnya yang berbunyi ‘dan malam-malam yang sepuluh’ menunjukkan sepuluh malam di bulan Zulhijjah (al-Fakhr al-Razi). Dan ada pula yang menafsirkannya dengan hari pertama bulan Muharram sebagai tahun baru Islam (al-Qurthubi).
- Sepuluh malam
Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang maksud dari sepuluh malam ini. Di antara pendapat mereka adalah; sepuluh malam pertama bulan haji, sepuluh malam pertama bulan Muharram, sepuluh malam pertama bulan Ramadan, sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.
- Bilangan yang genap dan bilangan yang ganjil
Berkenaan dengan penafsiran ayat ini, para ahli tafsir juga berbeda pendapat sampai tiga puluh enam penafsiran. Tetapi penafsiran yang masyhur adalah penafsiran yang mengatakan bahwa “syafa” adalah hari Idul Adha, sedangkan “witr” adalah hari Arafah, dan penafsiran yang mengatakan bahwa “witr” dan “syafa” adalah salat sunnah syafa’ dan salat sunnah witir yang dilakukan pada waktu sahur. Penafsiran ini sesuai dengan ayat sebelumnya “Demi waktu fajar”.
- Malam bila berlalu
Ayat ini selaras dengan ayat pertama, yakni ketika fajar tiba maka malam pun berlalu. Pergantian waktu antara siang dan malam selalu berlangsung. Pada dua waktu itu, manusia mempunyai tugas-tugas yang sesuai dengan kondisi alam yang meliputinya. Hamba-hamba Allah yang saleh menjadikan malam sebagai waktu untuk bermunajat dan bercengkerama dengan Allah Swt, sedangkan waktu siang untuk berkhidmat kepada umat manusia, baik kepada keluarga maupun kepada masyarakat umum.
Setelah bersumpah dengan hal-hal tersebut, Allah Swt menegaskan bahwa sumpah-sumpah itu sudah cukup kuat sehingga tidak ada alasan bagi orang yang berakal untuk tidak menerima apa yang akan disampaikan oleh-Nya. Yang disampaikan oleh Allah dalam surat ini adalah berita tentang siksaan terhadap sejumlah orang kafir dan durhaka, dan bahwa Allah Swt benar-benar mengawasi dan memonitor tingkah laku umat manusia.
Bersambung…