Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Anak-anak Kecil Pun Menyambut Seruan Imam Husain a.s. (Bag. 1)

Tujuan Imam Husain a.s. melakukan perjalanan panjang dari Madinah ke Makkah dan melanjutkan ke Irak semata-mata untuk memperbaiki umat datuknya, Nabi Muhammad saw., bukan untuk berperang. Namun keadaan ketika itu memaksa beliau untuk melawan dan membela diri serta menjaga keluarganya.

Sejak awal perjalanan, Imam Husain a.s. hanya membawa keluarga dan segelintir sahabat. Kafilah beliau a.s. dipenuhi dengan anak-anak kecil, bahkan ada bayi mungil yang masih berusia 6 bulan. Namun di saat Imam Husein a.s. meminta pertolongan, anak-anak kecil ini pun bak singa yang berani, menyatakan kesiapan untuk mempertaruhkan nyawa demi membela imam zaman mereka saat itu, yaitu Imam Husain a.s.

Adik-adik penasaran dan ingin mengetahui siapa saja anak-anak kecil pemberani itu?

Berikut ini sebagian dari anak-anak kecil pemberani tersebut:

1- Qasim Putera Imam Hasan a.s.

Qasim bin Hasan saat hari Asyura di padang Karbala adalah seorang pemuda belia yang masih belum mencapai usia baligh. Beliau putera Imam Hasan a.s. dari ibu yang bernama Ramlah atau Nafilah. (Baca: Peran Imam As-Sajjad A.S. Usai Tragedi Karbala)

Qasim bersikeras untuk meyakinkan sang paman, Al-Husain supaya memberikan izin pergi ke medan perang.

Dikisahkan bahwa di tengah hiruk pikuk peperangan, tampak seorang anak lelaki masih kecil yang wajahnya seperti bagian dari bulan purnama datang ke tengah medan perang. Ia memegang sebilah pedang di tangannya, memakai sepotong baju dan celana, dan mengenakan sepasang sandal yang sebelah kirinya sobek.

Saat melihat Qasim kecil, Amr bin Sa’ad bin Nufail Azdi berkata, “Demi Allah! Aku akan menyerangnya sekarang juga.”

Humaid bin Muslim berkata, “Subhanallah! Apa tujuanmu ingin melakukan hal itu? Tentara-tentara yang telah mengepungnya tidak akan membiarkannya lolos. Cukup mereka saja yang menyelesaikannya.”

Amr bin Sa’ad Azdi tetap berkata, “Demi Allah! Aku akan menyerangnya.”

Kemudian Amr bin Sa’ad menyerang Qasim dari belakang. Sebelum Qasim sempat membalikkan badan, Amr bin Sa’ad menghantamkan pedangnya ke kepala Qasim hingga ubun-ubunnya terbelah. (Baca: Tidakkah Sayyidah Zainab as Pasca Tragedi Karbala Kembali ke Madinah, Lalu Mengapa Makam Beliau di Suriah?)

Qasim kecil jatuh ke tanah dengan didahului oleh wajahnya dan meminta pertolongan dari sang paman, Al-Husain a.s. sambil berteriak, “Oh pamanku!”

Dalam Ziarah Nahiyah Muqaddasah disebutkan:

“Salam atas Qasim bin Al-Hasan, anak lelaki belia yang dibelah ubun-ubunnya oleh musuh dan pakaian perangnya dirampas. Saat meminta pertolongan dari sang paman Al-Husain, beliau a.s. secepat kilat hadir di atas kepalanya. Di saat itu, Imam Husain berkata, “Semoga kaum yang membunuhmu dijauhkan dari rahmat Allah. Mereka kelak di hari kiamat akan berhadapan dengan kakek dan ayahmu sebagai musuh.”

Kemudian Imam Husain a.s. mengangkat tubuhnya dari tanah, mendekatkan ke dada beliau, membawanya ke kemah dan meletakkan di atas tanah di samping putera beliau, Ali Akbar dan syuhada’ Karbala yang lainnya.

2- Abdullah bin Hasan bin Ali

Abdullah putera Imam Hasan Al-Mujtaba yang saat itu masih berusia 11 tahun. Ketika ia menyaksikan Imam Husain a.s. jatuh ke tanah, ia segera menuju medan perang untuk berperang dan membela sang paman yang mazlum. Ia berhasil membunuh beberapa orang tentara musuh. Namun akhirnya, ia syahid oleh pedang tajam manusia kejam bernama Bahr bin Ka’ab. Dalam riwayat disebutkan, Harmalah memotong tangan Abdullah bin Hasan yang masih berada dalam dekapan pamannya Al-Husain a.s. dengan pedang dan di tempat itu juga membuatnya gugur syahid. (Baca: Mengapa Asyura’ Dan Tragedi Karbala Hanya Sekali Terjadi?)

3- Aun bin Abdullah bin Ja’far

Aun adalah putera Zainab a.s. (alaihas salam). Ia hadir di Karbala pada hari Asyura bersama sang ibu. Pemuda yang masih belia ini datang menghadap Imam Husain a.s. dan sang Ibu memintakan izin kepada Imam Husain untuk pergi ke medan tempur.

Imam Husain a.s. akhirnya memberikan izin. Aun langsung menyerang musuh dan berhasil membunuh beberapa orang tentara musuh, namun akhirnya Aun menemui syahadah.

Aun sempat berteriak lantang memperkenalkan diri:

Jika kalian tidak mengenalku

Ketahuilah bahwa aku adalah putera Abdullah bin Ja’far

Sang pemilik dua sayap yang melayang-layang di surga

Dalam Ziarah Nahiyah Muqaddasah disebutkan: “Salam atas Aun putera Abdullah bin Ja’far At-Thayyar (yang terbang) di surga… Allah melaknat pembunuhnya, yaitu Abdullah bin Quthbah.

Adik-adik yang dirahmati Allah! Apakah jika kita berada di posisi mereka, kita siap menolong Imam Zaman kita?

(Bersambung…)

Baca: “Anak-anak Kecil Pun Menyambut Seruan Imam Husain a.s. (Bag. 2)

 

No comments

LEAVE A COMMENT