Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Anak-anak Kecil Pun Menyambut Seruan Imam Husain a.s. (Bag. 2)

Salam sejahtera untuk adik-adik para pencinta Imam Husain a.s. yang sedang berduka atas syahadah beliau dan keluarga serta sahabat setianya.

Kita akan melanjutkan kisah-kisah anak-anak pemberani di padang Karbala. (Baca kisah sebelumnya)

Yuk simak kisahnya baik-baik berikut ini:

Kita sudah mengenal 3 pahlawan kecil pada edisi sebelumnya. Kira-kira selain 3 pahlawan kecil itu, apakah masih ada pahlawan-pahlawan kecil lainnya? Siapa sajakah mereka?

4- Muhammad bin Abdullah

Muhammad bin Abdullah bin Ja’far sang jawara kecil juga memasuki medan perang dengan gagah berani dan memperkenalkan diri. Dalam peperangan yang berat dan tidak seimbang itu, ia berhasil membinasakan 3 pasukan penunggang dan 18 pasukan jalan kaki musuh. Namun Pada akhirnya, ia pun dikepung musuh dan meneguk manisnya syahadah. (Baca: Pesan Rasulullah tentang Jihad Besar)

Dalam Ziarah Nahiyah Muqaddasah disebutkan: “Salam atas Muhammad bin Abdullah Ja’far yang telah menyaksikan kedudukan kakeknya di surga dan menemui syahadah setelah saudaranya serta menjaga jasad saudaranya. Allah melaknat pembunuhnya, yaitu ‘Amir bin Nahsyal At-Tamimi.”

5 & 6 – Muhammad dan Ibrahim bin Muslim

Muhammad dan Ibrahim adalah dua putera Muslim bin Aqil yang menjadi tawanan dalam tragedi Karbala. Ibnu Ziyad memerintahkan untuk memenjarakan keduanya. Maka dua remaja belia yang masih belum baligh dipenjarakan selama satu tahun. (Baca: Mengenal Muslim bin Aqil, Tumbal Kota Kufah)

Kemudian keduanya berhasil melarikan diri pada malam hari dengan bantuan seorang kakek tua penjaga penjara bernama Masykur yang merupakan pencinta Ahlul Bait a.s.

Malam itu, setelah berhasil melarikan diri dari penjara, mereka berdua bermalam di rumah seorang perempuan yang suaminya ternyata adalah tentara Ibnu Ziyad bernama Haris. Setelah mengetahui keberadaan dua bocah di rumahnya, Haris membawa keduanya ke tepi sungai Efrat dan memenggal kepala mereka berdua tanpa belas kasihan.

Jasad tanpa kepala keduanya dibuang ke sungai Efrat, sedangkan kepala mereka berdua dipersembahkan kepada Ibnu Ziyad untuk ditukar dengan hadiah.

7- Amr bin Junadah Al-Ansari

Amr bin Junadah termasuk salah satu syahid belia di Karbala yang masih berusia 9 atau 11 tahun. Ayahnya juga menemui syahadah dalam kafilah tentara Imam Husain a.s. (Baca: Pesan Damai dalam Kebangkitan Imam Husein AS)

Saat Amr meminta izin kepada Imam Husain a.s. untuk turun ke medan perang, Imam Husain a.s. berkata, “Ayahmu telah terbunuh, mungkin ibumu tidak merelakan engkau pergi ke medan perang.”

“Ibuku lah yang memerintahkanku untuk pergi ke medan tempur dan beliau sendiri yang memakaikan pakaian perangku ini,” jawabnya.

Setelah memperoleh izin dari Imam Husain a.s., ia pergi menuju medan laga, memperkenalkan diri dan berperang hingga akhirnya menikmati syahadah.

Nama Amr bin Junadah juga disebut-sebut dalam Ziarah Nahiyah Muqaddasah.

8- Abdullah bin Muslim

Abdullah putera Muslim seorang pemuda belia yang hadir di Karbala bersama paman dan ibundanya. Ibundanya adalah Ruqayyah, puteri Imam Ali a.s. (Baca: Narasi Syahadah Imam Ali bin Abi Thalib)

Pada hari Asyura, Abdullah pergi ke medan perang setelah memperoleh izin dari Imam Husain a.s. Ia berteriak kepada musuh dengan suara lantang: “Hari ini aku akan menemui ayahku, Muslim dan para pemuda yang syahid di jalan agama Rasulullah saw.”

Dalam tiga serangan, Abdullah bin Muslim berhasil membinasakan beberapa tentara musuh. Namun pada akhirnya, ia mereguk cawan syahadah di tangan Amr bin Shubaih Shaidawi dan Asad bin Malik.

9- Muhammad bin Muslim

Muhammad putera Muslim pemuda belia berusia 12 atau 13 tahun. Ia gugur syahid bersama Imam Husain a.s. pada hari Asyura di Karbala.

Setelah Abdullah bin Muslim syahid, pemuda-pemuda Bani Hasyim yang masih belia secara serempak menyerang musuh tanpa meminta izin dari Imam Husain a.s. Imam Husain a.s. berteriak mencegah mereka untuk menyerang secara berkelompok. Dengan suara yang sangat jelas Imam Husain mengatakan, “Wahai misan-misanku! Bersabarlah untuk menemui ajal.” (Baca: Syiah adalah Pembunuh Al-Husain a.s. – Desas-desus Sejarah)

Pemuda-pemuda Ahlul Bait a.s. menghentikan serangan mereka dan kembali ke kemah, namun di saat itu, Muhammad bin Muslim gugur syahid di tangan Abu Marham Azdi dan Luqaith bin Iyas Juhni.

10- Amr bin Al-Hasan

Amr bin Al-Hasan anak belia lain yang hadir di Karbala. Setelah tragedi Asyura ia ikut dalam rombongan tawanan.

Diriwayatkan bahwa suatu hari Yazid berkata kepadanya, “Apakah engkau mau bergulat dengan Abdullah puteraku?”

Amr bin Al-Hasan langsung menjawab, “Aku tidak punya daya untuk bergulat, tapi berikan kepadaku sebilah pisau dan kepadanya juga sebilah pisau supaya kita berperang. Jika aku terbunuh, aku akan bergabung dengan datukku Rasulullah saw. dan kakekku Ali bin Abi Thalib a.s. dan bila aku membunuhnya ia akan bergabung dengan datuknya Abu Sufyan dan kakeknya Muawiyah.”

Yazid segera menimpali, “Perangai ini sangat aku kenal, karena ular tidak akan melahirkan selain ular.”

Ucapan itu merupakan kiasan bahwa Amr bin Al-Hasan mewarisi keberanian dan kepahlawanan dari ayah dan kakek-kakeknya.

(Bersambung…)

Baca: “Anak-anak Kecil Pun Menyambut Seruan Imam Husain a.s. (Bag. Terakhir)


No comments

LEAVE A COMMENT