Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Bagaimana AlQuran Mengajarkan Manajemen Stres? (Bagian 3)

Allah Swt memberi petunjuk agar manusia melaksanakan ajaran dan aturan Islam. Maka AlQuran akan membuka keberkahan langit dan bumi serta mengantarkan seluruh manusia pada kebahagiaan sempurna. Pada kondisi demikian, manusia tidak lagi mengalami kecemasan dan rasa tidak nyaman. (Baca sebelumnya: Alquran Mengajarkan Manajemen Stres? -2)

Sumber ajaran Islam mengutamakan keseimbangan antara kebutuhan fisik dan kebutuhan ruh sehingga menghasilkan ketentraman. AlQuran diturunkan untuk menghidayahi manusia pada kebenaran dan mengajarkan pola pikir serta perilaku yang mengantarkannya pada kesempurnaan.

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS Al-Isra:82)

Tidak diragukan bahwa AlQuran memiliki kekuatan spiritual yang memiliki pengaruh pada jiwa manusia. Energi ini menghidupkan kesadaran dan hati nurani manusia.

manajemen stresMukmin sejati tidak akan terjebak pada kecemasan yang disebabkan oleh dosa karena ia tidak mudah tergoda melakukan perbuatan yang dilarang. Seseorang yang melakukan perbuatan mungkar akan dicengkram rasa bersalah (guilty feeling). Namun seorang mukmin akan segera bertaubat saat melakukan dosa karena ia mengetahu bahwa Tuhannya Maha Pengampun.

لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا

… janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. (QS Az-Zumar 53)

Ayat ini melarang berputus asa dari rahmat Allah karena Dia mengampuni segala dosa. Manusia mampu ber-revolusi dan menentukan langkahnya untuk mencapai kesempurnaan tertinggi. Secara psikologis dosa yang tidak terampuni akan meningkatkan kriminalitas. Karena itu lah Allah Swt berkali-kali menyatakan ketika seorang hamba bertaubat, akan diampuni-Nya seolah sang hamba tak pernah berbuat dosa. (Baca: SafinahQuote: Dosa)

AlQuran menempatkan taubat sebagai therapi atas rasa bersalah (guilty feeling) karena taubat menyebabkan terampuninya dosa. Taubat juga menguatkan harapan seseorang untuk meraih rida Ilahi sehingga mengurangi kecemasan. Pertaubatan mengantarkan insan pada kematangan, menjaganya dari kesalahan, menambah kepercayaan diri, dan mendatangkan ketenangan.

Secara psikologis ibadah haji memberi kekuatan yang besar bagi ruh sekaligus menenggelamkan insan ke dalam lautan ketenangan. Pelaksanaan ibadah haji tak ubahnya  sebagai latihan untuk menanggung kesulitan dan rendah hati.

Puasa merupakan upaya perbaikan diri, penyembuhan berbagai penyakit fisik dan ruh serta latihan berperang melawan nafsu. Dengan berpuasa seseorang akan memiliki karakter sabar yang merupakan penolong terbaik untuk bertahan dalam kesulitan. Selain itu, kesehatan fisik yang diperoleh melalui puasa juga akan memengaruhi kesehatan mental seseorang.

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS At-Taubah: 103)

Zakat mengajarkan kemanusiaan kepada kaum muslimin agar melepaskan diri dari sifat sombong dan kikir yang menimbulkan penerimaan diri.

Ajaran Islam menempatkan putus asa sebagai dosa besar dan orang yang berputus asa digolongkan sebagai tidak beriman.

قَالُوا لَا تَوْجَلْ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ

Mereka berkata: “Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim”. (QS Al-Hijr: 53)

Mukmin selalu fokus pada kesempurnaan hakiki dirinya dan menganggap semua peristiwa yang terjadi sebagai pengantar bagi kesempurnaan itu. Ia tidak akan putus asa ketika dihadapkan pada berbagai kekurangan, tekanan dan konflik psikologis.

Beribadah pada sepertiga akhir malam kemudian melanjutkannya hingga terbit fajar berpengaruh baik bagi kesehatan mental, akal dan fisik. Riwayat dari Imam Shadiq menyatakan bahwa shalat malam memperindah wajah, memperbaiki akhlak, mewangikan tubuh, menjadikan mata bercahaya dan mengurangi kesedihan.

3. Pendekatan motorik/perilaku

Seorang mukmin tidak akan menunjukkan kelemahan ketika menghadapi masalah, musibah dan peristiwa yang menyakitkan sebagaimana Allah Swt memerintahkannya untuk bersabar. Musibah dunia merupakan ujian Ilahi untuk mengetahui mukmin yang sabar. AlQuran dalam surat Ali Imran ayat 200:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.

Menikah merupakan salah satu sebab yang bersifat keduniaan untuk menciptakan ketenangan. Orang juga akan menjadi kuat dengan melaksanakan kewajibannya di masyarakat. Dalam perkawinan, laki-laki dan perempuan akan saling menjaga ketika menghadapi tekanan hidup. Keakraban antara pasangan membuat keduanya tidak merasa sendiri ketika menghadapi masalah.

  • Dukungan ekonomi secara sosial

Ajaran Islam menekankan untuk membantu menghilangkan kesulitan saudara mukmin. Dukungan ekonomi dan sosial tidak hanya dikhususkan bagi orang-orang miskin. Selain itu, bentuk dukungan emosional juga dapat memberikan ketenangan bagi seseorang, misalnya memberi waktu satu atau beberapa jam untuk seseorang.

AlQuran dalam surah An-Nisa ayat 1:

وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.

AlQuran menekankan hubungan kekerabatan dan membuat aturan berkaitan dengan harta. Adanya aturan bagi yang mampu untuk memenuhi kebutuhan nafkah cucu, kakek, ibu, nenek dapat memberi ketenangan bagi seseorang dari satu sisi. Anggota keluarga, teman, rekan kerja dan ahli psikologi dapat menjadi dukungan saat seseorang mengalami stres. Berbagi dengan orang lain saat mengalami kesulitan, akan bermanfaat. Tidak saja melakukan katarsis atau mengosongkan bebab psikologis, berbagi juga memanfaatkan pendapat orang lain. Salah satu penelitian di Negara Arab melaporkan bahwa orang yang mendapat dukungan sosial lebih sedikit mengalami penyakit jantung. (Baca: Pakaianmu adalah Dirimu, Waspadalah!)

Secara khusus Islam menekankan agar seseorang memiliki hubungan yang baik dengan sesama. Dukungan sosial dapat terwujud dalam beberapa tindakan berikut:

  1. mengutamakan urusan muslimin: membantu muslimin sehingga tidak merasa sendirian meskipun tidak memiliki keluarga dan kerabat.
  2. menghormati anak kecil: menghormati dan menjalin relasi yang memenuhi kebutuhan emosional anak-anak sehingga mampu menghadapi stres.
  3. dukungan emosional terhadap sesama: rasa keakraban menunjukkan keimanan seseorang.
  • Keseimbangan pemenuhan kebutuhan fisik

Prinsip keseimbangan sangat penting bagi manusia baik dalam bekerja dan mengamil langkah di jalan yang lurus. Hal ini berarti insan juga harus memenuhi kebutuhan ruh, fitrah dan akhiratnya sebagaimana terpenuhinya kebutuhan materi dan dunianya.[*]

Rujukan: Rasekhon.net dan berbagai sumber

Baca: “Stop KDRT Dengan Manajemen Stres

No comments

LEAVE A COMMENT