Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Benarkah Salman Termasuk dalam Ahlulbait?

Benarkah Salman Termasuk dalam Ahlulbait?

Kekalahan kaum Muslimin dalam Perang Uhud menyebabkan situasi dan kondisi di Madinah menjadi begitu sulit. Sebagian warga Madinah dan kabilah-kabilah yang yang ada di sekitarnya, yang selama ini gentar menghadapi Islam, kembali mengangkat kepala mereka dan melakukan rongrongan dari dalam lantaran takut akan kekuatan Islam. ltulah sebabnya, maka Rasulullah saw bekerja keras untuk mengembalikan kepercayaan diri kaum Muslimin. Allah Swt pasti tidak akan membuat kalah Nabi-Nya di tangan musuh atau memperdayanya, karena Dia pulalah yang sebelumnya membuat beliau menang dalam Perang Badar.

Rasulullah berhasil memadamkan pemberontakan Bani Asad dan mengusir orang-orang Yahudi Bani Nadhir dari Madinah. Sementara itu, waktu telah berlalu satu tahun penuh. Kemudian Rasulullah berangkat kembali ke Badar untuk yang kedua kalinya. Beliau tinggal di sana selama delapan hari, sementara kaum Muslimin pun berdagang dan memperoleh keuntungan besar. Ketika mereka kembali, orang-orang Quraisy, di bawah pimpinan Abu Sufyan, membuntuti dari belakang dengan jarak dua hari perjalanan dari Makkah. Rasulullah berhasil mengalahkan kabilah Ghathafan, dan di dalam Perang Daumat Al-Jandal beliau berhasil memorak-perandakan musuh-musuh sehingga mereka kalang kabut dengan meninggalkan milik mereka untuk dijadikan ghanimah oleh kaum Muslimin.

Tiba di Madinah, hati Rasulullah pun tenang lantaran kemenangan yang diberikan Allah Swt dan gembira lantaran bisa mengembalikan kepercayaan diri kaum Muslimin yang telah hilang sesudah kekalahan dalam Perang Uhud.

Baca: Nusaibah, Pahlawan Perempuan di Perang Uhud

Kaum Muslimin bisa beristirahat sesudah itu, tetapi Abu Sufyan yang demikian membenci Nabi dan agamanya ini bergabung dengan berbagai kabilah, membangkitkan orang-orang Arab Quraisy, dan membakar semangat setiap orang yang merasa harus menuntut balas atas kekalahan yang mereka derita dari kaum Muslimin. Maka mereka pun membentuk persekutuan, dan keluar untuk menyerang Rasulullah saw.

Berita tentang persekutuan mereka ini telah sampai kepada Rasul, dan beliau pun telah mendengar pula bahwa pasukan mereka telah berangkat untuk menyerang. Berita ini terasa begitu mengagetkan dan membuat gentar kaum Muslimin. Salman melihat kegentaran mereka, sementara dia tahu banyak tentang strategi perang yang belum diketahui oleh bangsa Arab, lantaran dia seorang Persia yang telah pindah ke negeri Bizantium. ltulah sebabnya, dia menyarankan kepada Rasulullah saw untuk menggali khandaq (parit), seraya mengatakan: “Di Persia, bila kami dikepung musuh, kami menggali parit.”

Saran ini segera diterima, dan Rasulullah saw segera merencanakan pelaksanaannya. Peta parit segera dibuat mulai dari Ajam AI-Syaikhain, wilayah milik Bani Haritsah. Penggalian dibagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing harus menye­ lesaikan empat puluh dzira’. Ketika itu kaum Muslimin berebut mengaku Salman sebagai anggota kelompoknya. Orang-orang Muhajirin mengatakan, “Salman adalah warga kami,” sedangkan orang Anshar membalas dengan mengatakan, “Salman termasuk kelompok kami.”

Baca: Arti Hadis Nabi “Salman dari Ahlul Baitku”

Melihat itu, maka Rasulullah saw melerai mereka dengan mengatakan, “Salman termasuk Ahlulbait kami.”

Dalam sebuah hadis yang diterima dari Imam Abi Ja’far a.s. disebutkan bahwa ada sementara sahabat Nabi yang menyebut Salman sebagai Farisyi (Orang Persia), maka Nabi saw mengatakan: “Tidak, katakan Salman adalah Muhamma­diy, dia termasuk di antara kami, Ahlulbait.”

Dengan cara yang sangat cermat, ungkapan yang tegas, dan kebijaksanaan yang mengandung petunjuk, Rasulullah saw meleraikan sengketa tersebut, lalu memberi kedudukan istimewa kepada Salman yang berbeda dari kelompok Muhajirin dan Anshar, dan menempatkannya pada kedudukan yang tinggi khusus untuknya saja tanpa ada orang lain, yang merupakan mahkota mutiara dalam kehidupan Salman AI-Muhammadiy, dan sungguh ini merupakan kemuliaan yang luar biasa yang membuat orang sangat menaruh hormat kepadanya.

Para imam Ahlulbait a.s. melarang orang-orang memanggil Salman dengan “Salman AI-Farisiy” (Salman Orang Persia), dan menyuruh pengikut-pengikut mereka untuk memanggilnya dengan “Salman AI-Muhammadiy. Kaum Muslimin menjunjung tinggi posisi Salman mengikuti Nabi mereka yang menempatkannya pada kedudukan tinggi dan memberinya keistimewaan lebih dari sahabatnya yang lain.

Salman Al-Muhammadiy telah difahami oleh kaum Muslimin sebagaimana yang diharapkan oleh Islam. Dia adalah teladan luhur bagi ketinggian sifat-sifat Islam, berakhlak seperti akhlak Rasulullah saw berjalan mengikuti petunjuknya, dan selalu berpegang teguh pada hukum-hukum Islam. Salman termasuk salah seorang yang paling dekat dengan Rasulullah saw.

Salman adalah orang yang mulia, terhormat, berani, jujur, dan ikhlas terhadap Islam. Islam yang luhur ini telah menjadikan Salman menjadi teladan bagi seorang Muslim yang mengikuti ajaran AIquran, dia tidak menerima akidah Islam secara membuta.

Mengapa Salman bisa digabungkan dalam Ahlulbait?

Ucapan Rasulullah saw bahwa “Salman termasuk golongan kami, Ahlulbait” tidaklah berarti menjadikan Salman sebagai Ahlulbaitnya secara hakiki dan dalam hal ikatan nasab. Sebab ikatan nasab tidak bisa dibentuk kecuali dengan adanya sebab-sebab yang tertentu. Dengan demikian, Salman termasuk golongan Ahlulbait dalam hal kedudukan lantaran dia memiliki sifat-sifat yang, sebagian atau seluruhnya, sama dengan sifat-sifat yang memungkinkan dia dimasukkan dalam kalangan orang-orang yang mendapat ilham (petunjuk langsung) dari Allah ‘Azza wa Jalla itu.

Baca: Perjalanan Salman Menemukan Nabi saw.

Salman adalah orang yang sangat tahu tentang hak-hak seorang hamba terhadap Tuhannya, dan sangat mampu pula memenuhinya. Tentang itu, Rasulullah saw pernah mengatakan, “Seandainya iman itu ada di bintang Tsurayya niscaya orang Persia yang satu ini akan bisa meraihnya,” seraya menunjuk kepada Salman.

*Dikutip dari buku Salman al-Farisiy dan Tuduhan Terhadapnya – Abdullah al-Sabitiy


No comments

LEAVE A COMMENT