Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)

Assalamu’alaikum Adik-adik sholeh dan sholehah…

Berkurban yuuuk

kartun-potong-qurbanAlhamdulillah bulan Dzul hijjah sudah tiba, adik- adik pasti sudah lihat dan baca berbagai macam iklan di sepanjang jalan tentang kurban, penjualan kambing, domba dan sapi dengan bahasa dan tawaran yang mencukup menarik, salah satu contohnya gambar kambing dan sapi dengan tulisan “ kan ku bawa kau ke surga” atau “tunggangi aku menuju surga”

Adik-adik ingin masuk surga kaan?

Yang punya rezeki lebih yuuuk kita ajak ayah dan bunda untuk berkurban…

Oh ya adik-adik pasti penasaran tentang asal mula disunnahkan untuk berkurban, yuuk kita simak cerita berikut ini:

Berkurban mengingatkan kita pada sebuah kisah luar biasa tentang keimanan, kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim as dimana demi perintah Rabbnya rela mengorbankan anaknya Ismail.

Kisah ini berawal dari kerisauan Nabi Ibrahim as yang setelah menikah dengan Sarah belum juga dikaruniai keturunan. Sarah akhirnya mengizinkan Nabi Ibrahim as untuk menikahi Siti Hajar. Nabi Ibrahim as pun berdoa dan memohon kepada Allah agar beliau diberi kepercayaan untuk memiliki seorang putra. Dan Allah pun mengabulkan doanya hingga lahirlah seorang bayi laki-laki dari kandungan Siti Hajar.

Kehadiran Ismail membuat cemburu Sarah yang merasa Ibrahim as lebih sering berdekatan dengan Siti Hajar. Oleh karena itu, dengan petunjuk Allah swt Nabi Ibrahim as membawa Siti Hajar dan Ismail ke gurun tandus tak berpenghuni yang kini kita kenal dengan kota Makkah dan meninggalkan mereka disana.

Hari berlalu dan tahun berganti, akhirnya Nabi Ibrahim as kembali ke Makkah untuk menemui istri dan putranya tercinta. Betapa bahagianya beliau ketika melihat Ismail yang mulai tumbuh besar sehingga semakin menambah rasa kasih dan sayang kepadanya. Namun ditengah-tengah kebahagiaannya dapat berkumpul dengan putra terkasih, tiba-tiba pada suatu saat Nabi Ibrahim as bermimpi diperintah Allah untuk menyembelih Ismail. Beliau kaget. Keraguan dan kebimbangan menyelimuti hatinya benarkah ini perintah Allah atau jangan-jangan hanya tipudaya setan belaka? Demikian batinnya berkecamuk.

Beliau mendapat mimpi dan perintah yang sama hingga terulang tiga kali. Nabi Ibrahim as pun menetapkan tekad dan menguatkan hati lalu meyakini bahwa ini adalah benar-benar perintah Allah yang harus dilaksanakan.

Nabi Ibrahim as pun pergi menemui  putranya dan menyampaikan apa yang diperintahkan oleh Allah melalui mimpinya. Semula beliau khawatir akan jawaban anaknya, namun Ismail menjawab:

“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Betapa terharunya beliau mendengar jawaban dari sang anak. Beliau semakin menyayanginya. Dari satu sisi beliau juga sedih karena beliau akan kehilangan anak yang dikasihinya. Akhirnya merekapun membulatkan tekad dengan penuh keimanan dan ketaatan untuk segera melaksanakan perintah Allah. Pisau yang sangat tajam pun disiapkan dan mereka segera berangkat untuk melaksanakan perintah tersebut.

Saat-saat terberat bagi Nabi Ibrahim as pun tiba… dengan mengumpulkan segenap keyakinan dan dengan penuh kepasrahan Nabi Ibrahim as pun mengayunkan pisau ke leher Ismail dan mulai menyembelihnya. Namun apa yang terjadi…. pisau yang sudah begitu tajam seakan-akan menjadi tumpul dan tidak mampu melukai leher Ismail… tak ada setetes darahpun keluar dari leher Ismail. Nabi Ibrahim as pun mengulangi dan tetap saja Ismail tidak terluka sedikitpun.

Hingga akhirnya Allah memerintahkan Nabi Ibrahim as untuk tidak meneruskan menyembelih Ismail. Dan Allah gantikan dengan seekor hewan sembelihan yang besar (para ulama sepakat bahwa hewan sembelihan yang dimaksud adalah sejenis kambing atau domba).

Kejadian serupa juga terjadi kepada keturunan Nabi Ibrahim as yaitu Imam Husein as di padang Karbala. Ketika itu Allah swt tidak menggantikannya dengan kambing atau domba, Imam Husein as disembelih menjadi kurban untuk menyelamatkan umat kakeknya Rasulullah saw dan kelanggengan Islam Muhammadi.

Dalam surat Ash Shaffat ayat 107 Allah swt berfirman:

“Dan kami tebus dia dengan sembelihan yang agung.”

Sebagian mufassir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sembelihan agung adalah Imam Husein as. Dalam sebuah riwayat dari Imam Ridha as disebutkan perbandingan antara kemuliaan kurban Nabi Ibrahim as dengan kurban Nabi Muhammad saw. Disebutkan bahwa kurban Nabi Muhammad saw lebih mulia dari kurban Nabi Ibrahim as. Karena kurban Nabi Ibrahim as akan disembelih oleh beliau sendiri sedangkan kurban Nabi Muhammad saw dibantai oleh orang-orang jahat di padang Karbala.

Bagaimana kisahnya adik-adik sangat mengagumkan kan?

Demikianlah keimanan, ketaatan dan kepasrahan manusia-manusia mulia ini  kepada Allah swt.

Nah adik-adik, setelah mengetahui asal mula disunnahkannya berkurban, adik-adik jadi tambah semangat untuk berkurban kaan?

Semoga kita bisa menteladani sirah para kekasih Allah swt.

Selamat berkurban ya….

Sampai jumpa pada kid’s corner selanjutnya.

Wassalamu’alaikum

No comments

LEAVE A COMMENT