Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)

Bersyukur Menambah Nikmat

Dalam rangka mengenang kesyahidan Imam ke-6, yaitu Imam Ja’far Shadiq a.s., yuk kita simak salah satu kisah tentang beliau. Namun sebelum kita menyimak kisahnya, ada baiknya kita mengetahui biografi singkat beliau:

Nama                                 : Ja’far

Nama Ibu                          : Ummu Farwah

Gelar                                  : As-Shadiq

Julukan                             : Abu Abdillah

Istri                                    : Hamidah Al-Barbariyyah

Tempat/tanggal lahir      : Madinah, 17 Rabiul Awal 83 H.

Tempat/tanggal syahid  : Madinah, 25 Syawal 148 H.

Umur                                 : 65 Tahun

Sebab Kesyahidan           : Diracun oleh Mansur Abbasi

Masa Keimamahan          : 34 tahun

Makam                              : Komplek Pemakaman Baqi’, Madinah

Kisah ini kita mulai dengan firman Allah swt:

“لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ”

Sesungguhnya jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepada kalian.”[1]

Suatu hari Imam Shadiq a.s. bersama beberapa sahabat beliau berada di Mina dan Arafah. Mereka sedang makan buah anggur. Tiba-tiba seorang miskin datang dan meminta bantuan. Imam Shadiq a.s. memberikan sebakul anggur.

Saat melihat Imam Shadiq a.s. memberikan anggur, orang miskin itu berkata, “Aku tidak menginginkan anggur. Yang aku mohon dari Anda adalah bantuan berupa dirham atau dinar, bila Anda mempunyai.”

“Semoga Allah swt membantumu,” jawab Imam Shadiq a.s.

Orang miskin tersebut lalu bergegas pergi. Belum jauh berjalan, ia kembali dan meminta anggur yang tadi ingin diberikan oleh Imam Shadiq a.s., namun Imam Shadiq a.s. tidak memberikannya dan beliau hanya berkata, “Semoga Allah swt. membantumu.”

Tidak lama berselang dari kejadian itu, datang orang miskin lainnya dan memohon bantuan. Imam Shadiq a.s. memberikan beberapa biji anggur kepadanya. Si miskin mengambilnya dan berucap, “Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, segala puji bagi Allah karena telah memberikan rezeki kepadaku.”

Saat ia ingin beranjak pergi, Imam Shadiq a.s. berkata, “Sabar dan tunggulah sebentar!” Lalu Imam Shadiq a.s. mengambil segenggam anggur dan menyerahkan kepadanya.

Sekali lagi Si miskin bersyukur dan memuji Allah swt atas nikmat yang diberikan. Saat hendak pergi, Imam Shadiq a.s. bertanya kembali, “Berapa jumlah uang yang engkau miliki?”

Si miskin menunjukkan seluruh uangnya yang berjumlah sekitar 200 dirham. Imam Shadiq a.s. pun membantunya sebesar nilai uang tersebut.

Saat menerima uang dari Imam Shadiq a.s., orang miskin itu tetap tidak lupa bersyukur dan memanjatkan pujian kepada Allah swt atas segala karunia.

Ketika Si miskin ingin pamit pergi, Imam Shadiq a.s. berkata, “Sabar dan tunggulah sebentar saja lagi!”

Kemudian Imam Shadiq a.s. menanggalkan pakaian luar yang dipakainya dan menyerahkan kepada orang miskin itu sambil berkata, “Pakailah pakaian itu!”

Orang miskin yang sangat beruntung itu mengambil pakaian tersebut dari tangan Imam Shadiq a.s. Ia tetap bersyukur kepada Allah swt dan tidak lupa berterima kasih kepada Imam Shadiq a.s. Lalu ia mendoakan Imam Shadiq a.s. dan pergi.

Nah, demikianlah kisah imbalan syukur atas nikmat Allah swt, walau pada awalnya pemberian tersebut tampak sangat sedikit.

Imam Ja’far Shadiq a.s. bersabda:

“اَلشُّكرُ زيادةٌ في‌النِّعمِ و اَمانٌ مِنَ الفَقرِ”

“Bersyukur akan menambah nikmat dan mencegah dari kemiskinan.”[2]

“مَن اُعطِيَ الشُّكَر اُعطِيَ الزِّيادةَ يَقولُ اللهُ عَزّوجَلّ “لَئِن شكَرتُم لَاَزيَدنَّكُم””

Barangsiapa yang diberikan taufik untuk bersyukur, akan dianugerahi tambahan nikmat.[3]

Turut berbelasungkawa atas syahadah Imam Ja’far Shadiq a.s.

السَّلامُ عَلَیْکَ یا اَبا عَبدِاللّهِ یا جَعفَرَبنَ مُحَمَّدٍ اَیُّهَا الصّادِق یَابنَ رَسوُلِ اللّهِ یا حُجَّةَ اللّهِ عَلی خَلقِهِ یا سَیِدَناوَ مَولانا اِنا تَوَجَّهنا وَستَشفَعنا وَ تَوَسَّلنا بِکَ اِلیَ اللّهِ وَ قَدَّمناکَ بَینَ یَدَی حاجاتِنا یا وَجیهاً عِندَاللّهِ اِشفَع لَنا عِندَاللّه

=====================================

[1] QS. Ibrahim: 7.

[2] Tuhaful Uqul, halaman 376.

[3] Biharul Anwar, jilid 71, halaman 40.

No comments

LEAVE A COMMENT