Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)

Derita Tawanan Kecil…

ruqayyah-imam-husainAssalamualaikum adik-adik sholeh dan sholehah yang dirahmati  Allah swt…

Adik- adik pasti sudah sering mendengar cerita duka bulan Muharram dan perjuangan Imam Husein as beserta keluarga dan sahabat-sahabat setia beliau.

Namun cerita yang satu ini tidak boleh dilewatkan. Kakak akan menceritakan tentang derita putri kecil Imam Husein as yang bernama Ruqayyah. Ruqayyah salah satu dari dua puluh tiga anak yang nyaris mati di Karbala karena kehausan dan kelaparan.

Sayyidah Ruqayyah sangat mencintai ayahnya dan tidak mau jauh darinya. Di hari ke sepuluh Muharram, ayahnya harus pergi ke medan laga berpisah dari putri tercintanya. Ketika hendak berangkat, putri kecil berusia 3 tahun itu  memeluk sang ayah seraya berkata, “Ayah, jangan tinggalkan kami.”

Suara tangisan anak-anak dan para wanita mengiringi kepergian Imam Husein as. Imam as maju ke medan laga dengan tangkas melawan setiap serangan musuh. Namun Imam Husain as hanya seorang diri, beliau dikepung dan dihantam dari segala arah. Akhirnya badan suci Imam as roboh ke tanah dengan puluhan luka pedang, tancapan anak panah dan tombak.

Dari arah kemah, anak-anak dan wanita, semuanya menjerit melihat peristiwa itu. Putus asa semakin menyeruak di hati mereka, karena sudah tidak ada lagi lelaki yang bisa membela dan melindungi mereka.

Zainab dan Sukainah tak henti-hentinya menjerit dan memanggil-manggil  Wa Husainaaa

Para musuh yang masih belum puas membantai dan membunuh Imam Husein as, mata mereka beralih ke kemah para wanita. Mereka menyerbu bagai ombak hitam ke arah perkemahan.

Sayyidah  Zainab as berusaha melindungi para wanita dan anak-anak. Tapi apa daya, beliau as hanya seorang wanita dan seorang diri.  Para Durjana itu mamasuki kemah-kemah dan merampas apa saja yang ditemukan di dalam tanpa peduli bahwa kemah-kemah itu adalah tempat cucu-cucu kesayangan Nabi saw.

Tak cukup merampas kotak-kotak barang dan uang, mereka juga menarik dengan paksa apapun yang ada di badan para wanita dan anak- anak itu. Karena saling berebutan satu dengan lainnya, mereka menarik perhiasan yang ada di leher dan telinga para wanita lemah dan anak-anak itu sesuka mereka.

Saat tidak ada lagi yang tersisa dan mereka belum puas merampas barang-barang dan perhiasan, kini giliran kemah-kemah dibakar. Para wanita dan anak-anak histeris ketakutan namun Sayyidah Zainab as berhasil menenangkan mereka.

Tidak cukup hingga di situ. Belum puas menyiksa keluarga Nabi saw, para biadab itu merantai kaki dan tangan para wanita dan anak-anak lemah itu. Sayyidah Zainab tidak membiarkan tangan-tangan biadab mereka menyentuh para wanita dan anak-anak. Beliau sendirilah yang merantai mereka.

Akhirnya para wanita dan anak-anak itu terselamatkan dari tangan-tangan kasar para penjahat tersebut. Namun apa daya ketika sampai pada giliran beliau as sendiri, maka beliau as hanya bisa pasrah disentuh tangan-tangan kasar dan beringas itu.

Kesedihan para tawanan semakin dalam setelah melihat kepala para syuhada diarak bersama mereka. Semua kepala syuhada ditancapkan di atas tombak-tombak dan dijadikan tontonan masyarakat agar menjadi contoh supaya jangan sesekali mereka berani menentang Yazid.

Setelah perjalanan panjang penuh duka dan air mata, akhirnya rombongan tawanan ini sampai di istana Yazid. Saat itu Yazid sedang duduk bersama para sahabat dan tamu-tamunya.

Salah seorang tentara meletakkan kepala Imam Husain as di samping Yazid. Yazid memukul-mukulkan tongkatnya ke kepala cucu tercinta Rasulullah saw tersebut. Tak jarang tongkatnya ditusuk-tusukkan pada mata dan bibir Imam Husein as.

Adegan itu menambah luka dan duka Sayyidah Zainab as dan para tawanan. Sayyidah Ruqayyah, putri kecil Imam Husein as menoleh ke bibinya, Sayyidah Zainab as dan menanyakan kapan ayahnya pulang? Kapan dia bisa bertemu ayahnya lagi? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya seperti layaknya anak kecil berusia 3 – 4 tahun saat ditinggal pergi ayahnya.

Setelah itu, rombongan tawanan digiring ke sebuah rumah tua yang nyaris roboh. Ruqayyah kecil tertidur di sana. Tiba-tiba Ruqayyah terbangun dan menangis. Sayyidah Zainab as bertanya, “Ada apa?”

“Aku melihat ayahku dalam mimpi, aku diciumnya. Sebentar lagi aku akan menyusulnya”, kata Ruqayyah.

Sementara para wanita keluarga Rasulullah saw lainnya bertanya, mengapa Ruqayyah menangis? “Dia melihat ayahnya dalam mimpi”, jawab Sayyidah Zainab. Seketika mereka semua menangis mendengarnya.

Suara tangisan itu terdengar oleh Yazid. Dengan marah dia berkata, “Suara tangisan siapa itu”, tanyanya.

“Suara tangisan Ruqayyah, puteri Husein, dia baru berumur 3 tahun”, jawab salah seorang ajudannya.

“Apa yang diinginkannya”, tanya Yazid.

“Dia ingin bertemu ayahnya”, sahut seorang pendukung Yazid.

“Ambil kepala ayahnya yang terpenggal, berikan padanya!”, perintah Yazid.

Sungguh miris sekali membayangkan seorang balita berusia 3 tahun dipaksa menyaksikan potongan kepala ayahnya sendiri!!!

Kepala cucu tercinta Rasulullah saw , Imam Husein as saat itu diletakkan di atas talam dan ditutupi kain. Kemudian dibawa oleh salah seorang tentara Yazid kehadapan Ruqayyah.

Ruqayyah yang saat itu sedang menangis kemudian berkata, “Mengapa kau bawakan aku makanan? Aku tidak lapar!”

“Ini bukan makanan, ini kepala ayahmu”, kata tentara Yazid.

Ruqayyah tidak memahami maksudnya. Bagaimana anak usia 3 tahun bisa memahami? Ketika Ruqayyah membuka kain penutup, dia menyaksikan kepala ayahnya sambil berkata, “Wahai ayahku apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini?”

Kemudian Ruqayyah memeluk kepala Imam Husein. Diciuminya bibir dan wajah ayahnya. Ruqayyah tak mampu lagi menahan luka dan duka. Akhirnya Ruqayyah kecilpun meninggal dunia.

Innaa lillahi wa innaa ilaihi raajiun…

Mimpi itu benar, Sayyidah Ruqayyah telah menyusul ayahnya dengan luka di sekujur tubuhnya akibat cambukan Syimir dan penjahat lainnya saat beliau berhenti karena tak mampu lagi melangkah, menahan beratnya rantai besi serta haus dan lapar.

Salam sejahtera atasmu Sayyidati Ruqayyah saat engkau dilahirkan, saat engkau syahid dan saat engkau kelak dibangkitkan…

Post Tags
Share Post
No comments

LEAVE A COMMENT