Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Iman, Landasan Kesempurnaan Spiritual

Iman dan pencerahan adalah dasar bagi kesempurnaan diri dan perjalanan menuju Allah. Sebelum memulai perjalanan seorang pengembara spiritual harus menetapkan tujuan akhirnya. Ia harus mengetahui kemana hendak pergi dan jalan apa yang harus dipilih. Kalau tidak, ia akan tersesat dan tidak akan pernah mencapai tujuan akhirnya. Keimanan kepada Allah menumbuhkan semangat untuk berkembang, semangat mencari, berusaha, dan bekerja keras. Keimanan juga akan mempertegas pemilahan antara jalan dan tujuan akhirnya. Orang-orang yang kehilangan iman tidak akan mampu berjalan di atas jalan lurus kesempurnaan.

Alquran menyatakan:

“Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak mengimani akhirat, mereka benar-benar menyimpang dari jalan (yang lurus). [QS. al-Mukminun: 74]

“(Tidak), tetapi orang-orang yang tidak mengimani negeri akhirat berada dalam siksaan dan kesesatan yang jauh.” [QS. Saba’: 28]

Seorang kafir yang tidak mempercayai keberadaan Allah dan hari kemudian akan terputus sepenuhnya dari alam kesempurnaan dan aktivitasnya dibatasi hanya untuk mengikuti kebutuhan hewani dan materinya. Karena itu, semua kekuatan dan sasaran geraknya hanyalah untuk memperoleh keuntungan materi. Ia tidak berjalan di atas jalan lurus kesempurnaan, karena itu tidak akan pernah mencapai kedekatan kepada Allah. Arah perkembangannya menuju dunia. Oleh karena itu, ia semakin jauh dari jalan lurus kemuliaan manusia.

Bahkan jika seorang kafir melakukan perbuatan baik, perbuatan itu tidak akan menjadi jalan bagi kesempurnaan diri karena ia melakukannya bukan dengan karena Allah dan untuk kedekatan kepada-Nya (taqarrub), tetapi agar perbuatan itu menjadi keuntungan baginya. Dia melakukannya untuk mendapat keuntungan duniawi. Karena itu dia akan melihat hasilnya di dunia ini tetapi tidak akan mendapat apa pun di hari akhir. Allah berfirman dalam Alquran:

“Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” [QS. 14:18)

Karena itu, iman adalah landasan segala perbuatan dan akan memberi mereka pahala. Jika jiwa seorang Mukmin terpenuhi oleh iman dan kalimat tauhid, ia akan tercerahkan dan naik menuju Allah. Tentu saja, amal baik juga akan menolong dalam proses mikraj-nya. Alquran menyatakan:

“Barang siapa menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah semua kemuliaan. Kepada-Nya naik perkataan-perkataan baik dan amal saleh Dia naikkan. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan, bagi mereka azab yang keras, dan rencana jahat mereka akan hancur.” [QS. Fathir: 10]

Amal kebaikan akan membawa jiwa seorang manusia ke atas; memungkinkannya mencapai tahap kedekatan kepada Allah; menyediakannya tujuan eksistensi yang indah dan suci bagi dirinya dengan iman. Sedangkan jiwa orang kafir dipenuhi kegelapan dan tidak akan pernah mencapai tahap kedekatan kepada Allah dan keberadaan yang dipenuhi kesenangan. Alquran menyatakan:

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” [QS. an-Nahl: 97).

Oleh karena itu, seorang pengembara spiritual sejak awal harus berusaha keras dan berjuang untuk menguatkan imannya. Karena semakin tinggi dan kuat imannya semakin tinggi pula derajat dan kenaikannya. Alquran menyatakan:

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS. al-Mujadalah: 11]

*Disarikan dari buku Hijrah Menuju Allah – Ayatullah Ibrahim Amini

No comments

LEAVE A COMMENT