Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Lima Pertanyaan Penting Seputar Palestina


Pertama: Mengapa harus menolak proposal damai Palestina – Israel?

Salah satu agenda licik Barat dalam melestarikan cengkraman hegemoninya adalah menciptakan polemik internal dalam masyarakat terjajah melalui penyebaran popaganda anti perang dan cinta damai yang sekilas sangat mempesona bagi lapisan tertentu yang merasa cukup cerdas dan beradab.

Propaganda ini bertujuan pelemahan spirit resistensi dalam masyarakat terjajah dengan dalih bahwa semua konflik hanyalah strategi marketing industri senjata.

Baca: Di Balik Kisah 70 Tahun Tragedi Nakba Palestina

Opini ini disemburkan oleh filsuf zionis yang diagungkan oleh Barat Yuval Noah Harari dan sejarawan berdarah Yahudi Bernard Lewis. Karena pandangan mereka terkesan jauh dari tendensi politik pro zionisme, banyak orang yang merasa beradab menjadikannya sebagai landasan sikapnya.

Pandangan-pandanganya berbasis pada penafian nilai-nilai transenden di balik semua konflik dan doktrin yang menetapkan bahwa kesejahteraan dan ketentraman adalah ciri masyarakat beradab.

Opini ini mengulang kesuksesan Amerika pada masa perbudakan pra Lincoln yang menciptakan dua kelompok budak, yaitu budak ladangan yang dieksploitasi dalam industri pertambangan dan budak rumahan yang agak dimanusiakan demi menjadi centeng juga algojo yang menyiksa para budak ladang yang resisten dan mencoba untuk merdeka.

Kedua: Mengapa harus mendukung perlawanan bersenjata rakyat Palestina?

Ada beberapa fakta yang mendasarinya, antara lain:

1. Setelah rezim apartheid di Afrika Selatan musnah, rezim tak sah penjajah Palestina adalah satu-satunnya rasialisme struktural yang tersisa di dunia saat ini.

2. Palestina terjajah bukan hanya karena okupasi oleh rezim ilegal Zionis dan dukungan AS serta Barat, tapi dilemahkan oleh rezim-rezim Arab sekutu AS terutama Saudi.

3. Cinta Tanah Air berarti mendukung amanat UUD yang menegaskan bahwa kemerdekaan adalah hak setiap bangsa dan menyerukan dihapuskannya penjajahan di atas muka bumi.

6. Karena Quds merupakan simbol sakral umat tiga agama besar, menyuarakan dukungan untuk pembebasan Palestina adalah cetusan toleransi global.

7. Karena Quds dan terutama Al-Aqsa merupakan kota suci dan kiblat pertama, umat Islam berkewajiban menentang penjajahan tanah Palestina.

8. Sebagai bagian dari umat pengikut Pemimpin sentral dan tunggal umat Islam, seruan Imam Khamenei untuk menghidupkan Hari Internasional Quds adalah kewajiban keagamaan.

Ketiga: Apakah menentang Zionisme berarti Anti Semit dan anti Yahudi?

Terlahir sebagai orang dengan ras yahudi dan ras apapun bukanlah kesalahan dan aib. Orang-orang Yahudi kelahiran Eropa dan Amerika yang datang ke Palestina dan mendirikan Israel adalah turis tanpa visa.

Zionisme tak identik niscaya dengan ras dan agama Yahudi. Zionisme adalah ideologi rasisme dengan manipulasi terhadap kitab suci. Tak sedikit rabi yahudi dan warga Eropa dan Amerika yang aktif mendukung perjuangan rakyat Palestina dan menentang Zionisme.
Zionisme adalah penyakit lintas agama. I Zionisme berjubah lebih berbahaya dari zionisme berdasi. Takfirisme adalah zionisme berbalut relijiusitas.

Baca: Surat Balasan untuk Ismail Haniyah, Pimpinan Hamas, Palestina

“Quds adalah hak pengikut agama-agama Ibrahimik. Ia adalah milik pengikut Musa, Isa dan Muhammad, bukan gerombolan penjajah rasis.” (Gibran Basil, Menlu Lebanon).

Keempat: Apakah isu Palestina hanya milik umat Islam?

Palestina memang negara multikultur dan etnik. Siapapun yang lahir di Palestina sebelum okupasi, penganut agama Islam, Kristen dan Yahudi, dari suku Arab, Yahudi dan lainnya adalah warga sah Palestina.

Isu Palestina bukan isu agama, karena ia adalah tanah yang dihormati agama-agama Ibrahimik. Tapi itu tidak berarti isu Palestina hanya boleh dipandang sebagai isu kemanusiaan semata, dan tidak berarti orang Muslim tidak berhak meyakini membela rakyat Palestina sebagai kewajiban keagamaan, dan tidak berarti bangsa Arab tidak berhak mengklaim Palestina sebagai bagian dari wilayah Arab berdasarkan prosentase penduduknya baik Muslim maupun Kristen.

Baca: Solidaritas Palestina dan Tafsir Ayat Persaudaraan

Atas dasar itu disimpulkan bahwa
1. Siapapun yang lahir dan berada secara temurun di Palestina sebelum pendudukan 60 tahun silam, apapun agama dan rasnya, adalah warga Palestina.
2. Kemerdekaan Palestina adalah isu kemanusiaan lintas agama dan ras yang harus didukung sebagai komitmen menghapus penjajahan di atas muka bumi
3. Referendum adalah opsi demokratis bagi seluruh warga legal Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri

Kelima: Mengapa perlu memperingati Hari Internasional Quds?

1. Media Barat dan sekutunya melakukan segala upaya untuk mengalihkan umat Islam dan masyarakat dunia dari derita berkepanjangan rakyat Palestina.
2. Hari Internasional Quds adalah hari toleransi global yang menghimpun setiap manusia yang manusiawi dalam spirit bela keadilan dan kemerdekaan.

Bagi umat manusia, mendukung kemerdekaan Palestina adalah kewajiban kemanusiaan.

Bagi bangsa Indonesia, menentang penjajahan adalah kewajiban kebangsaan.

Bagi umat beragama, menyelamatkan Jerussalem adalah kewajiban keagamaan.

Bagi umat Islam, membebaskan Aqsa adalah kewajiban keislaman.

Bagi Muslim pengikut Sayid Khorasani, menghidupkan Hari Internasional adalah kewajiban keberwilayahan.

No comments

LEAVE A COMMENT