Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Mereka pun Takut pada Peringatan Hari Syahidmu

Oleh: Ustaz Miqdad Turkan

Dalam sejarah peradaban manusia, setahu saya, belum pernah ditemukan sosok manusia yang apabila disebut namanya akan membuat sebagian orang ketakutan seperti halnya nama Ali bin Abi Thalib dan Husain bin Ali bin Abi Thalib. Terutama bagi para Wahabi internasional dan antek-anteknya.

Di dunia Islam, banyak tokoh yang di masa hidupnya, apabila disebut namanya membuat para musuh bergetar ketakutan dan tunggang langgang dan itu wajar-wajar saja. Akan tetapi takut mendengar nama orang yang sudah mati lama, yang secara fisik tidak akan bisa berbuat apa-apa, maka itu baru sangat tidak wajar dan aneh sekali.

Ada rahasia apa di balik dua nama ini kawan?

Di zaman dinasti Umaiyah, selama 80 tahun nama Ali bin Abi Thalib dilaknat dan dikutuk di setiap mimbar Jumat seakan menjadi syarat rukun sahnya salat Jumat. Orang yang membicarakan keutamaan atau riwayat tentang Ali di zaman itu, dibunuh dengan cara mengenaskan oleh para penguasa karena takut nama Ali menembus telinga mereka.

Baca: Jalinan Ruh Suci Imam Husein a.s. dengan Allah Kekasihnya Lewat Lantunan Doa

Lain lagi dengan putranya, Imam Husein. Tidak hanya namanya yang membuat mereka ketakutan, bahkan kuburannya yang hanya berupa tumpukan tanah dan batu juga membuat mereka ketakutan.

Di masa dinasti Mutawakkil al-Abbasi, dia pernah mengeluarkan perintah kepada pasukannya untuk membakar dan memorak-porandakan kubur Imam Husein dan keluarganya, demikian pula yang dilakukan oleh para penguasa sebelum dan sesudahnya sepanjang waktu.

Ada rahasia apa di balik dua nama ini kawan?

Bukan hanya nama dan kuburannya yang membuat mereka ketakutan, tapi sekadar mendengar peringatan hari syahid Imam Husein saja atau yang dikenal sebagai Hari Asyura, mereka sangat ketakutan.

Lihat saja, tiap kali bulan suci Muharam tiba, antek-antek durjana international ini selalu melakukan manuver provokatif dengan jurus “Anjing Mendem” untuk mengacaukan peringatan Hari Asyura di mana-mana.

Tapi ketika diminta hadir dalam acara, mereka menolak. Dan ketika diajak duduk bersama untuk berdiskusi secara baik-baik, mereka enggan.

Beda mazhab dan pemikiran adalah wajar, tapi memprovokasi untuk adu domba antar umat adalah kejahatan.

Mahasuci Allah yang telah membuat hitungan tahun dengan dua belas bulan sehingga tiap kali bulan Muharam berputar kembali mengawali Tahun Baru Hijriah, mereka terus dilanda ketakutan sepanjang zaman. Dan itu cukup membanggakan bagi para pencinta Imam Husein.

Ada rahasia apa di balik dua nama ini kawan?

Ketika Imam Husein hendak pergi meninggalkan Madinah, di hadapan banyak orang beliau berkata, “Aku tidak keluar untuk berbuat arogan, tidak untuk berbuat zalim dan tidak pula untuk membuat kerusakan. Akan tetapi aku keluar untuk membenahi umat kakekku Muhammad, aku berjalan melanjutkan misi ayahku Ali, melaksanakan amar makruf dan nahi mungkar…”

Baca: Komitmen Para Sahabat Imam Husein a.s. di Malam Asyura

“Tidakkah kalian melihat bahwa kebenaran tidak lagi ditegakkan dan kebatilan tidak lagi disirnakan..!” ucap Imam Husein.

Sekarang terjawab sudah, mengapa mereka ketakutan mendengar dua nama tersebut?

Ternyata peristiwa Asyura adalah kesinambungan dari misi al-Ghadir. Karena itu wajar bila mereka ketakutan mendengar nama Ali dan Husein.

Saya jadi teringat ucapan Imam Husein di malam 10 Syuro saat ribuan musuh telah mengepungnya. Beliau meminta semua sahabat dan keluarganya yang berjumlah 70 orang itu untuk pergi meninggalkannya sendirian, tapi tidak satu pun dari mereka yang pergi meninggalkannya. Mereka justru menyatakan siap setia untuk hidup bersama dan mati bersama. Dan karena kesetiaan mereka yang tulus, maka dengan bangga Imam Husain berkata, “Aku tidak melihat sahabat yang paling setia melebihi sahabat-sahabatku dan aku tidak menemukan keluarga paling berbakti melebihi dari keluargaku.”

Sayangnya, para Wahabis Internasional dan antek-anteknya itu tidak memahami makna ucapan Imam Husein a.s di atas, bahwa para sahabat dan pengikut setia Imam Husein ini akan selalu ada dan akan terus mengawal misinya sepanjang zaman serta tersebar di setiap tempat di seluruh muka bumi ini.

“Apabila agama Muhammad tidak bisa berdiri tegak kecuali dengan terbunuhnya aku, maka wahai pedang ambillah aku,” tegas Imam Husein.

Demikian itulah doktrin Imam Husein kepada para pencintanya di Hari Asyura.

Wallahu a’lam

Anggota Dewan Syura AHLULBAIT INDONESIA (ABI)


No comments

LEAVE A COMMENT