Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)

Rahasia Di Balik Salat Awal Waktu (Bag. Terakhir)

Penasaran dengan lanjutan kisah sebelumnya? (Rahasia Di Balik Salat Awal Waktu -Bag. Pertama)

Yuk kita simak bersama-sama:

“Seminggu kemudian, Rahim mendatangi hotel tempat Bu Khadijah menginap. Namun security tidak mengizinkan masuk karena melihat penampilan Rahim yang lusuh. Setelah lama menunggu, akhirnya Bu Khadijah keluar dan melihat Rahim sedang tertidur di becaknya.

“Bang, kenapa tidak masuk?” tanya Bu Khadijah sambil membangunkan Rahim.

“Tidak boleh sama satpam, Bu,” jawab Rahim.

“Kemarin Abang yang mengajak saya jalan-jalan dengan becak. Sekarang giliran saya mengajak Abang jalan-jalan dengan mobil saya,” kata Bu Khadijah.

“Lah, Ibu ini gimana sih, katanya mau saya antar ke toko lagi,” kata Rahim.

“Iya, mau diantar tapi bukan ke toko, bang,” kata Bu Khadijah .

“Mau dibawa kemana saya, Bu?” tanya Rahim penasaran.

“Sudah saya pakai becak saya saja, mengikuti mobil Ibu. Tidak pantas saya naik mobil sebagus itu,” kata Rahim.

“Lagi pula becak saya mau ditaruh di mana?” ujar Rahim.

Namun setelah dibujuk oleh sopir dan asisten Bu Khadijah, Rahim pun mau ikut naik mobil. Becaknya dititipkan di parkiran belakang hotel.

Mereka berhenti di salah satu kantor Bank Syariah. “Bang, pinjam KTP-nya,” kata asisten Bu Khadijah.

“Waduh apalagi nih?” pikir Rahim.

“Buat apa, Neng? Kok saya diajak ke bank, terus KTP buat apa?”, kata Rahim heran.

Akhirnya asisten Bu Khadijah menjelaskan bahwa ketika minggu lalu mereka diantar Rahim belanja, Bu Khadijah mendapatkan sebuah pelajaran hidup yang sangat mendalam. Seorang tukang becak dengan kehidupan yang pas-pasan tapi begitu percaya kepada janji Allah swt.

Sementara Bu Khadijah yang merupakan seorang pengusaha besar dan suaminya pun pengusaha, selama ini kadang ragu pada janji Allah. Seringkali, akibat kesibukan mengurus usaha, belanja, rapat dan lainnya, dia menunda-nunda bahkan tidak jarang lupa salat.

“Nah sejak minggu lalu setelah pulang dari Bandung, Bu Khadijah mulai merubah kebiasaannya. Dia selalu berusaha salat di awal waktu,” kata asisten.

Saat pulang ke Jakarta, suaminya pun heran dengan perubahan Bu Khadijah. Padahal dia juga punya kebiasaan yang sama dengan istrinya. Setelah diceritakan asal mula perubahan itu, suaminya pun menyadari bahwa selama ini mereka salah. Terlalu berambisi mengejar dunia. Oleh karena itu, Bu Khadijah dan suaminya ingin menghadiahi Rahim untuk berangkat haji. Mendengar akan diberangkatkan haji, Rahim pun tercengang.

Dengan spontan Rahim menolak hadiah itu sambil berkata, “Tidak mau, Neng. Saya tidak mau berangkat haji dulu. Meskipun itu doa saya tiap hari.”

“Loh kok tidak mau, Bang?” kata asisten kaget.

“Apa kata tetangga dan saudara-saudara saya nanti saat saya pulang berhaji, Neng. Kok ke haji bisa tapi masih narik becak?” sahut Rahim.

“Memang berangkat haji adalah cita-cita saya. Tapi nanti setelah saya mendapatkan pekerjaan selain menarik becak, Neng,” lanjut Rahim.

Akhirnya asisten berdiskusi dengan Bu Khadijah. Sambil menunggu mereka diskusi, Rahim pun tidak henti-hentinya bertanya pada Allah, “Ya Allah pertanda apakah ini?”

Tidak lama, Bu Khadijah menghampiri Rahim dan bertanya, “Abang bisa bawa mobil, bagaimana kalau menjadi supir di perusahaan saya di Jakarta?”

“Waduh … Jakarta ya, Bu? Sebentar, keluarga saya bagaimana di sini. Anak-anak masih butuh bimbingan saya. Apalagi semuanya perempuan. Sepertinya tidak deh, Bu. Biar saya pulang saja. Insya Allah kalau Allah rida lain kali pasti saya diundang untuk berhaji,” jawab Rahim.

Akhirnya, Bu Khadijah Rahim untuk mendaftar terlebih dahulu. Berangkatnya mau kapan terserah, yang penting dia menjalankan amanat suaminya. Kemudian Bu Khadijah menelpon suaminya, menjelaskan kondisi Rahim. Setelah selesai mendaftar haji di Bank, kemudian mereka pergi menuju sebuah dealer mobil.

“Kok masuk ke dealer mobil, Bu? Ibu mau beli mobil lagi? Mobil ini kurang gimana bagusnya?” kata Rahim bingung.

Sambil tersenyum Bu Khadijah meminta Rahim menunggu di mobil. Dia pun turun bersama asistennya. Selang setengah jam, Bu Khadijah kembali ke mobil sambil membawa kwitansi pembayaran uang muka pembelian mobil.

“Ini Bang, barusan saya sudah membayar uang muka pembelian mobil angkutan umum, pelunasannya nanti kalau trayek sudah diurus. Mobil angkutan umum ini untuk Bang Rahim, hadiah dari suami saya,” kata Bu Khadijah.

“Jadi sambil menunggu keberangkatan Abang ke haji tahun depan, Abang bisa menabung dengan usaha dari mobil angkutan milik sendiri,” lanjut Bu Khadijah.

Sambil meneteskan air mata, tidak henti-hentinya Rahim mengucap syukur kepada Allah swt.

“Ini bukan dari saya dan suami saya, ini dari Allah melalui perantaraan saya. Hadiah karena Abang selalu menjaga salat di awal waktu. Dan itu menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi saya dan suami. Mudah-mudahan kita semua bisa beristikamah menjaga salat awal waktu ya, Bang,” kata Bu Khadijah.

Akhirnya mereka pun kembali ke hotel, namun sebelumnya mampir di masjid untuk salat zuhur berjamaah.Setelah salat kemudian makan siang, mereka pun berpisah. Rahim pulang ke rumah dengan becaknya. Bu Khadijah langsung ke Jakarta.

Setelah itu kehidupan Rahim semakin membaik. Dia sudah memiliki rumah sendiri, walaupun kredit. Yang tadinya dia seorang supir angkot dan abang becak, sekarang menjadi pemilik angkot dan sudah berhaji.

Alhamdulillah, sampai saat ini Rahim masih terus menjaga salat awal waktu, bahkan semakin yakin dengan janji Allah swt.

Nabi Muhammad saw. bersabda:

Barangsiapa mendirikan salat pada waktunya, melaksanakan rukuk dan sujud dengan sempurna, Allah swt. akan memberikan 15 anugerah (berikut ini):

Tiga anugerah diberikan di dunia:

  1. Menambah usianya,
  2. Menambah hartanya,
  3. Menambah anak salehnya,

Tiga anugerah diberikan saat kematian:

  1. Melindunginya dari rasa takut,
  2. Melindunginya dari rasa khawatir,
  3. Membawanya ke surga,

Tiga anugerah diberikan saat berada dalam kubur:

  1. Memudahkannya menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir,
  2. Melapangkan kuburnya,
  3. Membukakan satu pintu dari pintu-pintu surge,

Tiga anugerah diberikan saat di padang Mahsyar:

  1. Menjadikan wajahnya bersinar seperti rembulan,
  2. Catatan amalnya akan diterima oleh tangan kanannya,
  3. Memudahkannya dalam hisab,

Dan tiga anugerah terakhir diberikan saat melewati sirat (jembatan penyeberangan di akhirat):

  1. Allah swt. meridainya,
  2. Allah swt. memberikan salam kepadanya,
  3. Allah swt. memandangnya dengan rahmat dan kasih sayang-Nya.

Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.

Yuk kita salat awal waktu!

Latest comments

LEAVE A COMMENT