Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Salat Malam Raghaib: Salah Satu Titik Temu Ritual Sunnah dan Syiah

Titik temu Muslim Ahlusunah dan Muslim Syiah dapat kita temukan dalam berbagai aspek; politik (anti Zionisme, pro Palestina, dan lainnya), teologi, fikih, dan ritual. Aspek yang disebut terakhir ini dapat kita temukan contohnya sebagaimana pembahasan kita kali ini: salat malam Raghaib.

Malam Raghaib adalah malam Jumat pertama di bulan Rajab sebagaimana tercantum dalam sebuah riwayat, “Jangan kalian lengah dari malam Jumat pertama di bulan Rajab, karena itu adalah sebuah malam yang dinamakan oleh para malaikat sebagai malam Raghaib.”

Riwayat tentang ritual malam Raghaib ini setidaknya ada 2 di dalam riwayat Ahlusunah dan lebih banyak di riwayat Syiah sebagai dua sayap Islam yang tak terpisahkan. Marilah kita simak penjelasan di bawah ini:

Riwayat Ahlusunah

Imam Ghazali

Imam Ghazali (w. 505 H) dalam magnum opusnya, Ihya’ ‘Ulumiddin, menyebutkan sebuah hadis keutamaan salat di malam Raghaib[1]:

“Adapun salat di bulan Rajab, telah diriwayatkan dengan sanad yang berasal dari Rasulullah Saw bahwa beliau bersabda, ‘Siapa berpuasa pada hari Kamis pertama di bulan Rajab, kemudian salat (sunah) 12 rakaat di antara isya dan tengah malam, tiap 2 rakaat salam, dengan membaca tiap rakaatnya Al-Fatihah 1 kali, Al-Qadr 3 kali, Al-Ikhlas 12 kali. Selepas melaksanakan salatnya, dia bersalawat kepadaku 70 kali:

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ وَ عَلَى آلِهِ

kemudian bersujud seraya membaca 70 kali:

سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْـمَلَائِكَةِ وَ الرُّوْحِ

kemudian mengangkat kepalanya (dari sujud) dan membaca 70 kali:

رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَ تَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اْلأَعَزُّ اْلأَكْرَمُ

Rabbi-ghfir wa-rham wa tajaawaz ‘ammaa ta’lam, innaka Anta-l-A’azzu-l-Azham

Ya Allah ampunilah, kasihanilah, dan hapuskanlah segala dosa yang Engkau ketahui, karena Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahamulia.

kemudian sujud kembali seraya membaca yang dibaca pada sujud pertama, kemudian memohon hajatnya di dalam sujudnya, niscaya dikabulkan.

Baca: “Fatwa-Fatwa Bersejarah dalam Islam

Rasulullah Saw bersabda, “Seseorang yang mendirikan salat ini niscaya Allah akan mengampuni seluruh dosanya meskipun seperti buih di lautan, sejumlah pasir, seberat gunung, sebanyak dedaunan pohon, dan memperoleh syafaat di hari Kiamat bersama 700 keluarganya yang telah divonis masuk neraka.”

Imam Ghazali menuturkan bahwa salat ini sangat dianjurkan.

Syekh Abdul Qadir Jailani

Senada dengan Imam Ghazali, pemimpin utama tarekat Qadiriah, Syekh Abdul Qadir Jailani (w. 561 H) juga menyebutkan riwayat keutamaan salat di malam Raghaib dalam bukunya, Al-Gunyah li Thalibiy Tharîq al-Haqqi ‘Azza wa Jalla.[2] Namun ada sedikit perbedaan redaksi pada doa antara 2 sujud setelah salat,

رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَ تَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ فَإِنَّكَ أَنْتَ اْلعَزِيْزُ اْلأَعْظَمُ

Rabbi-ghfir wa-rham wa tajaawaz ‘ammaa ta’lam, fa-innaka Anta-l-‘Aziizu-l-A’zham

Ya Allah ampunilah, kasihanilah, dan hapuskanlah segala dosa yang Engkau ketahui, karena Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung.

Riwayat Syiah

Sementara di dalam riwayat Syiah kita dapat menemukan banyak riwayat keutamaan berpuasa pada hari Kamis pertama dan salat malam Raghaib ini, namun kami cukupkan pada salah satu riwayat saja.

Baca: “Salahkah Menjadi Muslim Syiah?

Sayid Ibn Thawus Al-Hasani (w. 664 H) menyebutkan redaksi riwayat yang sama di dalam bukunya, Iqbâl Al-A’mâl,[3] yang ditulisnya pada 655 H. Sebagaimana perbedaan antara riwayat pada buku Imam Ghazali dan Syekh Abdul Qadir Jailani, maka pada buku ini juga terdapat pada tempat yang sama, yaitu doa di antara 2 sujud selepas salat, yaitu:

رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَ تَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اْلعَلِيُّ اْلأَعْظَمُ

Rabbi-ghfir wa-rham wa tajaawaz ‘ammaa ta’lam, innaka Anta-l-‘Aliyyu-l-A’zham

Ya Allah ampunilah, kasihanilah, dan hapuskanlah segala dosa yang Engkau ketahui, karena Engkaulah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung.

Selain itu juga terdapat tambahan redaksi riwayat, “Jika (pelaksana salat malam Raghaib) tiba malam pertama di kuburnya, Allah akan mengirimkan kepadanya pahala salat ini dalam bentuk yang terbaik, berwajah indah dan berlisan fasih, seraya berkata, ‘Wahai kekasihku, bergembiralah, sungguh engkau telah selamat dari segala kesulitan.’ Dia menjawab, ‘Siapakah Anda? Aku tidak pernah melihat wajah seindah dirimu, mencium bau sewangi dirimu.’ Dia menjawab, ‘Wahai kekasihku, akulah pahala salat yang engkau tunaikan pada malam ini di negeri ini pada bulan ini tahun ini. Aku datang pada malam ini untuk menunaikan hakmu, menemani kesendirianmu, dan mengangkat kegelisahanmu. Apabila ditiupkan sangkakala, aku akan menjadi pelindung kepalamu di hari Kiamat, karena engkau tidak akan kehilangan kebaikan dari Maula-mu selamanya.’

Tatacara Ritual

Berpuasa

Sebelum melaksanakan salat di malam Raghaib ini, dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunah bulan Rajab.

Salat Malam Raghaib

Salat ini dapat dilaksanakan antara salat magrib dan isya, atau sebagian riwayat menyebut dilaksanakan di antara isya dan tengah malam. Salat ini terdiri dari 12 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat. Setiap rakaat membaca:

1. Surah Al-Fatihah

2. Surah Al-Qadr 3 kali

3. Surah Al-Ikhlas 12 kali

Salawat

Setelah 12 rakaat salat tersebut sempurna, bacalah salawat berikut ini sebanyak 70 kali:

Allahumma solli ‘alaa Muhammadin-Nabiyyil Ummiy wa ‘alaa Aalih. Ya Allah, limpahkanlah salawat atas Muhammad Nabi yang Ummi dan atas keluarganya.

Sujud

Setelah itu sujudlah membaca sebanyak 70 kali:

Subbuhun Quddusun Rabbul malaaikati wa-r-ruuh. Mahasuci Mahakudus Tuhan para malaikat dan ruh.

Berdoa

Setelah itu bangkitlah dari sujud dan membaca sebanyak 70 kali:

Rabbi-ghfir wa-rham wa tajaawaz ‘ammaa ta’lam, innaka Anta-l-‘Aliyyu-l-A’zham Ya Allah ampunilah, kasihanilah, dan hapuskanlah segala dosa yang Engkau ketahui, karena Engkaulah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung.

Sujud Kedua

Lalu sujud kembali membaca bacaan pada sujud pertama sebanyak 70 kali pula:

Subbuhun Quddusun Rabbul malaaikati wa-r-ruuh. Mahasuci Mahakudus Tuhan para malaikat dan ruh.

Berdoa

Setelah semua rangkaian salat ini dilaksanakan, kinilah saatnya memohon segala hajat yang diinginkan.

Demikianlah salah satu titik temu antara Sunnah dan Syiah berupa ritual di bulan Rajab yang disebut sebagai bulan Allah dalam riwayat dua mazhab besar Islam ini. Selamat mengamalkannya esok hari. Semoga Allah menerima seluruh amal kita.

Baca: “Isu Melaknat Sahabat, Kenapa Mereka Tetap Membela Syiah?

Catatan:

[1] Imam Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulûmiddin, h. 240, Beirut, Lebanon, Dar Ibn Hazm, cet. 1, 2005

[2] Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Gunyah li Thalibiy Tharîq al-Haqqi ‘Azza wa Jalla, juz 1, h. 330-1, Beirut, Lebanon, Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyah, cet. 1, 1997

[3] Sayid Ali bin Musa (Ibnu Thawus) Al-Hasani, Iqbâl Al-A’mâl, h. 125-6, Beirut, Lebanon, Muassasah Al-A’lami, cet. 1, 1996

 

 

No comments

LEAVE A COMMENT