Kita harus sadar bahwa kita senantiasa berada di hadapan Allah Swt, berada di hadapan Rasulullah saw, Sayidah Fatimah Zahra dan para Imam yang suci a.s., dan bahkan arah pikiran kita, dan juga kewaspadaan kita semuanya diperhatikan dan diketahui oleh Allah Swt dan mereka. Artinya, bahwa Allah Swt, Rasulullah Saw, Sayidah Fatimah Zahra dan Para Imam Maksum a.s. mengetahui sampai sejauh mana keikhlasan kita di dalam berkata-kata untuk Allah.
Banyak sekali ayat-ayat Alquran yang berkenaan dengan hal ini: “Dan katakanlah, ‘Beramallah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang Mukmin akan melihat amal perbuatanmu itu.’” (QS. at-Taubah: 105)
Wahai manusia, sadarlah bahwa sesungguhnya kita tengah berada di hadapan Allah Swt. Jika kita berbuat baik, buruk atau berbuat dosa maka ketahuilah sesungguhnya kita tengah berada di hadapan Allah Swt, Rasulullah Saw, Sayidah Fatimah Zahra dan para imam yang suci a.s.
Ketika Anda tengah mengerjakan sebuah pekerjaan atau mengatakan sebuah perkataan, atau bahkan tengah memikirkan sesuatu, pertama-tama kita harus memperhatikan ayat di atas. Artinya, kita harus sadar bahwa pikiran, perkataan dan perbuatan seseorang diketahui oleh Allah Swt, Rasulullah Saw, para Imam Maksum dan Sayidah Fatimah Zahra a.s. Kita harus terus sadar bahwa seluruh pikiran dan perbuatan kita semuanya diketahui oleh Allah Swt mereka a.s. Kita harus sadar akan hal ini.
Baca: Perbuatan Dosa sebagai Faktor Penting Kehancuran Umat Manusia
Sesungguhnya pikiran dan kesadaran yang semacam ini akan menyusun kekuatan manusia, dan dengan berlalunya waktu secara sedikit demi sedikit akan melahirkan tabiat (malakah) takwa. Dengan berlalunya waktu secara perlahan-lahan, dengan disertai kelapangan dada dan kesabaran, secara otomatis seseorang akan memiliki keadaan untuk senantiasa menjauhi dosa-dosa yang disengaja, dan merasa malu kepada Allah Swt dan kepada Rasulullah Saw.
Selain itu, perlu diketahui bahwa para malaikat yang muqarrab mau pun yang bukan muqarrab mengawasi setiap ucapan dan perbuatan kita. Pada salah satu ayat Alquran al-Karim berkata bahwa di sana terdapat dua orang malaikat yang senantiasa mengawasi dan mencatat amal perbuatan yang baik maupun buruk. Allah SWT berfirman: “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 18)
Tidaklah kita mengatakan sesuatu melainkan semua itu dicatat oleh malaikat pengawas kita, dan kelak setiap lembaran data umur Anda itu akan di buka pada Hari Kiamat. Allah Swt berfirman: “Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya pada leher nya. Dan Kami keluarkan baginya pada Hari Kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.” (QS. al-Isra: 13)
Data itu dibuka pada Hari Kiamat, lalu dikatakan kepada pemiliknya “Bacalah”, baik orang itu bisa membaca maupun tidak bisa, “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghisab terhadapmu.” (QS. al-Isra’: 14)
Di samping kedua malaikat di atas, sesungguhnya para malaikat yang sangat dekat dengan Allah Swt (muqarrabin) pun, seperti malaikat Jibril, malaikat Mikail, malaikat Israfil, malaikat lzrail dan
para malaikat pemikul Arasy, mereka juga mengawasi perkataan, perbuatan dan pikiran kita. Ayat ini merupakan salah satu petunjuk bahwa (Yaitu) kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh para malaikat yang didekatkan kepada Allah (muqarrabin).
Artinya, apa saja yang kita lakukan di dunia maka semua itu dicatat di dalam catatan amal perbuatan dan kelak pada Hari Kiamat para malaikat akan memberikan kesaksian. Sesungguhnya orang yang dapat memberikan kesaksian hanyalah orang yang hadir dan mengawasi. Ayat Alquran yang mulia ini mengatakan: “Sesungguhnya para malaikat al-muqarrabin (yang didekatkan kepada Allah) akan memberikan kesaksian pada Hari Kiamat dengan sesuatu yang akan menguntungkan kamu atau merugikan kamu.”
Ayat yang mulia ini mengajarkan kepada kita dan bahkan mengingatkan kita untuk supaya selalu ingat bahwa seluruh perkataan, perbuatan, dan bahkan seluruh pikiran kita, semuanya diawasi oleh malaikat Jibril, lsrafil, Israil dan para malaikat pemikul Arasy. Dengan kata lain, ketahuilah bahwa sesungguhnya kita berada di hadapan mereka.
Di beberapa riwayat disebutkan bahwa seluruh amal perbuatan dan perkataan kita senantiasa diawasi oleh malaikat Israil. Orang-Orang yang mengerjakan salat pada awal waktu, orang-orang yang sangat memberikan perhatian kepada salat, mihrab dan masjid, maka malaikat Israil akan menemaninya pada saat menghadapi maut dan akan menuntunnya untuk membaca dua kalimat syahadat.
Adapun mereka yang tidak demikian, maka malaikat Israil akan berlaku keras kepadanya pada saat menghadapi maut. Malaikat Israil akan ridha kepada kita jika amal perbuatan kita baik, dan dia akan membantu kita pada saat menghadapi maut. Sebaliknya, malaikat Israil tidak akan ridha kepada kita jika amal perbuatan kita buruk, dan dia akan mengeluarkan roh kita dengan keras dan paksa. Inilah hal kedua yang perlu mendapat perhatian.
Selain itu, di samping Allah Swt, Rasulullah Saw, para Imam yang suci a.s, dan para malaikat al-muqarrabin mengawasi perbuatan dan perkataan kita, kita juga harus mengetahui bahwa sesungguhnya pintu, dinding, waktu dan tempat, seluruhnya hadir dan mengawasi seluruh perbuatan dan perkataan kita. Dan ini adalah sesuatu yang mana Alquran al-Karim telah memberikan kesaksian tentangnya. Jadi, kita dapat menarik kesimpulan dari Alquran bahwa alam ini hidup dan mempunyai perasaan.
Alquran al-Karim mengatakan: “Dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.” (QS. al-Isra’: 44)
Tidak ada sesuatu pun yang ada di alam ini kecuali dia mempunyai perasaan dan bertasbih kepada Allah Swt, dan sesungguhnya ucapan Subhanallah dan Allahu Akbar menggema tinggi di alam wujud ini. Alquran al-Karim mengatakan bahwa barang siapa yang mempunyai telinga hati niscaya dia akan mengetahui bahwa alam ini berbicara dengannya dengan suara yang sama.
Baca: Perbuatan Dosa, Penyebab Terputusnya Hubungan Hamba dan Tuhannya
Kita membaca di dalam beberapa riwayat bahwa di Hari Kiamat kelak, waktu malam dan siang akan memberikan kesaksian akan kesalehan atau kedurhakaan seseorang. Pada saat itu manusia amat terkejut di bertanya kepada bumi, “Kenapa engkau memberikan kesaksian yang memberatkanku?” Bumi menjawab, “Karena Allah St telah membuatku bisa berbicara. Hari ini adalah hari aib dan cela. Kalaupun ketika di dunia aku diam, itu dikarenakan Allah Swt tidak memperkenankan aku untuk berbicara”. Adapun pada Hari Kiamat Allah Swt menyuruhnya untuk berbicara, “Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya”.
Artinya, wahai laki-laki dan perempuan, sesungguhnya bumi tempat kita beribadah di atasnya ini dapat berbicara kepada kita, akan tetapi Allah Swt hanya memperkenan kepadanya untuk berbicara kepada sebagian manusia saja. Ada pun pada Hari Kiamat kelak dia akan berbicara kepada seluruh manusia.
*Disarikan dari buku Membentuk Pribadi Menguatkan Rohani – Ayatullah Husain Mazahiri