Ayatullah Naser Makarem Shirazi lahir di tengah keluarga yang religius pada tahun 1926 M di Shiraz, sebuah kota menawan dan bersejarah yang terletak di sebelah selatan Iran. Ia seorang ulama besar sekaligus salah satu Marja` Taklid terkemuka Syiah. Ayahnya seorang pedagang yang berakhlak mulia dan senantiasa membantu kesulitan-kesulitan masyarakat serta menjalin silaturahmi dengan para tokoh, karena itu ia merupakan sosok yang disegani di tengah masyarakat. Ia bercerita bahwa ayahnya sangat mencintai al-Quran. Ketika ia masih belajar di sekolah dasar, terkadang sang ayah mengajaknya ke kamar dan meminta membacakan ayat al Quran dan terjemahannya untuknya. Pada masa pendidikannya sewaktu kecil terpancar bakat yang luar biasa. Dengan kecerdasannya ia memulai pendidikan dasar pada umur lima tahun dan bahkan beberapa jenjang kelas dilompatinya sehingga pada usia empat belas tahun ia telah menamatkan jenjang SMAnya. Di masa itu ia lebih tertarik dengan materi-materi pelajaran agama. Karenanya, setelah lulus SMA ia tidak melanjutkan ke Universitas tapi ke Hauzah Ilmiah. Ayatullah Makarem Shirazi sejak kecil terbiasa membaca al Quran. Daya tarik al Quran telah memikatnya untuk memahami konsep dan poin penting al Quran. Ia menulis tafsir al Quran bernama “Nemoneh” dengan bantuan para pakar dan peneliti al Quran. Buku Tafsir ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia meski belum seluruhnya. (Baca: Jangan Pernah Merasa Punya Jasa kepada Agama)
Kerja keras dan bakat Ayatullah Makarem Shirazi menarik perhatian para guru dan pelajar agama lainnya. Pada umumnya jenjang tingkat dasar hauzah diselesaikan selama sepuluh tahun namun karena kecerdasan dan kesungguhannya jenjang tersebut mampu ia selesaikan hanya dalam waktu empat tahun saja. Dengan raihan nilai-nilai istimewa ia masuk dalam jajaran pelajar berprestasi. Pada tahun 1950 M Ayatullah Makarem Shirazi pergi ke Najaf Ashraf (Irak) untuk menimba ilmu dari para ulama terkemuka di sana. Ia berhasil mencapai tingkat ijtihad pada usia 24 tahun. Jarang sekali tingkat ijtihad ini diraih seseorang dalam usia 24 tahun. Ayatullah Makarem Shirazi bersama sejumlah ulama terkemuka lainnya membentuk Jame`eh Modarresin Hauzah Ilmiah Qom atau “Komunitas Pengajar-Pengajar Hauzah Qom” dan hingga kini terus melakukan berbagai aktivitas keilmuan dan budaya. Ia selama hampir 40 tahun mengajar fiqih dan ushul tingkat tinggi dan selama ini telah mendidik banyak murid, bahkan sebagian besar muridnya saat ini berada di pos-pos penting negara atau menjadi guru-guru besar di hauzah-hauzah ilmiah. Ia merupakan sosok yang berpengaruh dalam penyusunan Undang-Undang Dasar Dewan Ahli Era pertama. Sisi lain Ayatullah Makarem Shirazi yang menarik ialah sejak remaja ia menulis buku-buku agama dan dengan usahanya sendiri memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan hingga kini ia tidak pernah mengambil uang saku pelajar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. (Baca: Beberapa Contoh Praktek Qana’ah pada Kehidupan Ahlul Bait)
Karya-karya Ayatullah Makarem Shirazi tidak terbatas pada bidang tertentu. Lebih dari 200 buku dengan beragam tema telah dicetak. Sebagian buku dicetak ulang lebih dari 30 kali dan beberapa buku lainnya sudah diterjemahkan ke dalam 10 bahasa dunia yang tersebar di berbagai negara. Ia menulis berbagai buku keislaman. Sejumlah bukunya merupakan jawaban atas masalah-masalah kekinian dan dapat dikatakan bahwa mayoritas buku-buku karyanya ditulis sesuai dengan kebutuhan zaman. Ia juga mengajar berbagai bidang ilmu sesuai dengan kebutuhan remaja terhadap agama. Di samping menerbitkan banyak buku, Ayatullah Makarem Shirazi selama bertahun-tahun mengajar tafsir al-Quran dan Nahjul Balaghah dan mendidik serta melahirkan murid-murid yang handal. Jasa penting lain Ayatullah Makarem Shirazi di bidang ilmu dan budaya adalah mendirikan empat sekolah. Salah satu sekolah yang didirikanya adalah sekolah khusus jurusan tafsir al-Quran. Murid-murid di sekolah ini mendapat pelajaran tentang metode tafsir al-Quran dengan benar. Selain itu, ia juga membangun berbagai Darul Quran dan tempat-tempat penginapan bagi para peziarah di berbagai kota religius di Iran.
Ayatullah Makarem Shirazi memahami konspirasi musuh yang menyebarkan pemikiran-pemikiran sesat di tengah-tangah generasi muda. Karena itu, ia terus berupaya memberikan pencerahan dan bimbingan kepada mereka agar tidak tertipu makar musuh. Dengan pemahamannya yang luas ia menulis berbagai buku untuk mengungkap fakta tentang filsafat-filsafat materialistik Barat. Salah satu bukunya yang berjudul “Filsuf Nameha” menelaah dan mengkritisi filsafat Barat dan klaim-klaim para filsuf materialistik. Buku ini telah dicetak hingga sekitar 30 kali namun kesegaran dan kelengkapan isinya hingga kini masih terjaga di tengah buku-buku lainnya. Jelveh-e Haq adalah sebuah buku karya lainnya yang menolak pandangan-pandangan sufi dan darwis. Buku ini mendapat pujian dari Ayatullah Udzma Boroujerdi. Selain itu, Ayatullah Makarem Shirazi melontarkan berbagai protes dan kecaman terhadap rezim Shah. Sebelum Revolusi Islam Iran, ia melalui jalur diplomatik selalu berupaya untuk mendirikan sistem Islam. Ayatullah Makarem Shirazi bersama para tokoh hauzah Ilmiah Qom lainya terus berjuang di jalur politik untuk melawan rezim Shah yang otoriter. Akibat berbagai pernyataan dan statemennya yang anti-Shah, ia sering dijebloskan ke penjara oleh rezim Syah dan berulangkali diasingkan ke kota-kota perbatasan Iran. (Baca: Perdamaian dengan Zionis Bertentangan dengan Agama dan Kemanusiaan)
Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran tahun 1979, Ayatullah Makarem Shirazi terpilih menjadi anggota Dewan Ahli Penyusun Konstitusi Republik Islam Iran dan berperan besar dalam menyusun konstitusi negara Islam ini. Pengetahuan luas Ayatullah Makarem Shirazi tentang masalah-masalah kekinian dan fatwa-fatwa konstruktifnya sangat membantu menyelesaikan berbagai masalah dunia saat ini. Kepiawaiannya dalam memberikan solusi terkait sejumlah kasus agama yang sensitif tidak asing lagi bagi setiap orang. Ia juga sebagai tokoh yang sangat dikenal dalam menguatkan persatuan umat Islam antara Syiah dan Sunni. Menjalin hubungan dan mengadakan tanya jawab seputar kebutuhan, persoalan agama dan akidah umat Islam di berbagai negara merupakan salah satu kegiatan Ayatullah Makarem Shirazi. Ia hingga kini telah mendirikan berbagai pusat pendidikan, sekolah, masjid dan kantor tidak hanya di kota-kota Iran, tetapi juga di berbagai kota lainnya di luar negeri seperti di kota Madinah, Najaf, dan London. Dalam hal ini, ia meluncurkan televisi satelit “Velayat” untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam dan Ahlul Bait Nabi Muhammad saw.[*]
Baca: “Sosok Ayatullah Gulpaigani (Bagian Pertama)“