Terjemah
- Hari Kiamat,
2. Apakah hari Kiamat itu?
3. Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
4. Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan,
5. dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
6. Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang).
8. Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
9. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
10. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
11. (Yaitu) api yang sangat panas.
Tafsir
Surat ini mengungkapkan tentang kejadian hari Kiamat dan hari mahsyar. Salah satu nama Kiamat adalah qari’ah yang berarti pengetuk yang mengeluarkan suara yang keras, seperti palu. Dan kata ini juga digunakan untuk satu peristiwa penting dan sulit. (Fakhr al-Razi)
Pengulangan kata qari’ah sebanyak tiga kali menunjukkan bahwa Kiamat adalah sesuatu yang penting dan berat sekali. Kemudian Allah Swt menjelaskan maksud dari qari’ah itu, yaitu sebuah hari yang mana manusia berpencar ke segala arah untuk tujuan yang tidak jelas karena panik, bingung, dan takut yang mencekam. Mereka seperti kupu-kupu yang beterbangan ke segala arah.
Baca: Dibangkitkannya Seluruh Makhluk di Hari Kiamat
Pada hari itu juga, gunung-gunung yang kokoh, berhamburan ke angkasa seperti kapas-kapas yang tertiup angin sehingga beterbangan. Itu merupakan gambaran ringkas tentang kejadian yang akan terjadi pada hari Kiamat nanti.
Setelah dunia hancur, manusia digiring ke alam mahsyar. Di mahsyar, manusia hanya menerima hasil dari semua perbuatan yang mereka lakukan selama di dunia. Manusia yang timbangan amalnya berat karena keimanan dan ketaatannya kepada Allah Swt serta kebaikan-kebaikan yang dilakukannya, maka dia mendapatkan balasan yang memuaskan berupa kehidupan yang nyaman dan bahagia di surga. Sedangkan manusia yang timbangan amalnya ringan karena tidak beriman dan karena kejahatan-kejahatan yang dilakukannya, maka dia akan dimasukkan ke neraka yang sangat panas.
Tafsir al-Amtsal menjelaskan bahwa timbangan mizan tidak harus berbentuk alat yang kita pahami itu, tapi setiap cara atau alat untuk menilai atau mengetahui berat sesuatu juga disebut mizan, seperti dalam sebuah hadis disebutkan, bahwa Amirul Mukminin Ali dan para Imam a.s. dari keturunannya adalah timbangan-timbangan.
Baca: Tafsir Surah At-Takatsur
Dalam ad-Durr al Mantsur disebutkan sebuah riwayat dari Imam Hasan a.s. bahwa Rasulullah Saw berkata: “Jika mati seorang hamba, maka ruhnya berjumpa dengan ruh kaum Mukminin. Mereka bertanya kepadanya, ‘Apa yang dilakukan si fulan?’. Jika dia menjawab, ’Sudah mati’ maka mereka berkata, ‘(berarti) dia telah pergi ke ibunya al Hawiyah. Maka ia adalah ibu yang paling jahat dan pengasuh yang paling buruk.”
*Dikutip dari Tafsir Quran Juz Amma, yang disusun oleh Ustadz Husein Alkaff