Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Tafsir Surat al-Lahab

Binasalah kedua tangan abu Lahab dan Sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.

Sebab Turun Surat

Di dalam ad-Durr al-Mantsur disebutkan riwayat dari Ibnu Abbas yang berkata: “Ketika turun ayat ‘Berilah peringatan kerabatmu yang terdekat’ (asy-Syu’ara: 214) Rasulullah Saw diperintahkan agar memberi peringatan kepada kerabatnya dan mengajak mereka ke Islam. Lalu beliau naik bukit Shofa dan berteriak memanggil penduduk Mekah agar berkumpul. Ketika mendengarkan teriakan itu, mereka bertanya, ‘Siapa yang berteriak itu?’ Ada yang menjawab, ‘Dia adalah Muhammad’.

Maka mereka berdatangan ke arah beliau. Beliau memanggil nama-nama kabilah-kabilah. Arab dan berkata, ‘Bagaimana pendapat kalian, jika aku memberitakan bahwa musuh akan menyerang kalian pagi hari atau sore hari, Apakah kalian mempercayaiku?.’ Mereka menjawab, ‘Ya’. Beliau melanjutkan, ‘Sesungguhnya aku mengingatkan kalian akan adanya siksaan yang berat’. Mendengar perkataan beliau itu, Abu Lahab berang dan berkata, ‘Binasalah kamu ! Apa untuk ini kamu memanggil kami semua.’”

Lalu turunlah surat ini.

Tafsir

Tabbat secara bahasa berarti rugi dan binasa. Alamah Thabathabai mengatakan bahwa ayat ini merupakan doa untuk kebinasaan Abu Lahab, dan pernyataan tentang kesia-siaan perbuatannya dalam usaha memadamkan cahaya kenabian. Abu Lahab bin Abdul Muthalib adalah paman Rasulullah Saw. Ia seorang yang sangat membenci dan memusuhi beliau sehingga surat ini diturunkan secara khusus untuk mengutuknya. Nama Abu Lahab yang sebenarnya adalah Abdul Uzza.

Menurut al-Qurthubi, dia dijuluki Abu Lahab (bapaknya jilatan api ) karena pipinya kemerah-merahan, atau karena sebagai isyarat bahwa dia kelak akan masuk neraka.

Al-Amtsal mengutip riwayat dari al-Thariq al-Muharibi. Dia berkata: “Ketika kami di pasar Zil Mujaz, tiba-tiba aku melihat seorang pemuda berkata, ‘Wahai manusia, katakanlah, tiada tuhan selain Allah, maka kalian akan beruntung’. Lalu aku melihat seseorang berada di belakangnya dan melemparinya. Dia melempari kedua betis dan pundak pemuda itu seraya berkata, ‘Wahai manusia, dia adalah pembohong. Kalian jangan mempercayainya’. Aku bertanya, ‘Siapa dia itu?’. Mereka menjawab, ‘Dia adalah Muhammad yang mengaku sebagai nabi. Dan yang di belakangnya adalah pamannya, Abu Lahab, yang menganggap bahwa pemuda itu pembohong.’”

Abu Lahab dalam membendung dakwah Rasulullah Saw mengerahkan segala yang dapat dia lakukan, baik dengan perbuatannya maupun dengan hartanya. Tetapi Allah Swt menegaskan bahwa usahanya itu akan sia-sia saja, dan tidak akan dapat membendung dakwah Rasulullah Saw. Justru karena usahanya itu, dia kelak akan masuk neraka yang berkobar.

Demikian pula istrinya yang bernama Ummu Jamil. Dia adalah saudari Abu Sufyan. Kebenciannya kepada Rasulullah Saw mendorongnya untuk selalu membawa dahan-dahan berduri yang tajam dan meletakkannya di jalan yang biasa dilewati oleh Rasulullah Saw. Menurut sebagian ahli tafsir, tali yang terbuat dari sabut pohon korma yang dikalungkan di lehernya sebuah ungkapan penghinaan bagi dia yang kaya raya. Dia rela menginfakkan kalungnya yang terbuat dari emas untuk menghambat dakwah Nabi Saw.

Dengan melihat perbuatan Abu Lahab dan istrinya, maka tidak heran nama dan perbuatan mereka diabadikan oleh Allah Swt untuk dijadikan pelajaran bagi orang-orang yang membenci dan memusuhi manusia-manusia pilihan dan kekasih Allah Swt.

Dikutip dari Tafsir Quran Juz Amma, yang disusun oleh Ustadz Husein Alkaff

No comments

LEAVE A COMMENT