Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Tafsir Surat at-Thariq

Terjemah

  1. Demi langit dan yang datang pada malam hari.
  2. Tahukah kamu apa yang datang pada malam hari?
  3. (yaitu) bintang yang cahayanya menembus.
  4. Tiada satu jiwa pun kecuali ada yang mengawasinya.
  5. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah ia diciptakan?
  6. Ia diciptakan dari air yang terpancar.
  7. yang keluar dari antara sulbi dan taraib.
  8. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa untuk mengembalikannya.
  9. di hari semua rahasia ditampakkan.
  10. Maka tiada kekuatan dan penolong untuknya.
  11. Demi langit yang mengandung hujan.
  12. Demi bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuha.
  13. Sesungguhnya Alquran benar-benar perkataan yang memisahkan
  14. dan ia bukanlah senda gurau.
  15. Sesungguhnya mereka merencanakan tipu daya dengan sungguh-sungguh
  16. dan Aku pun merencanakan itu dengan sungguh-sungguh.
  17. Berilah orang-orang kafir itu kesempatan, maka Aku pun menangguhkan mereka sebentar

Tafsir Ayat 1 – 10

Surat ini sebagaimana beberapa surat sebelumnya yang dimulai dengan sumpah. Dalam surat ini, Allah Swt bersumpah dengan langit dan bintang yang cahayanya menembus kegelapan malam sehingga sampai ke bumi. Para ahli tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pengawas dalam surat ini adalah Allah Swt dan para Malaikat. Sesungguhnya seluruh perkataan, perbuatan dan apa pun yang menjadi bagian dari aktivitas manusia tidak akan luput dari pengawasan-Nya. Kenyataan ini juga dijelaskan pula dalam ayat, “Sesungguhnya di atas kalian ada malaikat-malaikat yang mengawasi. Mereka mulia dan mencatat. Mereka mengetahui segala yang kalian lakukan.” (QS. al-Infithar: 10-12)

Kemudian Allah Swt mengingatkan manusia tentang asal penciptaan manusia, yakni air mani yang memuncrat dari tempat antara sulbi dan taraib. Para ahli tafsir menjelaskan maksud dari sulbi dan taraib ini dalam beberapa keterangan, antara lain;

  1. Sulbi mengisyaratkan pada laki-laki, sedangkan taraib mengisyaratkan pada wanita. Sehingga maknanya adalah manusia diciptakan dari perpaduan antara laki-laki dan wanita.
  2. Sulbi berarti punggung lali-laki, sedangkan taraib berarti dada laki-laki. Sehingga maknanya bahwa air mani itu terletak antara punggung dan dada.
  3. Maksud dari ayat keenam dan ayat ketujuh ialah bahwa manusia diciptakan dari air mani yang berasal dari seluruh bagian badan manusia, sehingga air mani itu keluar maka seluruh bagian badan manusia merasakan dampaknya. Dalam ayat kelima surat al-Hajj dijelaskan lebih rinci tentang proses penciptaan manusia.

Kekuasaan Allah Swt tidak hanya ketika dalam menciptakan manusia saja, tetapi Dia juga mampu menghidupkan kembali manusia yang telah mati pada hari Kiamat nanti. Tubla diambil dari kata balwa yang berarti ujian dan cobaan. Tapi dalam surat ini, ia bermakna tampak dan jelas, karena di saat manusia diuji maka akan jelas siapa dia sebenarnya. Tentu pada hari Kiamat tidak ada ujian, karena ujian terjadi di dunia, tapi hasil ujian itu akan tampak jelas di hari Kiamat

Sarair berarti rahasia-rahasia. Al-Kasysyaf menjelaskan, Sarair adalah segala yang tersimpan dalam hati manusia berupa niat, iman, kufur dan kemunafikan. Pada hari Kiamat, segala yang disimpan oleh manusia akan tampak jelas. Oleh karena segala sesuatu akan jelas, maka orang-orang yang menyimpan kekufuran dan kemunafikan akan malu dan takut. Pada saat itu, mereka tidak mempunyai kemampuan untuk menutupi kejelekan-kejelekan diri mereka, dan tidak ada juga yang dapat menolong mereka dari perasaan itu.

Tafsir Ayat 11 – 17

Kembali Allah Swt bersumpah dengan langit yang menyimpan air hujan. Kata “raj’i’ yang berasal dari kata  “rujud” berarti kembali. Al-Amtsal menyebutkan bahwa kata ini bisa diartikan air hujan, karena air hujan berasal dari air di dalam tanah dan lautan kemudian “kembali” ke bumi melalui awan terlebih dahulu. Lalu bersumpah dengan bumi yang retak atau berlubang.

Namun yang dimaksud retak atau berlubang dalam ayat ini, menurut ahli tafsir, adalah tumbuh-tumbuhan karena tumbuh-tumbuhan muncul dari keretakan-keretakan dan lubang-lubang kecil yang ada di permukaan bumi, seperti dijelaskan dalam ayat, “Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air. Kemudian Kami membelah bumi dengan baik. Lalu Kami menumbuhkan di dalamnya biji-bijian, anggur, sayur-sayuran, zaitun, pohon kurma, kebun-kebun yang Jebat, buah-buahan dan rumput-rumputan.” (QS. al-Abasa: 25-31).

Langit yang menurunkan hujan dan bumi yang retak merupakan sebab alami tumbuhnya kehidupan di muka bumi ini, dan bermanfaat bagi manusia. Setelah menyebutkan dua ciptaan-Nya yang bermanfaat itu, Allah Swt menegaskan bahwa ayat-ayat Alquran adalah ucapan yang memisahkan antara kebenaran dan kebatilan, bukan ucapan senda gurau yang tidak bermakna.

Melihat kebenaran yang diterangkan oleh Alquran, orang-orang kafir selalu berupaya dengan berbagai cara menutup-nutupi kebenaran. Allah Swt juga menggunakan cara yang sama dengan mereka dalam menggagalkan upaya mereka, sehingga mereka tersesat di dunia dan akan disiksa di akhirat. Dan upaya Allah pastilah menang seperti firman-Nya, “Mereka membuat tipu daya, maka Allah membalas tipu daya mereka. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Ali Imran: 54)

Surat ini menghibur dan membesarkan hati Rasulullah Saw bahwa beliau dalam menghadapi rencana jahat orang-orang kafir tidak sendirian. Allah Swt Yang Maha Kuasa bersama beliau, dan Ia akan menggagalkan rencana jahat mereka cepat atau lambat.

*Dikutip dari Tafsir Quran Juz Amma, yang disusun oleh Ustaz Husein Alkaff

No comments

LEAVE A COMMENT