Wahai Ahmad! Jika engkau menginginkan untuk menjadi orang yang paling wara’ (hati-hati) di antara manusia, maka zuhudlah di dunia dan cintailah akhirat
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan kelengahan, dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat, dialah kehidupan sempurna, jika mereka mengetahui. (QS. al-Ankabut: 64)
Ayat di atas menjelaskan hakikat kehidupan dunia dengan membatasi lingkupnya pada sekadar kelengahan dan permainan belaka, sedangkan hakikat kehidupan akhirat dibatasi sebagai satu-satunya kehidupan
Dunia itu tidak lain adalah benda-benda yang ada di bumi dan benda-benda yang ada di langit, dan tidak satu pun dari benda-benda ini yang buruk. Seluruh benda yang merupakan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah Swt ini tidak bisa disebut buruk. Kecintaan dan kecenderungan kepada dunia
Ibadah adalah kendaraan untuk mendekatkan diri kepada Allah, sekaligus jalan kesempurnaan manusia. Ibadah, yang dapat mengantarkan manusia menuju kesempurnaan, sekaligus menjadi tujuan atau sasaran, tentu bisa juga menjadi alat untuk mencapai sesuatu yang lain. Selain itu, ibadah juga dapat memberikan buah yang lain di luar
Allah Swt telah menetapkan takdir-takdir bagi para hamba-Nya. Takdir-takdir ini terkadang sejalan dengan keinginan mereka, terkadang juga bertentangan dengan apa yang mereka harapkan. Yang dikehendaki Allah adalah hendaknya hamba-hamba-Nya rida dengan apa yang telah ditetapkan, rela dengan qadha yang telah ditetapkan-Nya, serta selalu mendahulukan rida
Kehendak Bebas
Pada hakikatnya, kemampuan memilih dan mengambil keputusan merupakan salah satu yang begitu gamblang disadari oleh manusia. Karena, setiap orang menyadari kemampuan itu dengan pengetahuan hudhuri (presentif) yang tidak mungkin mengalami kekeliruan. Sebagaimana juga ia dapat merasakan kondisi jiwanya. Seandainya ia ragu akan sesuatu, tentu
Terjemah
1.Demi kuda perang yang berlari kencang terengah-engah,
2. dan kuda yang memercikkan bunga api (dengan pukulan kuku kakinya),
3. dan kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi,
4. sehingga menerbangkan debu,
5. lalu menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,
6. sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tidak bersyukur) kepada Tuhannya,
7. dan
Terjemah
Hari Kiamat,
2. Apakah hari Kiamat itu?
3. Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
4. Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan,
5. dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
6. Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang).
8. Dan adapun
Kemurkaan Allah
Karena rahmat Allah itu Mahaluas, meliputi segala sesuatu, maka tidak ada tempat untuk keburukan (evil). Secara eksistensial, tidak ada segala sesuatu yang buruk dan negatif. Wujud adalah kebaikan murni. Keburukan adalah ketiadaan murni dan aksidental. Jadi, yang dianggap keburukan, tidak ada dan tidak
Rahmat Yang Mahaluas
“Ya Allah aku memohon kepada-Mu dengan rahmatMu yang meliputi segala sesuatu”
Allahuma, tidak ada yang layak mendahului nama-Nya Yang Agung. Allah Maha Mengetahui segala hal. Dia Maha Mengetahui apa yang diresahkan oleh hamba-hamba-Nya. Dia tidak membutuhkan panggilan, namun sang hamba tetap memanggil-Nya karena ada