Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Takdir, Kehendak, dan Hukum Allah dalam Islam

Pandangan dunia Islam adalah pandangan tauhid, yang berarti keyakinan bahwa hanya ada satu Tuhan. Dalam Islam, Tuhan digambarkan dengan cara yang paling murni. Tuhan tidak ada yang menyerupai-Nya (QS 42:11). Semua manusia membutuhkan Allah, sedangkan Allah Mahakaya dan Mahaterpuji (QS 35:15). Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS 42:12) dan Mahakuasa atas segala sesuatu (QS 22:6). Dia ada di mana-mana, dan tidak ada tempat yang kosong dari-Nya. “Maka ke mana pun kalian menghadap, di situlah wajah Allah” (QS 2:115).

Allah tahu rahasia hati dan pikiran manusia. “Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” (QS 50:16). Allah adalah sempurna dan tidak memiliki kekurangan. Dia memiliki nama-nama yang indah (asma al-husna) (QS 7:180). Dia tidak berwujud fisik dan tidak bisa dilihat oleh mata manusia, meskipun Dia melihat segalanya (QS 6:103).

Menurut Islam, alam semesta adalah ciptaan Allah yang terus terjaga oleh kehendak-Nya. Jika Allah berhenti memelihara alam sesaat saja, maka alam semesta akan hancur.

Alam tidak diciptakan tanpa tujuan. Penciptaan alam dan manusia memiliki maksud yang bijaksana. Segala sesuatu yang diciptakan mengandung kebijaksanaan dan hikmah. Alam semesta dibangun di atas keadilan dan kebenaran, serta berfungsi berdasarkan hukum sebab-akibat. Setiap peristiwa memiliki penyebab, dan setiap akibat berasal dari suatu sebab.

Takdir Allah (qadha dan qadar) terjadi melalui sebab-sebab tertentu. Ketetapan Allah atas sesuatu sesuai dengan rangkaian sebab yang mengarah padanya. Kehendak Allah beroperasi melalui hukum-hukum alam yang tetap dan tidak berubah. Perubahan di alam hanya terjadi sesuai dengan hukum-hukum Allah. Nasib baik dan buruk manusia bergantung pada perilakunya di dunia ini, serta bagaimana dia berinteraksi dengan alam.

Manusia bertanggung jawab atas perbuatannya dan memiliki kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri. Manusia diciptakan mulia dan layak menjadi wakil Allah di bumi. Dunia ini terkait erat dengan akhirat, seperti masa menanam yang terkait dengan masa panen. Apa yang kita lakukan di dunia akan kita petik hasilnya di akhirat.

Jadi, pandangan dunia Islam menekankan bahwa alam semesta dan kehidupan memiliki tujuan dan makna, dijalankan oleh hukum-hukum Allah, dan manusia memiliki tanggung jawab serta kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri.

*Disarikan dari buku karya Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei – Pandangan Dunia Tauhid

Share Post
No comments

LEAVE A COMMENT