Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Tebarkan Cinta dan Kedamaian dengan Salam

“Dan apabila orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat kami datang kepadamu, maka katakanlah Assalamualaikum (salam sejahtera atasmu).” (QS. Al An’am 6:54)

Zahra membuka selimutnya dan perlahan duduk. Sinar matahari yang memasuki jendela kamarnya telah membuatnya terbangun. Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan terdengar suara “Assalamu’alaikum. Selamat pagi putriku!” sapa hangat ibu. Suasana pagi itu menjadi ramai ketika adik-adik Zahra pun datang dan mengucapkan, “Assalamu’alaikum kakak.”

“‘Alaikumussalam. Ada apa sih?” ujar Zahra.

Tiba-tiba Hasan dan Husein, kedua adiknya menarik tangannya hingga posisinya berubah dari posisi duduk bersila menjadi tegak berdiri.

“Saatnya kita beraksi, Kak!” Hasan dan Husein  memaksa Zahra berjalan keluar.

“Mau ke mana?” Zahra tampaknya masih belum mengerti maksud adik-adiknya.

Hasan dan Husein tersenyum lalu menjawab, “Kak Zahra semalam berjanji untuk mengajak kita jalan-jalan hari ini.”

“Oh begitu, baiklah Kakak siap-siap dulu,” ucap Zahra. (Baca: Kisah-kisah Imam Ali Zainal Abidin a.s.: Roti Kering dan Mutiara)

Tak lama kemudian mereka pun  pergi.

“Assalamu’alaikum,” ucap Zahra setiap melewati orang-orang yang mereka jumpai. Dan disambut salam serupa atau terkadang dijawab lebih panjang oleh orang yang ia salami. Beberapa kali, Zahra mengiringi salamnya dengan menjabat tangan. Setelah berkeliling memutari taman di dekat rumahnya, Zahra mengajak adik-adiknya beli ice cream.

“Kak Zahra kurang kerjaan, semua orang disapa dengan salam!” gerutu Hasan.

“Siapa bilang? Kakak melakukan yang disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa alihi  wa sallam, menyebarkan salam biar jadi orang mulia.” ucap Zahra.

Zahra memang kakak teladan, selalu mengajarkan syariat Islam dengan unik, apalagi kepada adik-adik kecilnya yang baru berumur lima tahun.

Dalam riwayat disebutkan:

Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah saw. dan bertanya, “Bagaimana Islam yang paling baik itu, wahai Rasulullah?”

Rasulullah saw. menjawab, “Di saat engkau mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal atau yang tidak engkau kenal. Sesungguhnya sebaik-baik manusia menurut Allah swt. Adalah orang yang memulai mengucapkan salam.”

Rasulullah saw. bersabda, “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman dan saling mencintai. Maukah aku tunjukkan amalan dan perbuatan yang akan membuat kalian saling mencintai?”

“Amalan apakah yang harus kita lakukan, wahai Rasulullah?” sahut para sahabat. (Baca: Mutiara Hadis Maksumin as: “Lisan”)

Rasulullah saw. menjawab, “Ucapkan dan tebarkanlah salam diantara kalian. Perbanyaklah mengucapkan salam karena hal itu akan mendatangkan kebaikan dan berkah.”

Dalam riwayat lain beliau saw bersabda, “ Ucapan salam memiliki 70 pahala, 69 pahala bagi yang mengucapkan, 1 pahala bagi yang menjawabnya.”

Beliau juga bersabda, “Seseorang yang mengucapkan salam kepada 10 orang mukmin, pahalanya seperti memerdekakan budak.”

Di tempat lain beliau menyampaikan, “Jika seseorang di antara kalian berjumpa dengan saudaranya, maka hendaklah memberi salam kepadanya. Jika antara dia dan saudaranya terhalang pepohonan, dinding atau bebatuan kemudian mereka berjumpa kembali, ucapkan salam kepadanya.”

Tentunya mengucapkan salam ada tata caranya, antara lain adalah:

Pertama: Mendahului salam

Rasulullah saw. mengajarkan untuk mendahului salam karena yang memulai salam itulah orang yang lebih mulia. (Baca: Seorang ‘Abid yang Dikalahkan Setan)

Rasulullah saw bersabda, “Seutama-utama manusia bagi Allah adalah yang mendahului salam.”

Kedua: Menjawab setara atau lebih

Apabila seseorang memberi salam kepada kita, idealnya kita memberikan jawaban yang sama (setara). Misalnya seseorang mengucapkan salam kepada kita, “Assalaamu ‘alaikum warahmatuulaah!” Minimal kita menjawab, “Wa’alaikumussalaam warahmatullaah!

Ketiga: Menjabat tangan (bersalaman)

Selain mengucapkan salam, akhlaq yang mulia bagi seorang muslim ketika bertemu dengan saudaranya adalah menjabat tangannya dengan hangat. Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah! Jika seseorang dari kami bertemu dengan saudaranya atau temannya apakah harus menunduk-nunduk?”

“Tidak,” jawab Rasulullah saw.

“Apakah harus merangkul kemudian menciumnya?” lanjutnya.

Rasulullah saw menjawab, “Tidak.”

Ia bertanya kembali, “Apakah meraih tangannya kemudian menjabatnya?”

“Ya,” jawab Rasulullah saw.

Selain memiliki nilai kehangatan dan ukhuwwah (persahabatan dan persaudaraan), jabatan tangan juga akan menghapus dosa di antara kedua muslim yang melakukannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda, “Tidaklah dua orang muslim yang bertemu kemudian berjabat tangan kecuali Allah akan mengampuni dosa keduanya sampai mereka melepaskan jabatan tangannya.”

Yang tetap perlu diperhatikan hendaklah lelaki tidak berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahramnya; demikian pula sebaliknya.

Keempat: Berwajah manis dan tidak memalingkan wajah

Rasulullah saw. bersabda, “Jangan kalian meremehkan kebaikan sedikit pun, meskipun hanya wajah yang manis saat bertemu dengan saudaramu.”

Assalamu’alaikum, kalimat yang sangat sederhana dan mudah diucapkan namun sering dilalaikan. Kalimat ini memberikan kedamaian dan cinta kasih bagi yang mengucapkan dan yang menjawabnya.

Makna salam adalah do’a yang sangat luar biasa. “Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh” mempunyai makna “Semoga keselamatan, rahmat, dan berkah  dianugerahkan Allah kepada kalian”.

Adakah yang lebih kita harapkan dari pada keselamatan, rahmat, dan berkah dari Allah swt.? [*]

Baca: “Kebaikan Terbesar, Kecintaan Ahlul Bait a.s.

 

Share Post
Latest comment

LEAVE A COMMENT