Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Tujuh Nasihat Agung Imam Ali Sajjad a.s. yang Menakjubkan

Imam Zainal Abidin as-Sajjad a.s. seperti dicatat dalam sejarah, beliau tidak meninggalkan kota kakeknya Rasul Saw tinggal. Beliau tinggal menetap di Madinah dan sibuk mendidik umat dalam bidang pemikiran dan moralitas. Setiap hari Jumat beliau memberi wejangan dan mewanti-wanti umat akan bahaya dunia beserta tali-tali perangkap dan tipu dayanya. Di antara ucapan beliau adalah:

  1. Peringatan akan bahayanya dunia dan nasehat untuk bersikap zuhud terhadapnya.

“Semoga Allah menjaga kami dan kalian semua dari tipu daya orang-orang yang zalim, kejahatan orang-orang yang dengki dan dari penindasan para diktator. Wahai orang-orang yang beriman hendaknya jangan sampai kalian terkena fitnah dari para thaghut beserta para pengikutnya, orang-orang yang berhasrat besar kepada dunia, sangat condong kepadanya, yang termakan oleh rayuannya. Mereka ‘menghampiri’ dunia beserta harta perhiasannya yang akan segera punah dan kering kerontang, dan tanamannya yang esok pasti akan layu dan rusak. Waspadalah kalian atas apa-apa yang Allah perintahkan kalian untuk mewaspadainya.

Baca: Dunia dalam Pandangan Manusia Ilahi

Palingkanlah hasrat kalian dari apa-apa yang Allah perintahkan kalian untuk bersikap zuhud kepadanya. Jangan pula kalian condong kepada apa yang ada di dalam dunia layaknya orang yang mempersiapkan dunia sebagai tempat tinggal dan kampung untuk menetap. Demi Allah sungguh telah ada untuk kalian petunjuk dalam dunia itu sendiri tentang realitas dirinya berupa perhiasannya, pergantian hari-harinya, perubahan masa-masanya dan perumpamaan-perumpamaannya serta senda guraunya dengan para penghuninya. Ia akan melenyapkan yang indah dan menghilangkan yang mulia. Kelak ia akan melemparkan banyak sekali dari umat manusia ke dalam neraka. Maka cukuplah ini sebagai pelajaran, ujian dan pencegah bagi orang-orang yang waspada.”

  1. Bertakwa dan kembali kepada AllahSwt serta mewanti-wanti agar jangan membantu

“Bertakwalah kalian kepada Allah dan bersegeralah untuk memperbaiki diri, menaati Allah, dan taat kepada orang-orang yang dalam urusan tersebut (yakni dalam ketaatan kepada Allah) kalian bertawalli kepadanya. Semoga ada di antara kalian yang menyesali atas ketidakpatuhannya kepada Allah dan atas kelalaiannya dalam memenuhi apa yang menjadi hak Allah. Maka mohon ampunlah kalian kepada Allah dan bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia akan menerima tobat kalian dan akan memaafkan kesalahan-kesalahan kalian. Dia Maha mengetahui apa yang kalian perbuat.

Berhati-hatilah kalian dari berteman dengan orang yang suka bermaksiat, membantu orang-orang yang zalim dan berdekatan dengan orang-orang yang fasik. Waspadailah fitnah yang mungkin dimunculkannya dan menjauhlah kalian dari lingkungan mereka.”

  1. Berwilayah kepada wali-wali Allah.

“Ketahuilah oleh kalian bahwa barang siapa yang menentang para wali Allah dan beragama dengan selain agama Allah serta mengedepankan urusannya lebih dari apa yang menjadi urusan wali Allah, maka tempatnya adalah neraka yang membara. Neraka itu akan memakan badan-badan yang telah kehilangan akal-akalnya itu. Mereka terkalahkan oleh kesengsaraan di dalamnya. Mereka itu mati dan tak merasakan lagi panasnya api.

Wahai orang-orang yang berakal pikiran (ulul albab), ambillah pelajaran darinya dan pujilah Dia atas petunjuk yang telah diberikannya kepada kalian. Ketahuilah bahwa kalian tidak akan bisa keluar dari kekuasaan Allah menuju kekuasaan selain-Nya. Sungguh Allah akan melihat amal perbuatan kalian dan kalian pun akan dikumpulkan di hadirat-Nya. Maka berusahalah untuk memperoleh manfaat dari nasehat yang diberikan kepada kalian ini dan berperilakulah kalian dengan perilaku orang-orang yang saleh.”

  1. Zuhud

“Sesungguhnya tanda orang zuhud di dunia dan menginginkan akhirat adalah sanggup meninggalkan teman bermain dan teman akrabnya serta setiap teman yang tidak menginginkan apa yang mereka inginkan (yakni akhirat). Ketahuilah oleh kalian bahwa orang yang berbuat demi meraih pahala akhirat adalah orang yang zahid [tidak terikat] atas kembang dunia yang sifatnya sementara. Ia telah bersiap-siap untuk menyongsong kematiannya, ia menganjurkan orang untuk beramal sebelum habisnya batas waktu dan sebelum turunnya apa yang memang mau tidak mau harus ditemui [yakni malaikat pencabut nyawa]. Ia lebih mengedepankan sikap berhati-hati sebelum tibanya waktu [pertanggung jawaban]. Sesungguhnya Allah Swt telah berfirman, (Demikianlah seseorang dari mereka, dia berkata: ‘Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan’ [QS. al-Mu’minun: 99-100].

Hendaklah setiap dari kalian memosisikan dirinya di dunia ini layaknya orang yang dikembalikan ke dunia, yang menyesali atas sedikitnya amal saleh yang diperbuatnya pada hari ketika ia sangat membutuhkan amal saleh itu.”

  1. Takut kepada Allah Swt.

“Ketahuilah wahai sekalian hamba Allah, sesungguhnya barang siapa takut serangan dari penguasa dunia pada malam hari atas dirinya maka ia pasti akan menjauhkan diri dari tempat tidur, menghindarkan diri dari tidur, dan menahan diri dari sebagian makanan dan minuman. Kenapa kalian ini? Celakah kalian, wahai anak Adam, kenapa kalian tidak merasa takut kepada sergapan Penguasa Yang memiliki segala keperkasaan, yang siksaannya teramat pedih, dan sergapannya untuk orang-orang yang bermaksiat dan pendosa adalah bersamaan dengan hilir mudiknya kematian di malam dan siang hari. Itulah sergapan yang tiada jalan keselamatan darinya, tiada tempat berlindung darinya, dan tiada tempat berlari untuk menghindar darinya.

Takutlah kalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman dari sergapan-Nya sebagaimana takutnya orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya Allah Swt telah berfirman, ‘Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan) kedudukan-Ku dan yang takut pada ancaman-Ku’ [QS. Ibrahim: 14].

Baca: Takut Kepada Tuhan dan Efek Moralnya

Maka berhati-hatilah kalian kepada bujuk rayu kehidupan dunia beserta tipu daya dan kejahatan-kejahatannya. Senantiasalah kalian mengingat akan bahaya yang diakibatkan oleh kecondongan kepadanya. Sesungguhnya hiasan dunia adalah fitnah (rayuan kepada kehancuran) dan kecintaan kepadanya adalah kekeliruan fatal.”

  1. Bertakwa kepada Allah Swt.

“Bertakwalah kalian, wahai hamba Allah. Berpikir dan berbuatlah sesuai dengan apa yang menjadi tujuan penciptaanmu, karena Allah tidak menciptakan kamu dengan main-main dan tidak meninggalkanmu untuk kesia-siaan. Dia telah mengenalkan diri-Nya kepadamu dan mengutus Rasul-Nya kepadamu. Dia juga telah menurunkan sebuah kitab untuk kalian yang di dalamnya terdapat  penjelasan tentang yang halal dan yang haram, juga tentang hujjah-hujjah-Nya dan [pelajaran berupa] perumpamaan-perumpamaan-Nya.

Takutlah kalian kepada Allah karena Tuhanmu telah menyampaikan hujjah-Nya kepada kalian, ‘Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir, dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan’ [QS. al-Balad: 8-10]. Dan kami ini adalah hujjah-Nya atas diri kalian. Bertakwalah kalian kepada Allah semampu kalian. Karena sesungguhnya tiada kekuatan melainkan dengan izin-Nya. Dan tiada tempat bertawakkal melainkan hanya kepada-Nya. Semoga salawat-Nya tercurah kepada Nabi-Nya, Muhammad, beserta keluarganya.”

  1. Jadilah hamba yang tertaut pada akhirat.

“Sesungguhnya dunia telah pergi meninggalkan kalian dan akhirat tengah berjalan mendatangi kalian. Setiap dari keduanya (yakni dunia dan akhirat) mempunyai ‘anak’. Jadilah kalian anak-anak akhirat dan jangan sekali-kali menjadi anak-anak dunia. Jadilah kalian orang-orang yang zuhud di dunia dan berhasrat pada alam akhirat. Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang hati mereka terpaut pada akhirat dan balasan pahalanya. Mereka adalah orang-orang yang seakan-akan melihat langsung penghuni surga sedang berada dalam surga kekal abadi dengan segala kenikmatannya dan melihat penghuni neraka sedang berada di neraka dalam keadaan disiksa. Orang-orang merasa aman dari kejahatan mereka. Hati mereka diliputi kesedihan [karena kekhawatiran akan dosa-dosa]. Jiwa mereka suci terpelihara. Kebutuhan mereka sedikit. Mereka bersabar dalam hari-hari yang pendek (di dunia) demi kesenangan yang panjang (di akhirat).

Adapun di malam hari, mereka berdiri melaksanakan salat malam. Air mata mereka bercucuran di pipi mereka. Mereka berdoa dengan sepenuh hati kepada Allah Swt. Mereka berusaha untuk membebaskan budak-budak. Adapun di waktu siang hari, mereka adalah penyabar dan alim ulama dan orang-orang yang berbakti yang bertakwa.”

*Dikutip dari buku Biografi Imam Ali Zainal Abidin terbitan Nur al-Huda

No comments

LEAVE A COMMENT