Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
HomeView All Posts (Page 193)

View All Posts

Kedua, jujur sebagai lawan pelanggaran, yaitu jujur dalam berjanji. Jika seseorang berjanji tapi dia mengetahui bahwa dia akan melanggarnya maka dustanya akan kembali kepada dusta dengan tipe dan makna yang pertama. Sedangkan arti yang dimaksud di sini ialah bahwa dia tidak berniat mengingkarinya ketika berjanji

Allah SWT berfirman; وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا لَوْلاَ نُزِّلَتْ سُورَةٌ فَإِذَا أُنزِلَتْ سُورَةٌ مُّحْكَمَةٌ وَذُكِرَ فِيهَا الْقِتَالُ رَأَيْتَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ يَنظُرُونَ إِلَيْكَ نَظَرَ الْمَغْشِيِّ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَأَوْلَى لَهُمْ * طَاعَةٌ وَقَوْلٌ مَّعْرُوفٌ فَإِذَا عَزَمَ الاْمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْراً لَّهُمْ. “Dan orang-orang yang beriman

Allah SWT berfirman; أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى. “Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya.”[1] Malu adalah sensibilitas dan kesadaran yang mendorong orang untuk menahan diri dari perbuatan tercela. Sensibilitas ini bisa jadi membuat seseorang cenderung menyembunyikan keburukan. Namun, tak seorangpun dapat menyembunyikannya di depan Allah

Allah SWT berfirman; مَا يَفْعَلُ اللّهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَآمَنتُمْ وَكَانَ اللّهُ شَاكِراً عَلِيماً. “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.”[1] وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ. “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;

بسم الله الرحمن الرحيم Dengan Asma Allah yang Mahakasih dan Mahasayang أللَّهُمَّ يَا مُنْتَهَى مَطْلَبِ الْحَاجَاتِ، وَيَا مَنْ عِنْدَه نَيْلُ الطَّلِبَاتِ، وَيَا مَنْ لا يَبِيْعُ نِعَمَهُ بالأثْمَانِ Ya Allah, Wahai tujuan akhir segala keperluan! Wahai Dia yang disisi-Nya dicapai permohonan! Wahai yang nikmat-Nya tidak terbeli dengan harga! وَيَا مَنْ لا يُكَدِّرُ

بسم الله الرحمن الرحيم Dengan Asma Allah yang Mahakasih dan Mahasayang أَللَّهُمَّ إنَّهُ يَحْجُبُنِي عَنْ مَسْأَلَتِكَ خِلاَلٌ ثَلاثٌ وَتَحْدُونِي عَلَيْهَا خَلَّةٌ وَاحِدَةٌ Ya Allah Tiga hal mencegahku Dan satu hal mendesakku untuk bermohon pada-Mu يَحْجُبُنِي أَمْرٌ أَمَرْتَ بِهِ فَأَبْطَأتُ عَنْهُ، وَنَهْيٌ نَهَيْتَنِي عَنْهُ فَأَسْرَعْتُ إلَيْهِ، وَنِعْمَةٌ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيَّ فَقَصَّرْتُ فِي شُكْرِهَـا Tak sanggup

Diriwayatkan bahwa Imam Husain as saat bertekad untuk pergi ke Irak beliau berdiri berkhutbah dan berkata; الحمد لله، وما شاء الله، ولا حول ولا قوّة إلاّ بالله، وصلَّى الله على رسوله وسلّم. خُطَّ الموت على ولد آدم مخطّ القلادة على جيد الفتاة. وما أولهني إلى أسلافي

“Doakan aku ya! Sekarang aku sedang dalam perjalanan menuju bandara Soekarno-Hatta,” pesannya untukku. Bahagia sekali hati ini membaca pesannya. Alhamdulillah, akhirnya kakakku berangkat juga untuk menziarahi cucunda tercinta Nabi Muhammad saw. Masih teringat di benakku, dua minggu yang lalu aku mengunjunginya di rumah sakit, wajahnya pucat, kondisinya