Dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw, kita mengucapkan kalimat:
Selamat datang wahai kekasih hatiku, selamat datang… selamat datang…
Selamat datang wahai kakek al-Husain, selamat datang… selamat datang…
Alhusain adalah cucu Nabi Muhammad SAW. Al-Husain adalah putra dari Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib. Tetapi, ada sekelompok manusia yang mengaku sebagai umat Muhammad SAW, mereka membunuh al-Husain, memenggal kepalanya, lalu menendangnya secara bergantian bagaikan tengah bermain bola, kemudian menancapkan kepala suci itu di ujung tombak.
– Dimanakah peristiwa ini terjadi? Siapakah pelakunya?
Peristiwa ini terjadi di Padang Karbala, Irak, tanggal 10 Muharram tahun 61 hijriah.
Mereka yang melakukan pembunuhan terhadap al-Husain beserta putra, keluarga dan para sahabat beliau adalah sejumlah pasukan yang dipimpin oleh Umar bin Sa”ad bin Abi Waqqash; Umar bin Sa’ad memimpin pasukan ini atas perintah Ubaidullah bin Ziyad bin Abihi (Gubernur Kufah), dan Ubaidullah bin Ziyad melaksanakan perintah Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan.
– Apa alasan mereka membantai cucu Rasulullah saw? Apakah al-Husain telah melakukan suatu perbuatan dosa sehingga patut dibunuh dan dibantai beramai-ramai? Apakah al-Husain telah keluar dari agama Islam sehingga harus dibunuh dan dipenggal kepalanya?
Tidak! al-Husain adalah pribadi mulia yang merupakan salah seorang Ahlulbait Nabi saw yang disucikan Allah SWT dari pelbagai dosa.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kalian Ahlulbait, dan menyucikan kalian sesuci-sucinya.” [al-Ahzab:33]
Sungguh mereka yang membunuh al-Husain beserta putra, keluarga dan sahabatnya, adalah orang-orang yang mengingkari pesan Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW bersabda:
“al-Hasan dan al-Husain, keduanya adalah pemimpin pemuda penghuni surga.”
[Riwayat al-Bukhari & at-Tirmidzi]
Rasulullah SAW bersabda:
“Husain dariku dan aku dari Husain, Allah SWT mencintai siapa yang mencintai Husain.”
[Riwayat at-Tirmidzi]
Baca: “Mengapa Asyura’ Dan Tragedi Karbala Hanya Sekali Terjadi?“