Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Haul Akbar Sayyidina Husain pada Tanggal 10 Muharram

Dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw, kita mengucapkan kalimat:


Selamat datang wahai kekasih hatiku, selamat datang… selamat datang…
Selamat datang wahai kakek al-Husain, selamat datang… selamat datang…

Alhusain adalah cucu Nabi Muhammad SAW. Al-Husain adalah putra dari Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib. Tetapi, ada sekelompok manusia yang mengaku sebagai umat Muhammad SAW, mereka membunuh al-Husain, memenggal kepalanya, lalu menendangnya secara bergantian bagaikan tengah bermain bola, kemudian menancapkan kepala suci itu di ujung tombak.

– Dimanakah peristiwa ini terjadi? Siapakah pelakunya?

Peristiwa ini terjadi di Padang Karbala, Irak, tanggal 10 Muharram tahun 61 hijriah.
Mereka yang melakukan pembunuhan terhadap al-Husain beserta putra, keluarga dan para sahabat beliau adalah sejumlah pasukan yang dipimpin oleh Umar bin Sa”ad bin Abi Waqqash; Umar bin Sa’ad memimpin pasukan ini atas perintah Ubaidullah bin Ziyad bin Abihi (Gubernur Kufah), dan Ubaidullah bin Ziyad melaksanakan perintah Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan.

– Apa alasan mereka membantai cucu Rasulullah saw? Apakah al-Husain telah melakukan suatu perbuatan dosa sehingga patut dibunuh dan dibantai beramai-ramai? Apakah al-Husain telah keluar dari agama Islam sehingga harus dibunuh dan dipenggal kepalanya?

Tidak! al-Husain adalah pribadi mulia yang merupakan salah seorang Ahlulbait Nabi saw yang disucikan Allah SWT dari pelbagai dosa.

Allah SWT berfirman:


“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kalian Ahlulbait, dan menyucikan kalian sesuci-sucinya.” [al-Ahzab:33]

Sungguh mereka yang membunuh al-Husain beserta putra, keluarga dan sahabatnya, adalah orang-orang yang mengingkari pesan Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW bersabda:


“al-Hasan dan al-Husain, keduanya adalah pemimpin pemuda penghuni surga.”
[Riwayat al-Bukhari & at-Tirmidzi]

Rasulullah SAW bersabda:


“Husain dariku dan aku dari Husain, Allah SWT mencintai siapa yang mencintai Husain.”
[Riwayat at-Tirmidzi]

Baca: “Mengapa Asyura’ Dan Tragedi Karbala Hanya Sekali Terjadi?

 

Written by
No comments

LEAVE A COMMENT