Ayatullah Sayyid Ali Khamenei bertemu dengan peserta dalam konferensi persatuan Islam internasional ke-30 di Teheran, duta besar dari negara-negara Islam dan orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat, (17/12). Dalam pertemuan tersebut, beliau mengatakan, “Hari ini, ada dua macam tekad yang saling bertentangan dalam konflik di kawasan, yaitu, tekad persatuan, dan tekad untuk perpecahan. Ayatullah Khamenei menambahkan bahwa di bawah kondisi sensitif demikian, maka ketergantungan pada Al-Quran dan ajaran suci Nabi Muhammad SAW sebagai cara terbaik untuk menempa persatuan di antara umat Islam, mampu mengakhiri penderitaan dunia Islam.
Sayid Ali Khamenei mengucapkan selamat kepada peserta peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Imam Ja’far Shadiq a.s, seraya mencatat, “Makhluk suci Nabi Islam SAW adalah begitu penting sehingga Allah SWT menempatkan seluruh umat manusia untuk taat kepadanya karena sebagai karunia tersendiri.
Sambil mengutip keterangan Quran dari Nabi Muhammad SAW sebagai “karunia bagi seluruh umat manusia,” Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa ajaran Nabi Muhammad membuka jalan bagi keselamatan seluruh umat manusia. Dia menambahkan, “Musuh-musuh kemanusiaan demi uang dan kekuasaan berusaha menentang ajaran-ajaran penuh kebahagiaan dan untuk alasan ini. Allah telah memerintahkan Nabi untuk menghalau mereka dan kompromi dengan orang-orang kafir dan munafik dan terlibat dalam jihad dengan mereka dan keras terhadap mereka.”
Sayyid Ali Khamenei menambahkan, “Tentu saja, tergantung pada kondisi yang ada, jihad melawan musuh-musuh Islam dan umat manusia terkadang dengan militer, politik dan pada waktu lain boleh jadi dengan budaya atau bahkan sains dan bangsa-bangsa Muslim, terutama pengkhutbah agama dan pemuda, harus mempelajari dan mengetahui ajaran Nabi terakhir SAW agar dapat memanfaatkan khazanah penting ini.”
Imam Khamenei kemudian menekankan adanya peningkatan upaya arogansi dunia dan kekuatan kolonialis untuk menabur perpecahan dan melemahkan kekuatan umat Islam. Dia mengatakan, “Hari ini, dunia Islam menderita dengan banyak kesengsaraan dan luka. Solusinya tidak lain hanyalah persatuan, sinergi, kerjasama dan mengatasi perbedaan agama dan intelektual di bawah naungan banyak kesamaan Islam.”
Ayatullah Khamenei melanjutkan untuk dicatat bahwa jika negara-negara dan pemerintahan Islam bersatu, Amerika dan Zionis tidak akan bisa memaksakan tuntutan mereka terhadap Muslim dan konspirasi untuk melupakan masalah Palestina akan gagal.
Imam Khamenei mengatakan serangan dan pembantaian Muslim dari Myanmar di Asia Timur ke Nigeria di Afrika Barat serta konfrontasi antara Muslim di wilayah Asia Barat yang sangat penting adalah hasil konspirasi memecah belah kekuatan arogan. Beliau menambahkan, “Di bawah kondisi tersebut, ‘Syiah ala Inggris’ dan ‘Sunni ala Amerika’ Sunni sibuk memicu kerusuhan dan menciptakan perselisihan seperti dua bilah gunting.”
Seraya membuka kedok tekad setan yang berusaha memecah-belah dan tekad kuat yang bertujuan untuk mempromosikan persatuan, Ayatullah Khamenei mengatakan, “Kebijakan kuna Inggris, yang didasarkan pada ‘divide et impera’, saat ini dijadikan agenda serius musuh-musuh Islam.”
Ayatullah Khamenei menyebutkan kebijakan dan tindakan yang diambil oleh para pejabat Inggris selama dua abad terakhir sebagai sumber kejahatan dan penderitaan bagi negara-negara di kawasan. Beliau juga menunjukkan, “Selama beberapa hari terakhir, pejabat Inggris telah cukup berani menyebut Iran sebagai ancaman bagi wilayah tersebut, tapi semua orang tahu yang sebaliknya dari tuduhan itu bahwa Inggris-lah yang selalu menjadi sumber ancaman, korupsi, risiko dan penderitaan.”
Ayatullah Khamenei menyebutkan naiknya gerakan anti-Islam dari kekuatan arogan setelah kemenangan Revolusi Islam di Iran sebagai tanda ketakutan mereka terhadap pembentukan dan kelanjutan pembentukan Islam yang kuat, yang dapat menjadi pelopor dan model. Beliau menambahkan, “Para musuh, bahkan ketika mereka mengklaim bersikap lembut, di baliknya itu ada sifat alamiah yang liar dan kejam. Bangsa-bangsa harus siap untuk bertemu dengan musuh-musuh keji, tak beragama, dan tidak adil.”
Ayatullah Khamenei menggambarkan “kesatuan” sebagai bidang yang paling penting dari kesiapan yang dibutuhkan oleh dunia Islam dan menambahkan, “Semua mazhab Islam, baik Syiah dan Sunni, harus menghindari menabur perselisihan dan mengambil nilai-nilai berharga dari Nabi, Al-Qur’an dan Ka’bah sebagai sumbu persatuan dan solidaritas.”
Imam Khamenei kemudian menyebut agar bangsa-bangsa dan pemerintahan lebih waspada dalam menghadapi penyesatan oleh kekuatan hegemonik dan menambahkan, “Mengapa beberapa negara, yang tampaknya Islam, menerima yang musuh katakan tentang ancaman internal dan permusuhan di dunia Islam dan jelas mengikuti kebijakan mereka?”
Menutup sambutannya, Imam Khamenei menekankan “ketabahan dalam menghadapi musuh,” dan “tak henti-hentinya mempertahankan hak dan kebenaran,” tidak diragukan lagi membawa martabat dan kebahagiaan bagi umat Islam baik di dunia ini dan akhirat.
Sambutan Imam Ali Khamenei pada Konferensi Persatuan Islam ke-30 di Teheran 17-19 Desember 2016