Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Berbagai Keutamaan yang Hanya Dimiliki Imam Ali a.s.

Lahir di dalam Ka’bah

Diperintahkan kepada Maryam (ibunda Nabi Isa a.s.), untuk keluar dari wilayah Haram (Baitul-Maqdis), sedang Fathimah binti Asad (ibunda Imam Ali as) diperintahkan untuk segera masuk ke dalam Ka’bah. Imam Ali a.s. terlahir di dalam Ka’bah pada 13 Rajab 30 tahun setelah Tahun Gajah (yakni 10 tahun sebelum Hijrah).

Suatu hari, Abbas bin Abdul Muththalib dan Yazid bin Qa’hab dan sekelompok Bani Hasyim serta yang lainnya, duduk-duduk di depan Ka’bah dan mereka menyaksikan Fathimah binti Asad memasuki Masjidil-Haram. Sebelumnya dia berdiri di sisi Ka’bah, sedang kehamilannya ketika itu sudah sembilan bulan. Dia berkata: “Ya Tuhanku, dengan kebenaran Rumah ini dan yang membangunnya (Ibrahim a.s. dan Ismail a.s.), mudahkanlah kelahiran anakku. Di dalam perutku, anak ini selalu berbincang-bincang denganku dan sangat menghiburku. Saya yakin bahwa dia adalah salah satu tanda keagungan dan kebesaran-Mu.”

Tiba-tiba, dinding Ka’bah terbuka dan Fathimah binti Asad masuk ke dalamnya. Selanjutnya, dinding itu tertutup kembali. Orang-orang (di sekitar tempat tersebut) berusaha untuk membuka pintu Ka’bah, akan tetapi mereka tidak mampu. Pada akhirnya, mereka menyadari bahwa kejadian ini adalah salah satu tanda kebesaran dari Allah Swt. 

Fathimah binti Assad selama tiga hari berada di dalam Ka’bah. Hari keempat dinding Ka’bah terbuka sama seperti kejadian semula. Fathimah binti Asad menggendong bayinya keluar dari Ka’bah dan berkata: “Wahai umat, adalah hak Allah aku terpilih di antara para wanita sebelum aku dan memberikan kepadaku keutamaan (sebuah keutamaan dikarenakan telah mengandung dan melahirkan di dalam Ka’bah serta menjadi ibu bagi Ali). Aku selama tiga hari ini berada di dalam Ka’bah dan menikmati buah-buahan dan makanan-makanan surga.”

Baca: 30 Petuah Imam Ali bin Abi Thalib a.s. Mengenai Adab

Fathimah binti Asad melanjutkan: “Ketika aku keluar dari Ka’bah sambil mengendong bayiku, aku mendengar sebuah suara, ‘Wahai Fathimah, Aku adalah Tuhannya putramu. Aku memberi nama putramu dengan Ali dan Aku adalah Penciptanya. Namanya adalah nama suci yang berasal dari nama-Ku. Aku anugerahkan kehendak, kemuliaan, ketinggian, dan keadilan kepadanya. Putramu datang ke dunia berasal dari rumahnya (Ka’bah) yang mulia. Aku mendidiknya dengan adab-adab kebanggaannya dan memberinya ilmu-ilmu gaib. Dia adalah orang pertama yang akan menyerukan azan di atas Ka’bah. Dia pulalah yang paling awal menghancurkan patung-patung di dalam maupun di luar Ka’bah dan akan menjatuhkannya dari atas Ka’bah. Dia adalah orang yang akan mengagungkan-Ku, membesarkan-Ku dan mengesakan-Ku. Dia adalah imam dan pemimpin serta washi setelah kekasih dan Rasul-Ku Muhammad Saw. Maka berbahagialah orang yang mencintainya dan dia akan menolongnya. Orang yang tidak menaati perintahnya dan mengingkari haknya tidak akan diberi pertolongan olehnya.’”

Sederajat dengan Putri Rasulullah Saw 

Rasululullah Saw bersabda: “Jika tidak ada Ali, maka tak akan ditemukan suami yang sederajat untuk Fathimah a.s. di antara seluruh anak Adam a.s.” (Firdausul Akhbar, jil.3, hal. 373)

Nutfah Zahra a.s. terbentuk dari makanan-makanan surga dan di waktu kelahirannya para wanita surga hadir di sisi tempat tidur Khadijah. Fathimah Zahra a.s. adalah kekasih Allah, bagian dari jiwa Rasulullah Saw. Dia suci, dan salah satu perwujudan (misdaq) dari Ayat Tathhir (ayat penyucian). (Dalailul Imamah, hal. 104)

Saudara Nabi Saw

Nabi Saw bersabda: “Wahai Ali! Engkau adalah saudaraku di dunia dan akhirat.” (Mustadrak Shahihain, jil. 3, hal. 14)

Imam Ali dianggap sebagai personifikasi diri Nabi Saw. Tidak satu pun dari para sahabat yang memiliki julukan saudara Rasulullah Saw selain Imam Ali a.s.

Menggantikan Kedudukan Nabi Saw

Dalam berbagai kesempatan, Nabi Saw menetapkan Imam Ali a.s. sebagai wakil pengganti beliau di antaranya: 

Ketika Nabi Saw hijrah dari Mekkah menuju Madinah, beliau bersabda: “Ali akan menempati kedudukanku, diberikan kepadanya amanat umat dan membacakan risalah kepada beberapa individu. Dia juga yang akan membawa serta empat orang Fathimah yang masih berada di Mekkah dan akan pergi bersamanya menuju Madinah.” (Sire-e Halabiyeh, jil. 2, hal. 35)

Jibril berkata kepada Nabi Saw: “Surah al-Bara’ah adalah untuk dirimu atau seseorang yang menempati kedudukanmu (Ali a.s.) yang harus dibacakan kepada kaum musyrik.” (Musnad Ahmad, juz. 1, hal. 151; Fadhail ash-Shahabah, juz. 2, hal. 562; Tafsir Thabari, juz. 10, hal. 64; Dzakhairul ‘Uqba, hal. 69)

Nabi Saw dalam perang Tabuk, memilih Imam Ali menggantikan kedudukannya di Madinah dan bersabda: “Engkau di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa.” 

Baca: Ketika Imam Ali a.s. Menjawab Semua Pertanyaan Pendeta Yahudi

Pada waktu menjelang wafatnya, Nabi saw berwasiat bahwa Ali as akan melunasi hutang-hutang Nabi kepada masyarakat, dan sebagai wali dalam kepengurusan pengafanan, penguburan, dan segala perlengkapan kepengurusan jenazah Nabi Saw Itu sudah cukup sebagai kebanggaan dan kemuliaan baginya. (Rabi’ul Abrar, jil. 5, hal. 197; Thabaqatul Kubra, jil. 2, hal. 278)

*Disadur dari buku Kecuali Ali – Abbas Rais Kermani

No comments

LEAVE A COMMENT