Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Cara Menghadirkan Qalbu dalam Salat

Wahai saudaraku yang mulia! Jika kamu telah mengetahui keutamaan dan keistimewaan menghadirkan qalbu serta pelbagai kerugian besar akibat mengabaikannya secara naqli dan aqli, maka pengetahuanmu itu menyempurnakan hujjah Allah padamu (untuk segera menghadirkan qalbu dalam ibadahmu). Singsingkan lengan bajumu dan segeralah berupaya untuk merealisasikannya dengan mengamalkan pengetahuanmu agar kamu mendapatkan keuntungan dari apa yang telah diketahui tersebut.

Renungkanlah sejenak, diterimanya segenap amalmu bergantung pada diterimanya salatmu, sebagaimana diungkapkan oleh hadis-hadis Ahlulbait a.s., sumber wahyu Ilahi yang ilmu dan ucapan mereka tercurah dari wahyu dan kasyf (penyingkapan batin) Baginda Nabi saw. Jadi, bila salatmu tidak diterima, maka segenap amalmu akan diabaikan sama sekali. Dan penerimaan salatmu bergantung pada kehadiran qalbumu, sehingga bilamana qalbumu tidak hadir dalam salat, maka gugurlah salat itu.

Salat seperti itu tidak akan diterima dan tidak layak dibawa ke mahdhar Ilahi. Dengan demikian, kunci gudang semua amal dan pintu menuju semua kebahagiaan terletak pada kehadiran qalbumu saat melaksanakan salat. Dengan kehadiran qalbu itulah kamu bisa membuka pintu semua kebahagiaan dan tanpanya gugurlah seluruh ibadahmu.

Kini, merenunglah sejenak. Lihatlah dengan pandangan dengan hati nuranimu sendiri, betapa  penting dan agungnya masalah ini. Lakukanlah perkara ini dengan penuh kesungguhan, lantaran kunci kebahagiaan dan pintu-pintu surga serta kunci kemalangan dan pintu-pintu neraka sepenuhnya berada dalam genggamanmu di dunia ini. Kamu sendirilah yang bisa membuka pintu-pintu surga dan kebahagiaan, sebagaimana kamu juga yang bisa melakukan hal sebaliknya.

Baca: Keharusan Memperhatikan Salat dan Merasakan Kehadiran Allah

Nasibmu sepenuhnya berada di tanganmu sendiri. Allah telah memberikan hujjah-Nya yang kuat kepadamu. Dia telah menunjukimu jalan yang benar dan yang salah. Dia telah mengaruniaimu segenap taufik (kemampuan untuk bertindak), baik secara lahiriah maupun batiniah. Segala sesuatunya telah disempurnakan oleh Allah dan para utusan-Nya. Kini, hanya tugas dan giliran kita untuk melangkah di jalan yang telah ditunjukkan oleh para pemberi petunjuk. Mereka telah melaksanakan semua tugas dengan sangat baik, tidak kurang dan tidak menyisakan ruang untuk kita  mencari alasan.

Bangunlah dari tidurmu dan bersegeralah untuk menempuh jalan kebahagiaan. Manfaatkanlah usia dan kekuatanmu. Apabila umur sudah beranjak tua, maka sumber kekuatan dan energimu juga akan hilang untuk selama-lamanya. Apabila kini kamu masih muda belia. maka janganlah kamu menunda-nunda pekerjaan ini sampai lanjut usia. Karena, di saat tua, kamu akan menemukan berbagai kesulitan yang hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang sudah tua dan tak akan bisa kau pahami. Sungguh, pembenahan diri di saat tua dan lemah adalah perkara yang teramat sukar.

Apabila kamu adalah orang yang sudah lanjut usia, maka jangan biarkan usia itu berlalu dengan sia-sia. Selagi masih berada di dunia ini, kamu masih berpeluang  untuk meniti jalan kebahagiaan lantaran pintu ini belum lagi tertutup buatmu. Kalau pintu itu sudah tertutup dan jalan sudah buntu, semoga Allah menjaga kita, kendali semua masalah sudah di luar jangkauanmu. Saat itu kau hanya akan dapat menyesal, merintih sedih dan gigit jari atas segala peluang yang telah berlalu darimu.

Apabila kamu meyakini kata-kata para utusan Allah di atas, sudah bersiap untuk mencari kebahagiaan dan mengembara ke jalan akhirat dan mengetahui pentingnya kehadiran qalbu yang merupakan kunci khazanah kebahagiaan, maka cara untuk memperolehnya pertama-tama ialah dengan menghilangkan segala rintangan dan penghalang kehadiran qalbu itu sendiri. Hendaknya kamu menyingkirkan setiap duri yang mungkin akan mengganggu perjalanan sulukmu. Setelah semua rintangan sudah kamu buang, barulah kamu patut untuk mencari kehadiran qalbu.

Ada pun rintangan kehadiran qalbu dalam seluruh ibadah adalah bercabang-cabangnya pikiran dan  banyaknya input yang mengisi qalbu. Hal ini mungkin terjadi akibat faktor-faktor eksternal dan indrawi. Misalnya, di saat beribadah telinga mendengar sesuatu yang membuat hati terbawa hingga  menyebabkan timbulnya khayalan dan lintasan dalam batin. Pada saat itulah daya fantasi akan menjadi liar dan terbang dari satu dahan ke dahan yang lain. Atau mungkin pula mata menangkap sesuatu yang menjadi penyebab bercabangnya pikiran dan berkuasanya fantasi. Atau mungkin pula terjadi semua panca indra mempersepsi sesuat yang merangsang fantasi.

Sebagian ulama telah menyebutkan cara melenyapkan semua penyebab itu, misalnya dengan salat  di ruang yang gelap, tempat yang sepi, memejamkan mata, menghindarkan diri dari tempat yang menarik perhatian dan lain sebagainya. Hal ini pernah disebutkan oleh asy-Syahid Syaikh Zainuddin. Antara lain beliau mengatakan: “Dahulu para ahli ibadah biasa beribadah di ruang kecil dan gelap yang luasnya hanya cukup untuk gerakan tubuh saat salat. Tujuannya adalah untuk lebih dapat memusatkan perhatian.”

Memang, cara penyembuhan seperti yang dikemukakan di atas adakalanya bisa mujarab dan  berguna bagi sebagian jenis jiwa. Namun, untuk melakukan penyembuhan total dengan mencerabut akar penyakit-seperti yang kami inginkan melalui buku ini –jelas tidak bisa dilakukan dengan cara-cara yang telah disebutkan di atas. Agaknya sumber utama kebercabangan pikiran yang  menghalangi kehadiran qalbu berasal dari dalam batin manusia melalui dua faktor utama (daya khayal dan cinta dunia). Dari kedua faktor inilah semua masalah lainnya bermula.

Baca: Wasiat Jibril tentang Salat Malam

Namun jelas bahwa cara seperti itu tidak akan bisa mengangkat halangan atau mencerabut akar  permasalahan yang terletak pada intervensi daya khayal. Karenanya, dengan sedikit rangsangan, (dalam situasi di atas) khayalan kita akan kembali aktif bekerja. Bahkan, keberadaan kita di ruangan  kecil yang gelap dalam kesedirian justru akan lebih mengaktifkan khayalan bermain-main dengan faktor-faktor lain (di luar faktor-faktor indrawi seperti yang telah disebutkan di atas). Jadi, jelas  masalahnya harus diselesaikan secara total dengan membenahi daya khayal dan waham seperti dalam ulasan berikut.

  1. Burung khayal, pada dirinya sendiri. Burung khayal ini bersifat liar dan suka terbang dari satu dahan ke dahan lain dan berpindah dari satu ranting ke ranting lain. Hal ini tidak semata-mata terkait dengan cinta dunia atau perhatian pada urusan duniawi yang hina. Keliaran burung khayal itu menimpa semua orang, bahkan juga menimpa sebagian orang yang meninggalkan dunia. Mendapatkan ketenangan pikiran, ketenteraman jiwa dan keterkendalian burung khayal ini merupakan perkara yang sangat penting. Dengan cara itulah diperoleh penyelesaian total dari masalah ini.
  2. Faktor kekacauan pikiran adalah cinta pada dunia dan keterikatan pikiran pada segi-segi duniawi. Inilah induk segala kekeliruan dan penyakit batin. Keterikatan ini adalah rintangan di jalan pesuluk dan sumber segala malapetaka. Selagi qalbu terpaut padanya dan tenggelam  dalammencintainya, maka jalan untuk memperbaiki qalbu akan menemukan kebuntuan dan pintu seluruh kebahagiaannya akan tertutup.

*Dikutip dari buku Hakikat dan Rahasia Salat – karya Imam Khomeini


No comments

LEAVE A COMMENT