Al-Quran banyak bercerita tentang Israel (Bani Israil). Bahkan, kisah tentang Bani Israil mendominasi bagian dari Al-Quran yang memuat catatan sejarah. Di dalam Al-Quran, Bani Israil disebut sebagai kaum terpilih karena banyak sekali nabi dan tokoh sejarah penting lainnya berasal dari kaum ini. Akan tetapi, secara umum, kaum Yahudi dan Bani Israil digambarkan sebagai kelompok yang banyak melakukan perbuatan buruk, yaitu sebagai entitas yang dimurkai oleh Allah. Semua ahli tafsir sepakat bahwa maksud dari frasa “yang dimurkai oleh Allah” yang terdapat pada surah Al-Fatihah adalah orang-orang Yahudi. Jadi, dalam pandangan umat Islam, Yahudi dan Israel adalah entitas yang dimurkai. Citra buruk tersebut semakin menebal karena adanya ayat-ayat lain dalam Al-Quran yang menyebutkan sifat-sifat buruk mereka berikut ini.
1. Beda antara Kata dan Perbuatan
Bani Israil memiliki citra sebagai orang-orang yang tidak memiliki integritas (tidak sesuai antara kata-kata dan perbuatan). Mereka menyuruh orang lain supaya berbuat kebaikan, tapi mereka sendiri tidak melakukan apa yang mereka ucapkan itu. (Baca: Berkatalah Lemah Lembut di Tengah Keluarga)
“Mengapa kalian menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kalian melupakan diri (kewajiban) kalian sendiri, padahal kalian membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kalian berpikir?” (QS. Al Baqarah: 44)
2. Materialis
Bani Israil memiliki citra sebagai orang yang materialis, yaitu orang-orang yang mencintai kehidupan dunia lebih dari bangsa manapun.
“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling tamak kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih tamak lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 96)
3. Ingkar Janji
Citra buruk lainnya yang melekat pada Bani Israil adalah sifat ingkar janji mereka. Jika mereka berjanji, dengan mudahnya mereka mengkhianati perjanjian itu. (Baca: Masalah Palestina dan Janji Allah)
“Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya?“ (QS. Al-Baqarah: 100)
4. Pembunuh Para Nabi
“Katakanlah: ‘Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu benar-benar orang yang beriman?’” (QS. Al Baqarah: 91)
Citra sebagai pembunuh para nabi ini sangatlah negatif. Kaum Muslimin umumnya menggunakan penalaran yang sederhana untuk sampai kepada kesimpulan bahwa Bani Israil adalah orang-orang yang kejam. Kepada para nabi saja mereka sampai berani melakukan pembunuhan, apalagi kepada orang-orang biasa. Padahal, para nabi itu hadir di tengah-tengah mereka dengan menunjukkan sifat-sifat kebaikannya; dan padahal, para nabi itu berasal dari sanak dan kaum kerabat mereka sendiri.
5. Rasis
Bani Israil memiliki citra sebagai kelompok yang rasis. Mereka dicitrakan sebagai orang yang percaya bahwa mereka adalah ras yang unggul di dunia dan akhirat. Hanya karena mereka adalah orang Israil, mereka yakin bahwa merekalah penguasa dunia. Bahkan lebih dari itu, mereka juga percaya bahwa dengan keyahudian dan keisrailan mereka, nasib mereka di akhirat sudah terjamin sebagai penghuni surga. (Baca: Unsur “Pro Keadilan dan Kontra Kezaliman” VS Nasionalisme Barat)
“Katakanlah: ‘Jika kalian (menganggap bahwa) rumah akhirat (surga) itu khusus untuk kalian di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka mohon segerakanlah kematian (kalian), jika kalian memang benar. Dan sekali-kali mereka tidak akan menginginkan kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang yang zalim.’” (QS. Al Baqarah: 94-95)
6. Iri dan Dengki
Di satu sisi, Bani Israil sangat bangga dan yakin dengan keunggulan ras mereka. Akan tetapi, di sisi lain, fakta menunjukkan bahwa sangat banyak umat lain yang dalam beberapa hal menunjukkan keunggulan dibandingkan kaum Yahudi. Adanya kesenjangan antara keyakinan dan fakta tersebut melahirkan sifat buruk lainnya yaitu iri dan dengki. Inilah citra buruk lain yang melekat pada Bani Israil.
“Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepada kalian dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al Baqarah: 105)
Cara Al-Quran memberikan gambaran negatif terkait dengan kaum Yahudi (Israel) dengan menunjukkan sifat-sifat buruk tersebut menunjukkan bahwa yang dibenci oleh Al-Quran dari Bani Israil bukanlah keyahudian atau keisrailan mereka, melainkan adanya sifat-sifat buruk yang sudah mereka tunjukkan, dan yang tetap mereka pertahankan hingga sekarang. (Baca: Pakaianmu adalah Dirimu, Waspadalah!)
Pandangan inilah yang harus disebarkan di tengah-tengah masayarakat. Sebagian kaum Muslimin di Indonesia ada yang hanya berfokus kepada ayat-ayat rahmah yang ada di dalam Al-Quran, sehingga ayat-ayat itulah pula yang dipakai saat mencoba bersikap terhadap Israel. Tentu saja, penyampaian pemikiran-pemikiran ini juga harus menggunakan cara-cara yang baik, yaitu dengan bijak (hikmah) dan nasihat yang baik (maw’idhah hasanah). Bahkan, seandainyapun harus berdebat, berdebatlah dengan cara yang santun.[OS]
(Dikutip dari rubrik Tafsir, Buletin Al-Wilayah edisi 24, Agustus 2018, Dzulqadah 1439H)
Baca: “Ciri Khas Syiah yang Sesungguhnya (1)“