Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Cara Setan Menggoda Manusia dari Jalan Allah

Allah Swt berfirman di dalam kitab-Nya yang mulia:

“Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana dia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. al-A’raf: 27)

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Yusuf: 5)

Di dalam sebuah riwayat Rasulullah Saw mengisahkan pertemuan Nabi Musa bin Imran dengan iblis. Musa bertanya kepada iblis tentang dosa yang dapat menjadikan iblis memiliki kendali atas manusia. Iblis menjawab bahwa dosa tersebut adalah merasa kagum pada diri sendiri, menganggap dirinya berilmu, dan meremehkan dosa-dosa kecil. (Mustadrak Safinah al-Bihar, 1/16)

Iblis telah bersumpah untuk menyesatkan seluruh manusia, kecuali hamba-hamba Allah yang ikhlas. Mereka yang sungguh-sungguh menyembah Allah akan mendapat perlindungan khusus sehingga setan tidak bisa mempengaruhi mereka. Al-Qur’an sering kali mengingatkan manusia tentang setan sebagai musuh dan perannya dalam menyesatkan manusia. Setan memiliki berbagai cara untuk menyesatkan manusia, sesuai dengan kelemahan individu, seperti godaan harta, wanita, ghibah, dan fitnah.

Baca: Mengapa Tuhan Menciptakan Setan?

Imam Jakfar ash-Shadiq as. dalam kitab Bihar al-Anwar menjelaskan bahwa iblis telah menyatakan adanya lima kelompok manusia yang kebal terhadap pengaruhnya, sementara seluruh manusia lainnya berada dalam cengkeramannya. Kelima kelompok tersebut adalah:

  1. Orang yang memiliki tulusnya niat dan senantiasa tawakal kepada Allah Swt dalam semua urusan mereka. Mereka berpegang kuat pada Allah dalam semua tindakan dan keputusan mereka.
  2. Orang yang aktif berzikir kepada Allah baik di malam maupun siang hari. Mereka senantiasa mengingat Allah dan menguatkan ikatan spiritual dengan-Nya.
  3. Orang yang rela berbuat baik kepada saudaranya yang mukmin dengan sebaik-baiknya, sebagaimana mereka akan berbuat untuk diri sendiri. Mereka memiliki sikap penuh kasih sayang dan peduli terhadap sesama mukmin.
  4. Orang yang tidak pernah putus asa dalam menghadapi musibah dan cobaan yang datang dalam hidup mereka. Mereka tetap tegar dan bersabar, tidak merunduk meski diuji berat.
  5. Orang yang merasa ridha dengan bagian yang Allah berikan kepada mereka dan tidak terlalu khawatir tentang rezeki mereka. Mereka memiliki kepercayaan bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi mereka.

Setan menjalankan upayanya untuk menyesatkan manusia dengan menjadikan godaan duniawi seperti uang dan wanita tampak menarik. Orang yang mengikuti setan dan berbuat maksiat akan berakhir dalam neraka Jahanam. Allah menciptakan setan untuk menguji manusia, memisahkan yang beriman dengan yang ragu-ragu tentang akhirat. Orang yang kuat dalam keimanan tidak akan terpengaruh oleh setan. Namun, yang kehilangan keimanan akan terjerumus dalam perangkap setan dan meninggalkan agama mereka.

Setan memiliki kekuasaan atas manusia karena mereka sering lupa untuk mengingat Allah Swt. Al-Qur’an menegaskan bahwa mereka yang berpaling dari mengingat Tuhan Yang Maha Pemurah akan mendapatkan setan sebagai teman yang selalu menyertainya.

“Barang siapa yang berpaling dari mengingat Tuhan yang Maha Pemurah, kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (QS. az-Zukhruf: 36)

Jika seseorang melupakan Allah dan meninggalkan-Nya, maka setan akan lebih mudah menyesatkannya. Setan akan menjadi sahabatnya yang membawanya ke arah yang salah, akhirnya membawa mereka ke dalam neraka Jahanam.

Setan memiliki empat metode untuk menyesatkan manusia, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an. Pertama, setan akan mencoba menghalangi mereka dari jalan yang benar. Kedua, dia akan mendatangi mereka dari segala arah, yaitu dari muka, belakang, kanan, dan kiri. Ketiga, setan akan mencoba membuat manusia lupa akan hari akhirat dan fokus pada dunia. Keempat, setan akan mencoba mempengaruhi manusia dengan baik dan buruk, membuatnya tergoda oleh godaan dunia dan menghindari kebaikan.

Dengan demikian, setan menggunakan berbagai metode untuk mempengaruhi manusia dan menjauhkannya dari jalan yang benar. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk selalu mengingat Allah dan menjaga iman serta ketaatan mereka untuk tidak terjerumus dalam tipu daya setan.

Baca: Iblis dan Setan

Setan memegang kekuasaan atas manusia ketika mereka melupakan Allah Swt dan menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya. Setan menjadi teman yang selalu menyertai orang-orang yang berpaling dari mengingat Tuhan, yang sombong, dan lalai dari ketaatan kepada Allah. Ini memberikan kesempatan bagi setan untuk merusak amal kebajikan orang tersebut dan mendorong mereka untuk bergaul dengan orang-orang yang mengikuti hawa nafsu serta meremehkan dosa-dosa mereka.

Setan memiliki berbagai cara dan perangkat untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Rasulullah saw dan Ahlulbait telah memperingatkan kita untuk menjauhi jebakan-jebakan setan sehingga kita tidak menjadi mangsa neraka jahanam yang akan menghanguskan manusia dan bebatuan. Manusia dapat menjauhkan setan dari kehidupannya dengan berpegang teguh pada ajaran Kitab Allah dan sunah para wali-Nya. Sedekah, kata-kata yang baik, perbuatan baik kepada sesama, dan amal saleh lainnya akan memutuskan pengaruh setan. Dengan mengikuti nasihat-nasihat yang benar dan menjauhi sifat-sifat tercela, manusia dapat terhindar dari bahaya setan.

Kita harus selalu berpegang pada ajaran yang benar sesuai dengan Al-Qur’an, ajaran Rasulullah Saw, dan para Imam Suci. Jika kita melanggar ajaran-ajaran ini, kita dapat menjadi sekutu setan dan menghadapi kerugian yang nyata. Oleh karena itu, penting untuk menjauhi sifat-sifat tercela dan mengikuti jalan yang benar menuju keberhasilan akhirat.

*Disarikan dari buku karya Ayatullah Husain Mazhahiri – Meruntuhkan Hawa nafsu Membangun Rohani

No comments

LEAVE A COMMENT