Oleh: Dr. Muhsin Labib, MA
Ekstremisme adalah efek niscaya kebodohan dan rendahnya kesadaran intelektual. Karenanya, ia selalu ada kapan dan di manapun. Sebagaimana kegelapan, ia menjadi bagian integral dari realitas. Rumah sempurna adalah yang salah satu bagiannya adalah toilet. Itulah ekstremisme. Yang tragis, bila toilet menjadi bagian yang lebih besar dari ruang tamu dan kamar tidur.
Ekstremisme dalam Sunni diwakili oleh wahabisme. Ekstremisme Syiah diwakili oleh Syirazisme, yang bersumber dari ide-ide keagamaan politik seorang marja’ bernama Sayyid Muhammad Syirazi Husaini putera Sayyid Mahdi Syirazi, seorang marja’ di Irak dan cucu buyut pemimpin Revolusi Tembakau Iran, Mirza Syirazi.
Syirazisme adalah haluan keagamaan dan politik yang secara intensif menentang Khomeinisme, yaitu pandangan-pandangan Imam Khomeini yang sejak Revolusi 1979 menjadi arus utama dalam masyarakat Muslim Syiah Itsna Asyariyah modern.
Baca: Rasionalisme Mazhab Syiah
Kepemimpinan Muhammad Syirazi yang wafat pada 2001 (dimakamkan di kawasan pusara Sayyidah Ma’shumah di Qom) dilanjutkan oleh saudaranya, Shadiq Syirazi yang menjadikan Karbala sebagai pusat aktivitas dan gerakannya.
Syirazisme makin gencar melakukan ekspansi dengan menyebarkan beberapa tokoh muda Syiah ekstrem ke Eropa, Amerika dan Australia juga Asia dan Afrika membincang secara vulgar sikap dan tindakan para sahabat yang terlibat dalam polemik otoritas pasca wafat Nabi SAW.
Syirazisme kian aktif menjadi penghambat program rekonsiliasi Sunni – Syiah yang digalang oleh Imam Khamenei dan didukung mayoritas Syiah di seluruh dunia. Banyak pihak menuduhnya sebagai kelompok bayaran. Salah seorang ulama muda terkemuka Iran, Syeikh Muhsin Araki, menuduh Shirazisme “menerima dana dari Inggris dan Arab Saudi”.
Ketika Ali Khamenei pemimpin Syiah moderat mengeluarkan hukum (fatwa) haram melukai tubuh (tathbir) dalam Asyura, mereka malah mendemonstrasikannya. Mereka merespon fatwa Ali Khamenei tentang haram menghina simbol-simbol mulia Sunni dengan mengecam dan mencacinya.
Santer diberitakan bahwa Syirazi melancarkan kampanye anti pemerintah Iran karena menolak penerapan Wilayatul Faqih dan berupaya mendelegitimasi Imam Khamenei, termasuk membangun Husainiyah al-Askari pada Jumat terakhir bulan Ramadhan demi menghambat mobilisasi umat pada hari internasional Quds yang dicetuskan Imam Khomeini dan dilanjutkan oleh Imam Khamenei.
Terlepas dari faktual atau fiktifnya info-info historis yang diungkit, orang-orang seperti Yasir Habib tahu benar betapa mudah mengkapitalisasi sentimen masa lalu dan menjadikan dirinya sebagai salah satu ikon kehebohan di dunia saat ini. Puncak dari ke-joker-annya adalah mengangkat isu historis paling sensitif yang telah ditutup oleh para pemuka Syiah, terutama Grand Ayatullah Imam Khamenei dan Grand Ayatullah Sayyid Sistani ke layar lebar dengan biaya sangat besar dengan judul Lady of Heaven.
Tentu Yasir terlihat mempesona. Ia pandai dan super cerdas di mata orang-orang yang menjadikan penguasaan daur ulang narasi sejarah dan riwayat (tentang kasus konflik yang “dibekukan” oleh mayoritas ulama dan umat Syiah) yang tersebar dalam banyak literatur utama dalam khazanah umat Islam Sunni dan Syiah.
Disinyalir Yasir dan gerombolannya diorder memprovokasi umat Sunni dan Syiah yang tersandera oleh narasi kebencian demi menkonfirmasi tuduhan bahwa Syiah mencaci para sahabat Nabi. Gerombolan “Syiah yang sesat” ini sedang sibuk menyelesaikan proyek besar, yaitu menceraikan komunitas Syiah dari rasionalitas dan spirit perlawanan terhadap sentra hegemoni alias pembusukan internal guna menyiapkan justifikasi diskriminasi multidimensi. Program ini dikebut secara simultan dengan propaganda ekstensif penyesatan dan pengkafiran Syiah dengan tujuan tunggal membuang Iran dari dunia Islam dan Syiah dari umat Muslim di bawah rezim-rezim Teluk dan Arab lainnya yang ikut merestui secara diplomatik pencaplokan Palestina.
Banyak pihak mengemukakan bukti-bukti otentik tentang keterlibatan pihak ketiga yang berujung pada rezim perampas Palestina di balik atraksi sekumpulan para pengungkit kisah-kisah super sensitif yang dapat menimbulkan ketegangan sektarian Sunni – Syiah ini. Tujuannya jelas, mengalihkan fokus umat Islam dari isu bersama mereka, Palestina dan menjadikan Iran sebagai musuh bersama sebagai bagian dari skenario pembentukan koalisi militer rezim-rezim Arab pro rezim okupasi di bawah AS yang sedang digalang oleh Joe Biden.
Baca: Persatuan Sunni Syiah, Kunci Kemenangan Umat Islam
Selain memprovokasi umat Sunni, Yasir Habib berupaya mempengaruhi sebagian Syiah yang tersandera oleh narasi kebencian karena mengira standar kebersyiahan hanyalah mengulang-ulang info-info konflik pada masa-masa pasca wafat Nabi seolah itulah ekspresi tunggal dan sah kecintaan kepada Ahlulbait.
Akhir kata, eksremisme Syiah adalah adik ekstremisme Sunni (wahabisme) karena sama-sama diciptakan oleh Inggris kolonial. Waspadalah!